Jakarta: Memasuki musim hujan, DKI Jakarta memiliki 10 titik rawan longsor. Sebanyak 10 titik itu berada di kawasan Jatipadang, Pesanggrahan, saluran penghubung (PHB) Pulo, PHB Sarua, dan RPTRA Jagakarsa. Sementara empat titik terdapat di Bintaro Utara.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan empat titik di kawasan Bintaro Utara berbatasan dengan wilayah Tangerang Selatan. Ia menyampaikan, berdasarkan kewenangan kawasan, empat titik di Bintaro Utara masuk dalam wilayah Tangsel.
"Memang sebenarnya bukan DKI, cuma tanggung jawab kita saja karena airnya masuk ke hilir PHB Swadarma. Itu ada di Jakarta Selatan," kata Teguh di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Desember 2017.
Teguh mengatakan seluruh tanggul sudah selesai ditangani. Ia menjelaskan 10 titik tersebut memiliki kontur tanah yang cepat longsor dan berada di atas permukiman warga. "Secara kontur mereka di bawah, kemudian ada penyempitan (saluran). Belum lagi pembangunan-pembangunan yang menggunakan air bawah tanah (secara berlebihan)" ujarnya.
Baca: Permukaan Tanah di Depan Menara Saidah Longsor
Sementara itu, di Jatipadang, Jakarta Selatan, longsor mungkin saja terjadi. Sebab, jarak antara kali dengan rumah hanya satu meter.
"Tanah di sana merah, kalau longsor menimpa rumah di situ. Karena terjadi penyempitan, jarak antara rumah dan kali cuma semeter. Dan mereka mendirikan bangunan permanen," kata dia.
Jakarta: Memasuki musim hujan, DKI Jakarta memiliki 10 titik rawan longsor. Sebanyak 10 titik itu berada di kawasan Jatipadang, Pesanggrahan, saluran penghubung (PHB) Pulo, PHB Sarua, dan RPTRA Jagakarsa. Sementara empat titik terdapat di Bintaro Utara.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan empat titik di kawasan Bintaro Utara berbatasan dengan wilayah Tangerang Selatan. Ia menyampaikan, berdasarkan kewenangan kawasan, empat titik di Bintaro Utara masuk dalam wilayah Tangsel.
"Memang sebenarnya bukan DKI, cuma tanggung jawab kita saja karena airnya masuk ke hilir PHB Swadarma. Itu ada di Jakarta Selatan," kata Teguh di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Desember 2017.
Teguh mengatakan seluruh tanggul sudah selesai ditangani. Ia menjelaskan 10 titik tersebut memiliki kontur tanah yang cepat longsor dan berada di atas permukiman warga. "Secara kontur mereka di bawah, kemudian ada penyempitan (saluran). Belum lagi pembangunan-pembangunan yang menggunakan air bawah tanah (secara berlebihan)" ujarnya.
Baca: Permukaan Tanah di Depan Menara Saidah Longsor
Sementara itu, di Jatipadang, Jakarta Selatan, longsor mungkin saja terjadi. Sebab, jarak antara kali dengan rumah hanya satu meter.
"Tanah di sana merah, kalau longsor menimpa rumah di situ. Karena terjadi penyempitan, jarak antara rumah dan kali cuma semeter. Dan mereka mendirikan bangunan permanen," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)