Jakarta: Gagasan calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil yang ingin merealisasikan transportasi air di Jakarta dinilai masih realistis. Sebab, pengembangan angkutan sungai sudah ada dalam Pola Transportasi Makro Jakarta.
Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi Darmaningtyas mengatakan, gagasan untuk membangun transportasi air itu sudah memiliki pijakan pada masa Gubernur Sutiyoso.
"Memang dibutuhkan investasi besar untuk membenahi Sungai di Jakarta. Tapi itu lebih baik, sekaligus menjadi peluang untuk membenahi sungai-sungai di Jakarta agar terpelihara dengan baik," kata Darmaningtyas.
Menurut dia, syarat untuk mewujudkan transportasi air adalah debit sungai harus memadai, sehingga perahu bisa jalan dan stabil. Ini butuh pengelolaan Sungai yang optimal agar pada musim kemarau debit tetap stabil, tapi pada musim penghujan juga tidak meluber sehingga transportasi air tetap berfungsi dengan baik.
"Masalah ini bisa diatasi dengan membersihkan dan mengeruk sungai agar kedalamannya merata, lalu debit air dikendalikan di pintu air agar saat kemarau airs tidak berkurang dan saat penghujan tidak meluber. Kanan kiri sungai dibersihkan, sehingga menjadi lingkungan yang tertata rapi dan menarik. Ini juga dapat membuka lapangan kerja baru," kata Darmaningtyas.
Juru Bicara Ridwal Kamil-Suswono (RIDO), Bernardus Djonoputro mengatakan, bukan hal baru bagi kota-kota dunia, termasuk Jakarta. Hampir semua kota utama dunia, mengelola sungainya, agar lestari serta dapat difungsikan berbagai kegiatan. Termasuk transportasi dan wisata.
"Definisi transportasi bisa penyeberangan, point to point yang menyambungkan halte TransJakarta (transit), atau wisata telusur sungai. Prasyarat utama tentu sungai yang normal. Kita akan prioritaskan dari 13 sungai yang melewati Jakarta, mana yang bisa di lalui. Jakarta sangat potensial," kata dia.
RIDO akan menyiapkan ruang sungai atau room river. Sungai akan dinormalkan sesuai dengan kodrat alaminya (naturalisasi), agar bisa menjadi tempat berbagai kegiatan, ditanami dengan rapi juga dilengkapi pedestrian.
"Beberapa sungai di Jakarta dapat dipakai sebagai waterway, contohnya Kanal banjir timur, ini saluran lebar antara 100-300 meter, tergantung lokasinya, sedangkan lebar bantaran kali masing-masing 18 meter di sisi kiri dan kanan saluran. Kanal ini memiliki karakteristik lurus, panjang dan dalam. Ini potensial untuk Wisata air selain transportasi. Sungai pun akan terpelihara lebih bagus kalau untuk tranportasi," jelas Bernardus.
"Demikian juga Ciliwung tengah, dari selatan sampai Cijantung dan Condet. Banjir Kanal Barat, rute Tanah Abang, Halimun, Manggarai. Berpotensi asri," ujarnya.
Tim teknis RIDO, lanjut Bernadus, juga sudah mengenali beberapa kendala seperti sampah dan debit air yang tidak pasti. "Sedang dibuat kajian mendalam. Saya optimis, sungai, terutama beberapa bagian BKT, dan Sungai Ciliwung Tengah akan dipergunakan baik transportasi maupun wisata," katanya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil percaya bisa mewujudkan itu jika menang dalam Pilkada Jakarta 2024. "Kalau dibilang tidak realistis, tunggu tanggal mainnya," kata Ridwan, Kamis 10 Oktober 2024.
RK menjelaskan, gagasan transportasi sungai sudah ada sejak era kepemimpinan Gubernur Sutiyoso. RK menyebut sudah ada studi ilmiahnya.
Dari studi tersebut, RK menyebut terdapat minimal tiga ruas titik yang dilalui riverway, di antaranya Banjir Kanal Timur (BKT), Banjir Kanal Barat (BKB), dan Ciliwung.
"Studi ilmiah sudah ada minimal di tiga ruas BKT, BKB, dan Ciliwung," ujarnya.
Jakarta: Gagasan calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil yang ingin merealisasikan transportasi air di Jakarta dinilai masih realistis. Sebab, pengembangan angkutan sungai sudah ada dalam Pola Transportasi Makro Jakarta.
Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi Darmaningtyas mengatakan, gagasan untuk membangun transportasi air itu sudah memiliki pijakan pada masa Gubernur Sutiyoso.
"Memang dibutuhkan investasi besar untuk membenahi Sungai di Jakarta. Tapi itu lebih baik, sekaligus menjadi peluang untuk membenahi sungai-sungai di Jakarta agar terpelihara dengan baik," kata Darmaningtyas.
Menurut dia, syarat untuk mewujudkan transportasi air adalah debit sungai harus memadai, sehingga perahu bisa jalan dan stabil. Ini butuh pengelolaan Sungai yang optimal agar pada musim kemarau debit tetap stabil, tapi pada musim penghujan juga tidak meluber sehingga transportasi air tetap berfungsi dengan baik.
"Masalah ini bisa diatasi dengan membersihkan dan mengeruk sungai agar kedalamannya merata, lalu debit air dikendalikan di pintu air agar saat kemarau airs tidak berkurang dan saat penghujan tidak meluber. Kanan kiri sungai dibersihkan, sehingga menjadi lingkungan yang tertata rapi dan menarik. Ini juga dapat membuka lapangan kerja baru," kata Darmaningtyas.
Juru Bicara Ridwal Kamil-Suswono (RIDO), Bernardus Djonoputro mengatakan, bukan hal baru bagi kota-kota dunia, termasuk Jakarta. Hampir semua kota utama dunia, mengelola sungainya, agar lestari serta dapat difungsikan berbagai kegiatan. Termasuk transportasi dan wisata.
"Definisi transportasi bisa penyeberangan, point to point yang menyambungkan halte TransJakarta (transit), atau wisata telusur sungai. Prasyarat utama tentu sungai yang normal. Kita akan prioritaskan dari 13 sungai yang melewati Jakarta, mana yang bisa di lalui. Jakarta sangat potensial," kata dia.
RIDO akan menyiapkan ruang sungai atau room river. Sungai akan dinormalkan sesuai dengan kodrat alaminya (naturalisasi), agar bisa menjadi tempat berbagai kegiatan, ditanami dengan rapi juga dilengkapi pedestrian.
"Beberapa sungai di Jakarta dapat dipakai sebagai waterway, contohnya Kanal banjir timur, ini saluran lebar antara 100-300 meter, tergantung lokasinya, sedangkan lebar bantaran kali masing-masing 18 meter di sisi kiri dan kanan saluran. Kanal ini memiliki karakteristik lurus, panjang dan dalam. Ini potensial untuk Wisata air selain transportasi. Sungai pun akan terpelihara lebih bagus kalau untuk tranportasi," jelas Bernardus.
"Demikian juga Ciliwung tengah, dari selatan sampai Cijantung dan Condet. Banjir Kanal Barat, rute Tanah Abang, Halimun, Manggarai. Berpotensi asri," ujarnya.
Tim teknis RIDO, lanjut Bernadus, juga sudah mengenali beberapa kendala seperti sampah dan debit air yang tidak pasti. "Sedang dibuat kajian mendalam. Saya optimis, sungai, terutama beberapa bagian BKT, dan Sungai Ciliwung Tengah akan dipergunakan baik transportasi maupun wisata," katanya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil percaya bisa mewujudkan itu jika menang dalam Pilkada Jakarta 2024. "Kalau dibilang tidak realistis, tunggu tanggal mainnya," kata Ridwan, Kamis 10 Oktober 2024.
RK menjelaskan, gagasan transportasi sungai sudah ada sejak era kepemimpinan Gubernur Sutiyoso. RK menyebut sudah ada studi ilmiahnya.
Dari studi tersebut, RK menyebut terdapat minimal tiga ruas titik yang dilalui riverway, di antaranya Banjir Kanal Timur (BKT), Banjir Kanal Barat (BKB), dan Ciliwung.
"Studi ilmiah sudah ada minimal di tiga ruas BKT, BKB, dan Ciliwung," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)