Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi keterangan kepada media di Balai Kota Jakarta, Jumat, 10 April 2020. Foto: Istimewa
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi keterangan kepada media di Balai Kota Jakarta, Jumat, 10 April 2020. Foto: Istimewa

Pemprov DKI Revitalisasi SMK Menjadi Sekolah Praktik Industri

Siti Yona Hukmana • 31 Maret 2021 18:11
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merevitalisasi sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi sekolah praktik industri. Hal itu sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang berorientasi pada kebutuhan industri. 
 
"Kita memang ingin mendorong agar SMK di Jakarta benar-benar menjadi tempat yang menyiapkan para murid untuk berkarya dan penumbuhannya bukan sekadar untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah, tetapi bisa berkarya di industri," kata Gubernur DKI Anies Baswedan melalui keterangan tertulis, Rabu, 31 Maret 2021. 
 
Pemprov DKI berkolaborasi dengan pelaku industri dalam revitalisasi SMK. Para siswa akan diberi pelatihan oleh praktisi industri sesuai kebutuhan dunia kerja agar semakin siap menjadi lulusan berdaya saing tinggi di era ekonomi digital. 

Kegiatan ini dilakukan melalui program Accelerating Work Achievement and Readiness for Employment (AWARE) ke-3. Program itu resmi dibuka secara daring yang dihadiri oleh Anies; Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana; Country Director Education Development Centre (EDC) Indonesia, Priska Sebayang; Direktur Human Capacity and Partnership USAID, Thomas Crehan; serta guru SMK di Ibu Kota.
 
Baca: Hangus Terbakar, Kampung Kwitang Mulai Direvitalisasi
 
Anies menyebut program ini untuk menyiapkan lulusan SMK yang dapat terserap di lingkungan industri. Revitalisasi SMK tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2019 serta butir 3 dan 4 Keputusan Gubernur Nomor 1107 Tahun 2019.
 
Menurut Anies, program AWARE 1-3 sudah menunjukkan hasil yang positif. Dia berharap program ini bisa berhasil mengingat Jakarta menjadi wilayah di Indonesia dengan pelaku industri terbanyak.
 
"Tidak ada kota di Indonesia yang mempunyai dunia usaha sebanyak di Jakarta. Karena itu, di kota ini, SMK harus bisa terkoneksi dengan dunia usaha," ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. 
 
Anies mengapresiasi berbagai pihak yang telah berkolaborasi dan berkomitmen mewujudkan AWARE ke-3. Ia mengusulkan program tersebut melibatkan lebih banyak SMK di Jakarta.
 
Ada sebanyak 73 SMK negeri di Ibu Kota, belum termasuk swasta. Permasalahan terbesar di Jakarta, kata Anies, yakni belum adanya regulasi untuk SMK swasta. 
 
"Kita sebagai pemerintah tidak boleh membedakan antara negeri dan swasta. Keduanya anak kita, dua-duanya perlu pengembangan, dan perlu perhatian, mau di swasta maupun di negeri," ujar orang nomor satu di Jakarta itu. 
 
Dia berharap pengelola SMK lebih proaktif dalam menjangkau pelaku industri. AWARE ke-3 diharap membantu guru SMK mengantisipasi perubahan zaman dalam dunia industri. 
 
Program AWARE ke-3 ini hasil berkolaborasi Pemprov dengan EDC Indonesia dan PT Matata Edu Inovasi (MEI). Total 25 SMK dilibatkan atau sekitar 4.500 siswa dari berbagai bidang kompetensi. Lalu, ada 250 guru yang menjadi fasilitator. 
 
Ada 21 mitra industri terlibat. Sebanyak 50 profesional berperan sebagai pendamping sekolah.  Program AWARE ke-3 digelar mulai Maret 2021 di bawah arahan Pemprov DKI Jakarta. Program itu dilakukan secara virtual sesuai protokol kesehatan yang berlaku dengan menempatkan EDC Indonesia dan PT MEI sebagai narahubung utama antara mitra sekolah dan mitra industri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan