medcom.id Jakarta: Omzet pedagang obat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, anjlok setelah petugas gabungan menemukan banyak obat kedaluwarsa di sejumlah toko. Sejumlah toko bahkan memilih tutup sementara karena khawatir terkena imbas kasus obat ilegal.
Rudi, pedagang obat, mengatakan, sejak ditemukan beberapa toko menjual obat palsu dan kedaluwarsa, omzet penjualan obat turun drastis. Sebelum razia, dia bisa menjual 15 jenis obat per hari. Tapi, sekarang bisa melepas lima jenis obat saja sudah bagus.
"Pembelinya sepi, turun 40 persen," kata Rudi, di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (16/9/2016).
Ia mengungkapkan, pelanggan yang datang ke tokonya biasanya 15-20 orang per hari. Namun, apoteknya kini hanya didatangi kurang dari 10 orang per hari.
"Penurunan ini tidak lepas dari dampak kasus temuan obat palsu dan kedaluwarsa pada Kamis 1 September lalu," ujarnya.
Penurunan pelanggan juga dirasakan pedagang obat lainnya, Widjaya. Ia menilai masyarakat masih takut membeli obat di Pasar Pramuka. "Mungkin masyarakat masih banyak yang takut membeli di sini gara- gara kejadian kemarin," katanya.
Widjaya mengatakan, pelanggan yang datang ke apotek miliknya kerap bertanya apakah obat-obatan yang dijualnya asli atau palsu. "Dampaknya sangat besar, dari sisi jual beli merosot, dan konsumen jadi takut," ukar Widjaya.
medcom.id Jakarta: Omzet pedagang obat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, anjlok setelah petugas gabungan menemukan banyak obat kedaluwarsa di sejumlah toko. Sejumlah toko bahkan memilih tutup sementara karena khawatir terkena imbas kasus obat ilegal.
Rudi, pedagang obat, mengatakan, sejak ditemukan beberapa toko menjual obat palsu dan kedaluwarsa, omzet penjualan obat turun drastis. Sebelum razia, dia bisa menjual 15 jenis obat per hari. Tapi, sekarang bisa melepas lima jenis obat saja sudah bagus.
"Pembelinya sepi, turun 40 persen," kata Rudi, di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (16/9/2016).
Ia mengungkapkan, pelanggan yang datang ke tokonya biasanya 15-20 orang per hari. Namun, apoteknya kini hanya didatangi kurang dari 10 orang per hari.
"Penurunan ini tidak lepas dari dampak kasus temuan obat palsu dan kedaluwarsa pada Kamis 1 September lalu," ujarnya.
Penurunan pelanggan juga dirasakan pedagang obat lainnya, Widjaya. Ia menilai masyarakat masih takut membeli obat di Pasar Pramuka. "Mungkin masyarakat masih banyak yang takut membeli di sini gara- gara kejadian kemarin," katanya.
Widjaya mengatakan, pelanggan yang datang ke apotek miliknya kerap bertanya apakah obat-obatan yang dijualnya asli atau palsu. "Dampaknya sangat besar, dari sisi jual beli merosot, dan konsumen jadi takut," ukar Widjaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)