Jakarta: Pemprov DKI merespons positif kebijakan Dinas Pendidikan Kota Blitar, Jawa Timur, soal larangan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Bowo Irianto menyebut peniadaan PR memberikan banyak waktu bagi anak untuk berkreasi.
"Intinya secara umum kita mendukung karena perubahan kurikulum anak luar biasa. Biar mereka juga memiliki sedikit waktu dan ruang untuk kreasinya begitu kan," kata Bowo saat dihubungi, Jumat, 27 Juli 2018.
Meski mendukung, saat ini pihaknya belum mengkaji kebijakan serupa. Sebab, kondisi di Ibu Kota tentu berbeda dengan Blitar, Jawa Timur. Apalagi jika berbicara tentang orientasi kebijakan terkait. Jangan sampai kebijakan kontraproduktif.
Bowo menilai menghilangkan pemberian PR tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Misalnya tentang beban pembelajaran dan korelasinya dengan waktu para siswa. "Nanti anak tidak disibukkan dengan PR, (tapi) nanti malah waktunya teralihkan dengan gadget dan game," ujar Bowo.
Pun demikian, ia tak menampik siswa memang memerlukan waktu untuk berkreasi. Supaya otak kanan dan kiri bekerja, namun hal itu tidak bisa dilakukan serta merta. Bowo meminta masyarakat sabar karena pihaknya akan mengkaji efektivitas peniadaan PR terlebih dahulu.
"Tentu saja kita akan cabut (peniadaan PR), tetapi seperti apa formulanya, kita akan pikirkan dulu," tandas Bowo.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar M Sidik melarang guru memberikan PR kepada siswa. Alasannya, pengetahuan akademis hanya dilakukan di sekolah sementara di rumah anak perlu belajar tentang pendidikan karakter.
Menurut Sidik pengetahuan tentang karakter dan kecakapan hidup bisa di dapat dari keluarga dan lingkungan. Hal sederhana seperti mencuci pakaian sendiri, menyeterika, bersih-bersih rumah, dan lain sebagainya bisa membuat anak lebih bertanggung jawab dalam kehidupan.
Dia mengakui memberikan PR memang bermanfaat sebagai pendalaman pelajaran di sekolah, namun jangan lupa pula anak perlu mendapatkan ilmu lain dari kegiatan yang melibatkan fisik.
Jakarta: Pemprov DKI merespons positif kebijakan Dinas Pendidikan Kota Blitar, Jawa Timur, soal larangan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Bowo Irianto menyebut peniadaan PR memberikan banyak waktu bagi anak untuk berkreasi.
"Intinya secara umum kita mendukung karena perubahan kurikulum anak luar biasa. Biar mereka juga memiliki sedikit waktu dan ruang untuk kreasinya begitu kan," kata Bowo saat dihubungi, Jumat, 27 Juli 2018.
Meski mendukung, saat ini pihaknya belum mengkaji kebijakan serupa. Sebab, kondisi di Ibu Kota tentu berbeda dengan Blitar, Jawa Timur. Apalagi jika berbicara tentang orientasi kebijakan terkait. Jangan sampai kebijakan kontraproduktif.
Bowo menilai menghilangkan pemberian PR tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Misalnya tentang beban pembelajaran dan korelasinya dengan waktu para siswa. "Nanti anak tidak disibukkan dengan PR, (tapi) nanti malah waktunya teralihkan dengan gadget dan game," ujar Bowo.
Pun demikian, ia tak menampik siswa memang memerlukan waktu untuk berkreasi. Supaya otak kanan dan kiri bekerja, namun hal itu tidak bisa dilakukan serta merta. Bowo meminta masyarakat sabar karena pihaknya akan mengkaji efektivitas peniadaan PR terlebih dahulu.
"Tentu saja kita akan cabut (peniadaan PR), tetapi seperti apa formulanya, kita akan pikirkan dulu," tandas Bowo.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar M Sidik melarang guru memberikan PR kepada siswa. Alasannya, pengetahuan akademis hanya dilakukan di sekolah sementara di rumah anak perlu belajar tentang pendidikan karakter.
Menurut Sidik pengetahuan tentang karakter dan kecakapan hidup bisa di dapat dari keluarga dan lingkungan. Hal sederhana seperti mencuci pakaian sendiri, menyeterika, bersih-bersih rumah, dan lain sebagainya bisa membuat anak lebih bertanggung jawab dalam kehidupan.
Dia mengakui memberikan PR memang bermanfaat sebagai pendalaman pelajaran di sekolah, namun jangan lupa pula anak perlu mendapatkan ilmu lain dari kegiatan yang melibatkan fisik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)