medcom.id, Tangsel: Seorang pegawai tenaga kerja sukarela di lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tersangkut permasalahan hukum. DG, ditangkap polisi lantaran dilaporkan menyodomi tiga orang anak di bawah umur.
Nisad, ayah pelaku, tak percaya dengan tuduhan yang dilayangkan kepada anaknya. Menurut dia, tuduhan itu tak masuk nalar. Dia pun tak terima jika anaknya dituding sebagai pelaku sodomi. Menurutnya, apa yang disangkakan kepada anaknya belum tentu benar.
"Saya keberatan dan tanda tanya juga, kok tiba-tiba anak saya dituduh lakukan itu. Terus, kapan dilakukannya kan juga tak ada saksi," kata dia kepada Media Idnonesia, di Markas Polsek Pamulang, Kota Tangsel, Senin (13/10/2014).
DG anak kedua dari tiga bersaudara buah hati Nisad. Nisad yang ditemani sejumlah warga setempat saat datang ke Mapolsek Pamulang menjelaskan, DG adalah pemuda yang rajin mengumandangkan azan di masjid.
"Lebaran kurban kemarin aja, dia (DG) jadi panitia. Bahkan, karena sering kumandangkan azan, anak saya sampai dibuatkan SIM sama tetangga biar bisa ngojek juga," ucapnya.
Nisad juga mengatakan, bahwa DG adalah buruh harian yang bekerja di Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangsel. ''Dia (pelaku) juga tiga tahun belakangan ini berubah sejak ibunya meninggal karena sakit paru-paru," paparnya.
Sementara, saat dihubungi, Kepala DKPP Kota Tangsel, Taher Rochmadi membenarkan ada pegawai di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dipimpinnya berinisial DG. Namun untuk mengetahui kebenaran kasus penyimpangan seks yang dialamatkan kepada anak buahnya, Taher mengatakan akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan petugas kepolisian setempat.
"Nanti coba saya tanyakan kebenarannya dulu ya. Sementara ini saya belum dapat memberikan tanggapan terlalu jauh," tutupnya.
medcom.id, Tangsel: Seorang pegawai tenaga kerja sukarela di lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tersangkut permasalahan hukum. DG, ditangkap polisi lantaran dilaporkan menyodomi tiga orang anak di bawah umur.
Nisad, ayah pelaku, tak percaya dengan tuduhan yang dilayangkan kepada anaknya. Menurut dia, tuduhan itu tak masuk nalar. Dia pun tak terima jika anaknya dituding sebagai pelaku sodomi. Menurutnya, apa yang disangkakan kepada anaknya belum tentu benar.
"Saya keberatan dan tanda tanya juga, kok tiba-tiba anak saya dituduh lakukan itu. Terus, kapan dilakukannya kan juga tak ada saksi," kata dia kepada Media Idnonesia, di Markas Polsek Pamulang, Kota Tangsel, Senin (13/10/2014).
DG anak kedua dari tiga bersaudara buah hati Nisad. Nisad yang ditemani sejumlah warga setempat saat datang ke Mapolsek Pamulang menjelaskan, DG adalah pemuda yang rajin mengumandangkan azan di masjid.
"Lebaran kurban kemarin aja, dia (DG) jadi panitia. Bahkan, karena sering kumandangkan azan, anak saya sampai dibuatkan SIM sama tetangga biar bisa ngojek juga," ucapnya.
Nisad juga mengatakan, bahwa DG adalah buruh harian yang bekerja di Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangsel. ''Dia (pelaku) juga tiga tahun belakangan ini berubah sejak ibunya meninggal karena sakit paru-paru," paparnya.
Sementara, saat dihubungi, Kepala DKPP Kota Tangsel, Taher Rochmadi membenarkan ada pegawai di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dipimpinnya berinisial DG. Namun untuk mengetahui kebenaran kasus penyimpangan seks yang dialamatkan kepada anak buahnya, Taher mengatakan akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan petugas kepolisian setempat.
"Nanti coba saya tanyakan kebenarannya dulu ya. Sementara ini saya belum dapat memberikan tanggapan terlalu jauh," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)