medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta memperhatikan dan melestarikan kebudayaan Betawi. Sebab, budaya asli Ibu Kota makin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda.
Seniman Betawi Mandra Naih mengatakan, masalah budaya Betawi sangat terasa beberapa tahun belakangan. Ia menilai, budaya Betawi bisa tinggal kenangan.
"Kita banyak bahasa-bahasa, termasuk budaya dan seni Betawi. Saya pikir ke depan tinggal kenangan," kata Mandra dalam sebuah forum di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (6/3/2016).
Budaya Betawi yang dulunya kerap mengisi acara penting negara, saat ini mulai ditinggalkan. Mandra menyebut, budaya tersebut tidak lagi utuh.
Budaya Betawi yang dulu dikenal, seperti Topeng Betawi, Lenong, Gambang Kromong, Tanjidor, dan Ondel-Ondel mulai asing di telinga. Tidak hanya seni dan budaya, kuliner khas Betawi dirasa mulai ditinggalkan.
"Terus terang, kuliner Betawi enggak kalah dengan budaya lain. Beraneka ragam dan disukai orang," ujarnya.
Mandra mengungkapkan, seniman Betawi juga mulai terpinggirkan di rumahnya sendiri, kini mereka mencari peruntungan di negara lain. Bahkan, beberapa menjadi guru tari di luar negeri.
"Saya prihatin, karena budaya Betawi sudah tidak ada perhatian. Konteksnya bukan hanya sumber daya manusia," kata Mandra yang berharap Pemerintah DKI memperhatikan dan melestarikan Budaya Betawi
Berbeda dengan Mandra, sejarawan Betawi JJ Rizal menyebut, budaya Betawi sebetulnya tidak mati, malah membesar. Hal tersebut terlihat dari banyaknya tokoh nasional menggunakan bahasa Betawi sebagai bahasa pergaulan.
"Musuh terbesar bahasa Indonesia adalah bahasa Betawi. Karena orang di Jakarta sekarang pakai bahasa Betawi. Bahkan banyak tokoh menggunakanya," katanya.
JJ Rizal menambahkan, hal tersebut merupakan cara Betawi mempertahankan budayanya ketika warga asli mereka semakin tersingkir dari rumahnya sendiri.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta memperhatikan dan melestarikan kebudayaan Betawi. Sebab, budaya asli Ibu Kota makin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda.
Seniman Betawi Mandra Naih mengatakan, masalah budaya Betawi sangat terasa beberapa tahun belakangan. Ia menilai, budaya Betawi bisa tinggal kenangan.
"Kita banyak bahasa-bahasa, termasuk budaya dan seni Betawi. Saya pikir ke depan tinggal kenangan," kata Mandra dalam sebuah forum di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (6/3/2016).
Budaya Betawi yang dulunya kerap mengisi acara penting negara, saat ini mulai ditinggalkan. Mandra menyebut, budaya tersebut tidak lagi utuh.
Budaya Betawi yang dulu dikenal, seperti Topeng Betawi, Lenong, Gambang Kromong, Tanjidor, dan Ondel-Ondel mulai asing di telinga. Tidak hanya seni dan budaya, kuliner khas Betawi dirasa mulai ditinggalkan.
"Terus terang, kuliner Betawi enggak kalah dengan budaya lain. Beraneka ragam dan disukai orang," ujarnya.
Mandra mengungkapkan, seniman Betawi juga mulai terpinggirkan di rumahnya sendiri, kini mereka mencari peruntungan di negara lain. Bahkan, beberapa menjadi guru tari di luar negeri.
"Saya prihatin, karena budaya Betawi sudah tidak ada perhatian. Konteksnya bukan hanya sumber daya manusia," kata Mandra yang berharap Pemerintah DKI memperhatikan dan melestarikan Budaya Betawi
Berbeda dengan Mandra, sejarawan Betawi JJ Rizal menyebut, budaya Betawi sebetulnya tidak mati, malah membesar. Hal tersebut terlihat dari banyaknya tokoh nasional menggunakan bahasa Betawi sebagai bahasa pergaulan.
"Musuh terbesar bahasa Indonesia adalah bahasa Betawi. Karena orang di Jakarta sekarang pakai bahasa Betawi. Bahkan banyak tokoh menggunakanya," katanya.
JJ Rizal menambahkan, hal tersebut merupakan cara Betawi mempertahankan budayanya ketika warga asli mereka semakin tersingkir dari rumahnya sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)