Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia. Hal tersebut berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini,
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyebut kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktifitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia. Menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
"Kondisi tersebut juga diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah, adanya pola tekanan tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal," kata Guswanto dilansir Media Indonesia, Kamis, 17 Februari 2022.
Baca: BMKG Luruskan Miskonsepsi Polusi Udara Sebabkan Gelombang Omicron
Mengamati potensi tersebut, BMKG memberikan peringatan dini terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang serta gelombang tinggi. Potensi hujan sedang-lebat diprediksi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung.
Kemudian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua
Sementara itu, area perairan dengan tinggi Gelombang 2.5-4.0 meter (Rough Sea/Gelombang Tinggi) terdapat di wilayah, yaitu Laut Natuna Utara, Perairan utara Sabang Perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias, Perairan barat Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano-Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Banten hingga NTB.
Selanjutnya Perairan utara Kepulauan Sangihe, Perairan utara Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua.
Guswanto mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat atau petir, angin kencang, gelombang tinggi, dan kondisi lainnya.
"Dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan sebagainya," pungkasnya.  
  
  
    Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
BMKG) mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia. Hal tersebut berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, 
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyebut kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktifitas 
dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia. Menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. 
"Kondisi tersebut juga diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah, adanya pola tekanan tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal," kata Guswanto dilansir 
Media Indonesia, Kamis, 17 Februari 2022.
Baca: 
BMKG Luruskan Miskonsepsi Polusi Udara Sebabkan Gelombang Omicron 
Mengamati potensi tersebut, BMKG memberikan peringatan dini terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang serta gelombang tinggi. Potensi hujan sedang-lebat diprediksi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung. 
Kemudian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua 
Sementara itu, area perairan dengan tinggi Gelombang 2.5-4.0 meter (Rough Sea/Gelombang Tinggi) terdapat di wilayah, yaitu Laut Natuna Utara, Perairan utara Sabang Perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias, Perairan barat Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano-Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Banten hingga NTB. 
Selanjutnya Perairan utara Kepulauan Sangihe, Perairan utara Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua. 
Guswanto mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat atau petir, angin kencang, gelombang tinggi, dan kondisi lainnya. 
"Dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan sebagainya," pungkasnya. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEV)