medcom.id, Jakarta: Pemerintah Daerah DKI Jakarta diminta tak terlalu mengada-ada saat mempercantik trotoar. Pasalnya, banyak hiasan yang diletakkan di trotoar justru mengganggu pengguna jalan.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Syafrudin mencontohkan taman vertikal yang ada di Tugu Tani, Jakarta pusat. Selain mahal, Syafrudin menilai taman vertikal mempersempit badan trotoar.
“Tidak efisien lantaran pembangunannya mahal yang disertai biaya perawatan yang tinggi. Jadi jangan mengada-ada memikirkan estetika akhirnya enggak kerawat. Pikirkan juga hal yang menjadi dasar kebutuhan masyarakat," kata Syafrudin kepada Metrotvnews.com di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (14/8/2015).
Syafrudin menjelaskan, nilai estetika sejatinya bisa diikuti jika pembangunan trotoar sudah dilaksanakan dengan benar dan sesuai ketentuan yang ada. Tak perlu banyak memakan biaya untuk membangun trotoar.
"Estetika itu sederhana. Trotoar itu dibuat lebarnya kalau bisa 3 meter, kalau tempatnya minim lahan paling tidak 1,2 meter. Yang pasti kerindangan tanamannya yang diperhatikan," ujarnya.
Estetika trotoar bisa dilakukan dengan pemilihan tanaman yang cerdik. Menurut Syafrudin, pembangunan kanopi yang memakan banyak biaya bisa diakali dengan tanaman yang berjenis daun lebar.
"Kenapa tak diganti saja menanam pohon besar bertajuk lebar, kelihatannya rindang. Keindahan trotoar justru dilihat dari kerindagannya itu. Sekalipun hanya hijau itu kan indah," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Daerah DKI Jakarta diminta tak terlalu mengada-ada saat mempercantik trotoar. Pasalnya, banyak hiasan yang diletakkan di trotoar justru mengganggu pengguna jalan.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Syafrudin mencontohkan taman vertikal yang ada di Tugu Tani, Jakarta pusat. Selain mahal, Syafrudin menilai taman vertikal mempersempit badan trotoar.
“Tidak efisien lantaran pembangunannya mahal yang disertai biaya perawatan yang tinggi. Jadi jangan mengada-ada memikirkan estetika akhirnya enggak kerawat. Pikirkan juga hal yang menjadi dasar kebutuhan masyarakat," kata Syafrudin kepada Metrotvnews.com di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (14/8/2015).
Syafrudin menjelaskan, nilai estetika sejatinya bisa diikuti jika pembangunan trotoar sudah dilaksanakan dengan benar dan sesuai ketentuan yang ada. Tak perlu banyak memakan biaya untuk membangun trotoar.
"Estetika itu sederhana. Trotoar itu dibuat lebarnya kalau bisa 3 meter, kalau tempatnya minim lahan paling tidak 1,2 meter. Yang pasti kerindangan tanamannya yang diperhatikan," ujarnya.
Estetika trotoar bisa dilakukan dengan pemilihan tanaman yang cerdik. Menurut Syafrudin, pembangunan kanopi yang memakan banyak biaya bisa diakali dengan tanaman yang berjenis daun lebar.
"Kenapa tak diganti saja menanam pohon besar bertajuk lebar, kelihatannya rindang. Keindahan trotoar justru dilihat dari kerindagannya itu. Sekalipun hanya hijau itu kan indah," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)