Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melanjutkan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sejak 2007 dalam menghambat laju penurunan muka tanah. Hal ini untuk mencegah Jakarta tenggelam karena penurunan muka tanah dan kenaikan permukaan air laut.
Salah satu upaya itu dengan mengurangi pengambilan air tanah oleh masyarakat dan menggantinya dengan pipa jaringan distribusi air bersih. Jaringan air bersih dari pemipaan ini berasal dari air baku, baik dari luar Jakarta maupun dari waduk-waduk di Jakarta.
"Solusi (Jakarta tenggelam) bukan hanya tanggul. Karena kita juga harus melakukan di daratan. Yang kedua mengurangi penyedotan air tanah untuk melambatkan laju penurunan muka tanah. Kita harus memastikan penyedotan air berkurang dengan memperbaiki ekstrasi air tanah yang masih tinggi dan menggantinya dengan pemipaan di PAM Jaya," kata Anies dalam webinar Ikatan Alumni ITB, seperti dikutip Mediaindonesia.com, Rabu, 11 Agustus 2021.
Baca: Anies Izinkan Sarana Olahraga di Ruang Terbuka Beroperasi
Untuk di permukiman penduduk yang belum terbangun jaringan pipa air bersih, PAM Jaya akan menyediakan kios-kios air. Selain itu, pihaknya akan menindak gedung-gedung pencakar langit yang masih menyedot air tanah.
Anies mengeklaim telah menginspeksi gedung-gedung tinggi di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin. Dari inspeksi tersebut, kepatuhan pengelola gedung terhadap aturan penggunaan air tanah masih sangat rendah.
"Penyedotan air gedung tinggi karena keserakahan, efeknya dirasakan kita semua. Untuk itulah kami di Jakarta serius mengikhtiarkan enforcement penyedotan air tanah," pungkas Anies.
Jakarta: Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan melanjutkan upaya Pemerintah Provinsi (
Pemprov) DKI sejak 2007 dalam menghambat laju penurunan muka tanah. Hal ini untuk mencegah Jakarta tenggelam karena penurunan muka tanah dan kenaikan permukaan air laut.
Salah satu upaya itu dengan mengurangi pengambilan air tanah oleh masyarakat dan menggantinya dengan pipa jaringan distribusi air bersih. Jaringan air bersih dari pemipaan ini berasal dari air baku, baik dari luar Jakarta maupun dari waduk-waduk di Jakarta.
"Solusi (Jakarta tenggelam) bukan hanya tanggul. Karena kita juga harus melakukan di daratan. Yang kedua mengurangi penyedotan air tanah untuk melambatkan laju penurunan muka tanah. Kita harus memastikan penyedotan air berkurang dengan memperbaiki ekstrasi air tanah yang masih tinggi dan menggantinya dengan pemipaan di PAM Jaya," kata Anies dalam webinar Ikatan Alumni ITB, seperti dikutip
Mediaindonesia.com, Rabu, 11 Agustus 2021.
Baca:
Anies Izinkan Sarana Olahraga di Ruang Terbuka Beroperasi
Untuk di permukiman penduduk yang belum terbangun jaringan pipa air bersih, PAM Jaya akan menyediakan kios-kios air. Selain itu, pihaknya akan menindak gedung-gedung pencakar langit yang masih menyedot air tanah.
Anies mengeklaim telah menginspeksi gedung-gedung tinggi di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin. Dari inspeksi tersebut, kepatuhan pengelola gedung terhadap aturan penggunaan air tanah masih sangat rendah.
"Penyedotan air gedung tinggi karena keserakahan, efeknya dirasakan kita semua. Untuk itulah kami di Jakarta serius mengikhtiarkan enforcement penyedotan air tanah," pungkas Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)