FPSA Diyakini Dapat Menuntaskan Persoalan Sampah di Jakarta

Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana membangun dua Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA). FPSA diyakini memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di Ibu Kota. Pemprov DKI Jakarta akan melakukan sejumlah pendekatan dalam penanganan sampah perkotaan. Salah satunya, mengolah sampah dengan teknologi ramah lingkungan. "Tahun ini sudah masuk proses lelang (FPSA). Kita doakan, Mudah-mudahan ke depan nanti setelah dibangun berproses kita tidak ada lagi masalah dengan sampah, insyaallah nanti kita punya pengelolaan sampah yang berteknologi tinggi baik seperti negara-negara maju di dunia," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) di Jakarta, Jumat, 15 Oktober 2021. Menurut Ariza, jumlah sampah yang dihasilkan DKI Jakarta cukup besar atau mencapai 7800 ton per hari. Sehingga, pengolahan sampah hanya bisa dilakukan dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan. Politisi Partai Gerindra ini menegaskan penanganan sampah perkotaan akan dilakukan dengan pendekatan kolaborasi. Yakni, mengajak seluruh elemen masyarakat agar bisa mengolah sampah sejak dari sumber dengan gerakan Jakarta Sadar Sampah. Baca: Pembuangan Sampah Jakarta ke Bantargebang Berkurang 22 Persen Sebelumnya, Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengusulkan agar Pemprov DKI Jakarta membangun FPSA atau intermediate treatment facility (ITF) di TPST Bantargebang. Hal itu dinilai lebih efisien mengurangi deposit sampah asal Jakarta di TPST Bantargebang. "Dari awal kita sudah minta, teknologi (pengelolaan sampah) yang diperbarui. Bukan ingin, tapi harus dong (dilakukan pembangunan ITF). Sudah lah dari pada di Jakarta bikin saja di Kota Bekasi," kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, Selasa, 5 Oktober 2021. Dia menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta membangun satu ITF di TPST Bantargebang karena dapat mengurangi volume sampah harian.