Jakarta: Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) menyebut menjadi sopir bus TransJakarta bukan perkerjaan mudah. Tantangan terbesar ketika harus melawan rasa kantuk dan jenuh.
"Jadi, nanti perlu dicarikan solusi yang terbaik supaya tidak mengantuk, tidak bosan, tetap fokus, dan tidak capai," ujar Ariza di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 28 Oktober 2021.
Ariza menyebut rasa kantuk dan jenuh muncul saat pengemudi harus melaju di jalan lurus dengan pembatas jalan di kanan dan kiri. Kondisi tersebut dibutuhkan konsentrasi tinggi agar tetap fokus.
"Kalau bawa mobil di jalan umum beda kalau di busway. Mereka setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun di situ terus bekerjanya. Itu lebih berat harus lebih fokus lebih konsentrasi," tutur dia.
PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), kata Ariza, juga bakal mengevaluasi jam kerja sopir bus. "Sekalipun sudah dibagi sehari itu ada tiga sif tapi itu juga perlu konsentrasi perlu kesehatan yang lebih prima," ujar politikus Gerindra itu.
Kecelakaan maut terjadi sekitar pukul 08.45 WIB, Senin, 25 Oktober 2021. Kecelakaan melibatkan dua bus TransJakarta di Halte Cawang, Jakarta Timur.
Sopir diduga mengantuk dan tidak sempat menginjak rem. Kemudian, menabrak bus TransJakarta yang tengah berhenti menurunkan penumpang di depannya.
Bus TransJakarta yang berada di depan terseret sepanjang 17 meter. Akibat kecelakaan, sopir dan satu penumpang TransJakarta tewas. Sementara itu, 37 lainnya mengalami luka ringan dan berat.
Baca: TransJakarta Janji Perbaiki SOP Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi
Jakarta: Wakil Gubernur (Wagub)
DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) menyebut menjadi sopir bus
TransJakarta bukan perkerjaan mudah. Tantangan terbesar ketika harus melawan rasa kantuk dan jenuh.
"Jadi, nanti perlu dicarikan solusi yang terbaik supaya tidak mengantuk, tidak bosan, tetap fokus, dan tidak capai," ujar Ariza di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 28 Oktober 2021.
Ariza menyebut rasa kantuk dan jenuh muncul saat pengemudi harus melaju di jalan lurus dengan pembatas jalan di kanan dan kiri. Kondisi tersebut dibutuhkan konsentrasi tinggi agar tetap fokus.
"Kalau bawa mobil di jalan umum beda kalau di
busway. Mereka setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun di situ terus bekerjanya. Itu lebih berat harus lebih fokus lebih konsentrasi," tutur dia.
PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), kata Ariza, juga bakal mengevaluasi jam kerja sopir bus. "Sekalipun sudah dibagi sehari itu ada tiga sif tapi itu juga perlu konsentrasi perlu kesehatan yang lebih prima," ujar politikus Gerindra itu.
Kecelakaan maut terjadi sekitar pukul 08.45 WIB, Senin, 25 Oktober 2021. Kecelakaan melibatkan dua bus TransJakarta di Halte Cawang, Jakarta Timur.
Sopir diduga mengantuk dan tidak sempat menginjak rem. Kemudian, menabrak bus TransJakarta yang tengah berhenti menurunkan penumpang di depannya.
Bus TransJakarta yang berada di depan terseret sepanjang 17 meter. Akibat kecelakaan, sopir dan satu penumpang TransJakarta tewas. Sementara itu, 37 lainnya mengalami luka ringan dan berat.
Baca:
TransJakarta Janji Perbaiki SOP Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)