Ilustrasi warteg--Antara/Paramayuda
Ilustrasi warteg--Antara/Paramayuda

Dampak Kenaikan Harga BBM

Ogah Naikkan Harga, Umar Pilih Kurangi Porsi

Meilikhah • 18 November 2014 18:18
medcom.id, Jakarta: Kenaikan harga BBM membuat para pedagang dilematis. Misalnya, seperti yang dialami Umar, pedagang nasi warteg di kawasan Duri, Jakarta Barat.
 
Pascakenaikan harga BBM ia harus memutar otak agar dagangannya tetap dibeli dan langganannya tak kabur tanpa harus menaikkan harga.
 
Jika menaikkan harga, ia khawatir pelanggannya berkurang. Tapi di sisi lain, Umar tak mau juga merugi. Umar bingung.  

"Ya bingung, mau gimana ya. Nggak enak juga kalau dinaikin gede-gede. Paling kita sih kurangin porsinya saja," katanya kepada metrotvnews.com, Selasa sore (18/11/2014).
 
Lain warteg, lain pula penjual pecel. Salah satu penjual pecel di kawasan Grogol justru memakai trik menambah harga jika tidak sesuai dengan paket makanan yang ditawarkan.
 
"Biarin gue dikatain judes, pelit, emang cabe nggak mahal? BBM naik, kalo nggak gini rugi dagangan saya," kata perempuan yang kerap disapa Cici ini.
 
Ia juga bahkan tak segan meminta tambahan uang jika pelanggannya meminta ekstra sambal di luar pembelian yang biasa digabung dengan paket nasi lengkap dengan pecel yang sudah ditentukan.
 
"Pernah ada yang mau beli jamur (goreng) nya saja terus minta sambalnya banyakin, saya bilang siniin dulu tiga ribu kalau mau sambalnya banyak," tuturnya dengan nada pedas.
 
Kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan harga-harga. Termasuk bahan makanan. Inilah yang membuat para pedagang kini dilematis. Mereka berharap kondisi ini pulih, masyarakat bisa menerima keputusan yang dipilih.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan