medcom.id, Jakarta: Siti Sulastrini, 65, terlihat bingung saat masuk ke dalam pintu utama Kantor Pos Kali Pasir, Menteng, Jakarta Pusat. Tak lama, satu petugas keamanan menghampiri wanita berkerudung ungu dipadukan daster bermotif bunga-bunga itu.
Komunikasi antara keduanya pun terjalin. Di tengah obrolan, Siti mengeluarkan dua buah kartu dari saku bajunya. Belakangan diketahui, dua kartu dimaksud adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) milik nenek bercucu 15 tersebut.
Kekecewaan jelas tergambar dari wajah Siti. Ia pun langsung bergegas membuka pintu kaca dan meninggalkan petugas keamanan yang sebelumnya ada di hadapannya. Saat coba ditanya, kekecewaan Siti ternyata timbul lantaran dirinya siang itu belum mendapat kesempatan untuk mencairkan dana bantuan lewat program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang sedang bergulir.
"Untuk bisa dapat uang, kata satpam (Kantor Pos Kali Pasir) harus bawa surat undangan. Enggak bisa cuma pakai KTP sama kartu ini (KPS)," kata Siti kepada Media Indonesia, Rabu (19/11/2014).
Ditanya kapan dirinya baru dapat memperoleh haknya sebagai warga miskin, wanita buruh cuci itu pun masih belum mendapat kepastian. Hanya saja, Siti mesti sabar mengubur harapannya tersebut sampai petugas Kantor Pos datang membagikan langsung undangan pengambilan uang Rp400 ribu untuk dua bulan ke depan.
Ia menyayangkan, sudah tiga hari masa pencairan dana KKS, namun hingga kini dirinya belum juga mendapat surat undangan sebagai syarat untuk pengambilannya. Padahal dikatakannya, rumah kontrakan sederhana berukuran 3x4 meter yang sudah puluhan tahun ditempatinya di Jalan Guru Demar RT02/01 berada tepat di belakang Kantor Pos Kali Pasir.
"Kata tetangga saya uangnya udah bisa dicairin, tapi yang lain di sekitar tempat tinggal saya juga masih belum dapat surat undangannya. Masak yang jauh saja audah pada dapat (uang pencairan dana KKS), kita yang dekat sini (kantor pos) belum bisa ambil," gumamnya.
Warga lain yang belum dapat bantuan dana subsidi langsung atas dampak kenaikan bahan bakar minyak adalah Khoir, 48. Permasalahan yang masih menjadi kendala bagi wanita warga sekitar Kali Pasir itu serupa dengan Siti, belum diterimanya surat undangan terkait pencairan dana KKS. Ia pun masih diminta untuk bersabar sampai waktu yang belum ditetapkan.
"Katanya, surat undangan bakal diserahin ke masing-masing ketua RT. Nanti warga tinggal ambil saja ke Kantor Pos sesuai yang ada diundangan," terangnya.
Ia berharap, dana bantuan yang digelontorkan oleh pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla itu dapat segera sampai ke seluruh masyarakat. Apalagi, bagi golongan masyarakat miskin sepertinya, kendati jumlahnya tidak begitu besar, tapi sedikit banyak dapat membantu meringankan beban untuk memenuhi kebutuhan.
"Biar cuma Rp200 ribu per bulan tapi lumayan buat tambah-tambah belanja. Bisa buat beli beras sama minyak goreng," ujarnya.
Ditemui di tempat sama, Kepala Kantor Pos Cabang Kali Pasir, Turyo mengatakan, pihaknya mendapat kuota melayani warga miskin untuk layanan KKS sebanyak 100 orang. Namun ditambahkan, dari jumlah kuota tersebut, pencairannya baru mencapai 50 persen.
"Selama tiga hari ini, di sini (Kantor Pos Kali Pasir) tidak pernah terjadi antrean, karena memang jumlah peserta KKS-nya juga sedikit," jelasnya.
Masih banyaknya rumah tangga sasaran (RTS) sekitar yang belum menerima surat undangan pengambilan, Turyo mengutarakan hal itu kewenangannya ada pada Kantor Pos Pasar Baru sebagai induk wilayah. Kantor Pos Kali Pasir bersama kantor cabang lainnya hanya bertugas menyalurkan dana bantuan terhadap warga miskin yang telah mengantongi prasyarat dari kantor induk.
"Masalah surat undangan diberikan dari Kantor Pos Pasar Baru. Saya juga belum tahu, dari 100 RTS di sini, ada berapa yang belum dapat undangannya," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Siti Sulastrini, 65, terlihat bingung saat masuk ke dalam pintu utama Kantor Pos Kali Pasir, Menteng, Jakarta Pusat. Tak lama, satu petugas keamanan menghampiri wanita berkerudung ungu dipadukan daster bermotif bunga-bunga itu.
Komunikasi antara keduanya pun terjalin. Di tengah obrolan, Siti mengeluarkan dua buah kartu dari saku bajunya. Belakangan diketahui, dua kartu dimaksud adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) milik nenek bercucu 15 tersebut.
Kekecewaan jelas tergambar dari wajah Siti. Ia pun langsung bergegas membuka pintu kaca dan meninggalkan petugas keamanan yang sebelumnya ada di hadapannya. Saat coba ditanya, kekecewaan Siti ternyata timbul lantaran dirinya siang itu belum mendapat kesempatan untuk mencairkan dana bantuan lewat program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang sedang bergulir.
"Untuk bisa dapat uang, kata satpam (Kantor Pos Kali Pasir) harus bawa surat undangan. Enggak bisa cuma pakai KTP sama kartu ini (KPS)," kata Siti kepada
Media Indonesia, Rabu (19/11/2014).
Ditanya kapan dirinya baru dapat memperoleh haknya sebagai warga miskin, wanita buruh cuci itu pun masih belum mendapat kepastian. Hanya saja, Siti mesti sabar mengubur harapannya tersebut sampai petugas Kantor Pos datang membagikan langsung undangan pengambilan uang Rp400 ribu untuk dua bulan ke depan.
Ia menyayangkan, sudah tiga hari masa pencairan dana KKS, namun hingga kini dirinya belum juga mendapat surat undangan sebagai syarat untuk pengambilannya. Padahal dikatakannya, rumah kontrakan sederhana berukuran 3x4 meter yang sudah puluhan tahun ditempatinya di Jalan Guru Demar RT02/01 berada tepat di belakang Kantor Pos Kali Pasir.
"Kata tetangga saya uangnya udah bisa dicairin, tapi yang lain di sekitar tempat tinggal saya juga masih belum dapat surat undangannya. Masak yang jauh saja audah pada dapat (uang pencairan dana KKS), kita yang dekat sini (kantor pos) belum bisa ambil," gumamnya.
Warga lain yang belum dapat bantuan dana subsidi langsung atas dampak kenaikan bahan bakar minyak adalah Khoir, 48. Permasalahan yang masih menjadi kendala bagi wanita warga sekitar Kali Pasir itu serupa dengan Siti, belum diterimanya surat undangan terkait pencairan dana KKS. Ia pun masih diminta untuk bersabar sampai waktu yang belum ditetapkan.
"Katanya, surat undangan bakal diserahin ke masing-masing ketua RT. Nanti warga tinggal ambil saja ke Kantor Pos sesuai yang ada diundangan," terangnya.
Ia berharap, dana bantuan yang digelontorkan oleh pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla itu dapat segera sampai ke seluruh masyarakat. Apalagi, bagi golongan masyarakat miskin sepertinya, kendati jumlahnya tidak begitu besar, tapi sedikit banyak dapat membantu meringankan beban untuk memenuhi kebutuhan.
"Biar cuma Rp200 ribu per bulan tapi lumayan buat tambah-tambah belanja. Bisa buat beli beras sama minyak goreng," ujarnya.
Ditemui di tempat sama, Kepala Kantor Pos Cabang Kali Pasir, Turyo mengatakan, pihaknya mendapat kuota melayani warga miskin untuk layanan KKS sebanyak 100 orang. Namun ditambahkan, dari jumlah kuota tersebut, pencairannya baru mencapai 50 persen.
"Selama tiga hari ini, di sini (Kantor Pos Kali Pasir) tidak pernah terjadi antrean, karena memang jumlah peserta KKS-nya juga sedikit," jelasnya.
Masih banyaknya rumah tangga sasaran (RTS) sekitar yang belum menerima surat undangan pengambilan, Turyo mengutarakan hal itu kewenangannya ada pada Kantor Pos Pasar Baru sebagai induk wilayah. Kantor Pos Kali Pasir bersama kantor cabang lainnya hanya bertugas menyalurkan dana bantuan terhadap warga miskin yang telah mengantongi prasyarat dari kantor induk.
"Masalah surat undangan diberikan dari Kantor Pos Pasar Baru. Saya juga belum tahu, dari 100 RTS di sini, ada berapa yang belum dapat undangannya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)