Jakarta: Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), mengatakan bed occupancy rate (BOR) tempat tidur isolasi DKI Jakarta menembus 60 persen. Sebanyak 3.828 dari 6.335 tempat tidur isolasi terpakai.
Sementara itu, keterisian BOR ruang intensive care unit (ICU) mencapai 44 persen. Sebanyak 376 dari 864 tempat tidur yang disediakan telah terpakai.
Baca: 14.106 dari 55.209 Kasus Baru Covid-19 Berasal dari Jawa Barat
Ariza mengatakan pihaknya mengoptimalkan semua sarana dan prasarana terkait pencegahan dan penanganan covid-19 di Jakarta. Masyarakat diminta tidak khawatir terutama mengenai ketersediaan tempat tidur bagi pasien terpapar covid-19.
"Semua sarana dan prasarana dari rumah sakit, laboratorium, tenaga kesehatan, obat-obatan, vitamin, oksigen, dan semuanya akan kami optimalkan. Bahkan tempat isolasi juga kami siapkan," kata Wagub Ariza, dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 12 Februari 2022.
Selain itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dengan tetap di rumah. Kecuali, mobilitas bersifat mendesak.
Hal tersebut mesti dilakukan untuk menghindari puncak kenaikan kasus covid-19 pada akhir Februari hingga Maret 2022.
Jakarta: Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), mengatakan
bed occupancy rate (BOR) tempat tidur isolasi DKI Jakarta menembus 60 persen. Sebanyak 3.828 dari 6.335 tempat tidur isolasi terpakai.
Sementara itu, keterisian BOR ruang
intensive care unit (ICU) mencapai 44 persen. Sebanyak 376 dari 864 tempat tidur yang disediakan telah terpakai.
Baca:
14.106 dari 55.209 Kasus Baru Covid-19 Berasal dari Jawa Barat
Ariza mengatakan pihaknya mengoptimalkan semua sarana dan prasarana terkait pencegahan dan penanganan covid-19 di Jakarta. Masyarakat diminta tidak khawatir terutama mengenai ketersediaan tempat tidur bagi pasien terpapar
covid-19.
"Semua sarana dan prasarana dari rumah sakit, laboratorium, tenaga kesehatan, obat-obatan, vitamin, oksigen, dan semuanya akan kami optimalkan. Bahkan tempat isolasi juga kami siapkan," kata
Wagub Ariza, dikutip dari
Media Indonesia, Sabtu, 12 Februari 2022.
Selain itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dengan tetap di rumah. Kecuali, mobilitas bersifat mendesak.
Hal tersebut mesti dilakukan untuk menghindari puncak kenaikan kasus covid-19 pada akhir Februari hingga Maret 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)