medcom.id, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat rutin melakukan ziarah ke makam proklamator Mohammad Hatta. Djarot bilang, menjelang perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus selalu diadakan upacara khusus di makam Bung Hatta.
Di acara "Renungan Bersama" dalam rangka Haul Bung Hatta ke-114 sekaligus peringatan 71 tahun kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pagi ini, Djarot mengungkapkan, Bung Hatta pasti sedang terbaring sedih melihat kondisi Indonesia saat ini.
"Terbaring menangis sedih di surga melihat kondisi keadaan kita saat ini," kata Djarot di Kompleks Pemakaman Bung Hatta, TPU Tanah Kusir, Jalan Bintaro Raya, Jakarta Selatan, Jumat (12/8/2016).
Djarot mengatakan, visi dan cita-cita Bung Hatta semestinya tercermin pada generasi sesudahnya. Namun, Indonesia kini malah tengah dihadang perang ideologi.
"Sekarang juga telah terjadi peperangan sesungguhnya, apa yang kita sebut cyber war, proxy war, ideological war, bukan perang antara satu bangsa dengan bangsa lain secara nyata, fisik," jelas Djarot.
Perang ideologi ini, lanjut Djarot, dilakukan berbagai negara dengan orientasi ekonomi. Tujuan mereka hanya memakmurkan negaranya sendiri.
Perang ideologi ini menyerang anak-anak muda saat ini. Generasi muda dihantam supaya kebanggaan terhadap bangsa sendiri terhapus.
"Akhirnya mereka lebih cinta produk dan pemikiran dari luar," ujar Djarot.
Kader PDI Perjuangan itu mengungkapkan, generasi muda lebih mengidolakan tokoh-tokoh dari luar. Jarang sekali tokoh dalam negeri bahkan pahlawan yang dijadikan panutan.
"Kemarin ada datang dari luar negeri, siapa itu, Selena Gomez, waaah hebohnya. Ada aplikasi permainan Pokemon Go, semua cari Pokemon. Generasi muda kita dicuci otaknya," ungkap Djarot.
Karena itu, Djarot mempertanyakan, meski Bung Hatta kini sudah kembali keharibaan Tuhan Yang Maha Esa, apakah beliau puas dengan Indonesia saat ini?
"Tetapi kalau mau merenung, puaskah mereka? Bahagiakah mereka dengan kondisi tanah air kita sekarang ini? Sudahkah kita berjalan sesuai arah yang ditentukan Bung Hatta, Bung Karno? Apa kita sudah menyimpang sangat jauh?" pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat rutin melakukan ziarah ke makam proklamator Mohammad Hatta. Djarot bilang, menjelang perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus selalu diadakan upacara khusus di makam Bung Hatta.
Di acara "Renungan Bersama" dalam rangka Haul Bung Hatta ke-114 sekaligus peringatan 71 tahun kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pagi ini, Djarot mengungkapkan, Bung Hatta pasti sedang terbaring sedih melihat kondisi Indonesia saat ini.
"Terbaring menangis sedih di surga melihat kondisi keadaan kita saat ini," kata Djarot di Kompleks Pemakaman Bung Hatta, TPU Tanah Kusir, Jalan Bintaro Raya, Jakarta Selatan, Jumat (12/8/2016).
Djarot mengatakan, visi dan cita-cita Bung Hatta semestinya tercermin pada generasi sesudahnya. Namun, Indonesia kini malah tengah dihadang perang ideologi.
"Sekarang juga telah terjadi peperangan sesungguhnya, apa yang kita sebut cyber war, proxy war, ideological war, bukan perang antara satu bangsa dengan bangsa lain secara nyata, fisik," jelas Djarot.
Perang ideologi ini, lanjut Djarot, dilakukan berbagai negara dengan orientasi ekonomi. Tujuan mereka hanya memakmurkan negaranya sendiri.
Perang ideologi ini menyerang anak-anak muda saat ini. Generasi muda dihantam supaya kebanggaan terhadap bangsa sendiri terhapus.
"Akhirnya mereka lebih cinta produk dan pemikiran dari luar," ujar Djarot.
Kader PDI Perjuangan itu mengungkapkan, generasi muda lebih mengidolakan tokoh-tokoh dari luar. Jarang sekali tokoh dalam negeri bahkan pahlawan yang dijadikan panutan.
"Kemarin ada datang dari luar negeri, siapa itu, Selena Gomez, waaah hebohnya. Ada aplikasi permainan Pokemon Go, semua cari Pokemon. Generasi muda kita dicuci otaknya," ungkap Djarot.
Karena itu, Djarot mempertanyakan, meski Bung Hatta kini sudah kembali keharibaan Tuhan Yang Maha Esa, apakah beliau puas dengan Indonesia saat ini?
"Tetapi kalau mau merenung, puaskah mereka? Bahagiakah mereka dengan kondisi tanah air kita sekarang ini? Sudahkah kita berjalan sesuai arah yang ditentukan Bung Hatta, Bung Karno? Apa kita sudah menyimpang sangat jauh?" pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)