medcom.id, Jakarta: Perseteruan Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama dengan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi terus bergulir. Keduanya saling serang dan lontarkan bantahan.
Setelah membantah tudingan Ahok terkait kedekatannya dengan Yusril Ihza Mahendra, kini Rustam membatah tudingan Ahok yang menyebut dirinya meminta perpanjangan waktu penggusuran Kalijodo demi sebuah bengkel milik warga keturunan Tionghoa.
Rustam mengatakan, permukiman yang bediri di ruang terbuka hijau memang harus digusur dan warganya direlokasi. Namun, pemerintah harus memikirkan nasib warga yang menjadi korban penggusuran.
"Caranya memang relokasi. Tapi, memindahkan manusia perlu kehati-hatian. Harus layak. Perlu waktu. Itu pendapat saya," kata Rustam, di kantornya Jalan Laksda Yos Sudarso No 27-29, Kebon Bawang,Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (26/4/2016)
Rustam mengatakan, kondisi Jakarta Utara ke depan akan semakin dinamis. Sebab, pembangunan banyak dilakukan di wilayah utara Jakarta.
"Pengembangan kota banyak ke utara. Terutama di area yang tidak seharusnya mereka berada (wilayah penertiban)," ujarnya.
Rustam menuturkan, Jakarta Utara perlu Wali Kota yang baru sebagai penggati dirinya. Menurutnya, Jakarta Utara perlu anak muda dan paham masalah Jakarta Utara.
"Banyak (pejabat) yang muda, pasti dia paham lah masalah di Jakarta, apalagi Jakarta Utara. Saya yakin pengganti saya bagus. Stoknya tidak kurang di DKI," kata Rustam.
Mundurnya Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi disinyalir karena beda prinsip dengan Ahok. Rustam mundur bukan karena tudingan Ahok yang menyebut kedekatannya dengan Yusril Ihza Mahendra.
"Saya kira ini panjang (masalahnya), bukan karena candaan kemarin. Sejak dari kejadian (reklamasi) KBN dan (penggusuran) Kalijodo. Memang sudah ada perbedaan prinsip," kata Ahok.
Ahok menceritakan, saat penggusuran Kalijodo, Rustam ngotot tak ingin menggusur kawasan tersebut. Salah satu alasan Rustam, kata Ahok, ada satu bengkel yang berdiri dan minta penggusuran diundur 2 bulan.
"Bisa kebayang enggak kalau seluruh Kalijodo digusur, tapi ada satu bengkel yang enggak? Tafsirnya apa? Ini bisa bahaya secara politik, itu bisa dihubungkan, apalagi yang punya etnis Tionghoa," kata Ahok.
Saat itu, Ahok mengaku menegur Rustam karena meminta izin tak menghancurkan semua rumah usaha di Kalijodo. Karena alasan itu Ahok menduga mundurnya Rustam bukan hanya karena candaannya semata. Namun, memang sudah beda prinsip.
Kini Wakil Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) menggantikan Rustam. "Sementara wakilnya jadi Plt," kata Ahok.
Ahok bakal mencari pengganti definitif dengan melakukan seleksi pejabat eselon II di lingkungan DKI. Ahok mengatakan, Wahyu hanya menggantikan Rustam untuk sementara sampai proses seleksi selesai.
medcom.id, Jakarta: Perseteruan Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama dengan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi terus bergulir. Keduanya saling serang dan lontarkan bantahan.
Setelah membantah tudingan Ahok terkait kedekatannya dengan Yusril Ihza Mahendra, kini Rustam membatah tudingan Ahok yang menyebut dirinya meminta perpanjangan waktu penggusuran Kalijodo demi sebuah bengkel milik warga keturunan Tionghoa.
Rustam mengatakan, permukiman yang bediri di ruang terbuka hijau memang harus digusur dan warganya direlokasi. Namun, pemerintah harus memikirkan nasib warga yang menjadi korban penggusuran.
"Caranya memang relokasi. Tapi, memindahkan manusia perlu kehati-hatian. Harus layak. Perlu waktu. Itu pendapat saya," kata Rustam, di kantornya Jalan Laksda Yos Sudarso No 27-29, Kebon Bawang,Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (26/4/2016)
Rustam mengatakan, kondisi Jakarta Utara ke depan akan semakin dinamis. Sebab, pembangunan banyak dilakukan di wilayah utara Jakarta.
"Pengembangan kota banyak ke utara. Terutama di area yang tidak seharusnya mereka berada (wilayah penertiban)," ujarnya.
Rustam menuturkan, Jakarta Utara perlu Wali Kota yang baru sebagai penggati dirinya. Menurutnya, Jakarta Utara perlu anak muda dan paham masalah Jakarta Utara.
"Banyak (pejabat) yang muda, pasti dia paham lah masalah di Jakarta, apalagi Jakarta Utara. Saya yakin pengganti saya bagus. Stoknya tidak kurang di DKI," kata Rustam.
Mundurnya Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi disinyalir karena beda prinsip dengan Ahok. Rustam mundur bukan karena tudingan Ahok yang menyebut kedekatannya dengan Yusril Ihza Mahendra.
"Saya kira ini panjang (masalahnya), bukan karena candaan kemarin. Sejak dari kejadian (reklamasi) KBN dan (penggusuran) Kalijodo. Memang sudah ada perbedaan prinsip," kata Ahok.
Ahok menceritakan, saat penggusuran Kalijodo, Rustam ngotot tak ingin menggusur kawasan tersebut. Salah satu alasan Rustam, kata Ahok, ada satu bengkel yang berdiri dan minta penggusuran diundur 2 bulan.
"Bisa kebayang enggak kalau seluruh Kalijodo digusur, tapi ada satu bengkel yang enggak? Tafsirnya apa? Ini bisa bahaya secara politik, itu bisa dihubungkan, apalagi yang punya etnis Tionghoa," kata Ahok.
Saat itu, Ahok mengaku menegur Rustam karena meminta izin tak menghancurkan semua rumah usaha di Kalijodo. Karena alasan itu Ahok menduga mundurnya Rustam bukan hanya karena candaannya semata. Namun, memang sudah beda prinsip.
Kini Wakil Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) menggantikan Rustam. "Sementara wakilnya jadi Plt," kata Ahok.
Ahok bakal mencari pengganti definitif dengan melakukan seleksi pejabat eselon II di lingkungan DKI. Ahok mengatakan, Wahyu hanya menggantikan Rustam untuk sementara sampai proses seleksi selesai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)