Ilustrasi vaksin untuk pelajar. MI/Andri WIdiyanto
Ilustrasi vaksin untuk pelajar. MI/Andri WIdiyanto

Pemprov DKI Tunggu Pemerintah Pusat Soal Vaksin Pfizer untuk Anak-anak

Theofilus Ifan Sucipto • 25 September 2021 06:23
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menunggu kebijakan pemerintah pusat soal penggunaan vaksin Pfizer untuk anak di bawah usia 12 tahun. Pemprov DKI saat ini fokus memvaksinasi anak usia 12 hingga 17 tahun.
 
“Itu yang kita dorong supaya lebih tinggi cakupannya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia saat dihubungi, Jumat, 24 September 2021.
 
Dwi mengatakan kebijakan pemerintah pusat berasal dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Keputusan Kemenkes juga harus mengacu pada hasil uji keamanan dan khasiat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Saat ini, sekitar 700 ribu remaja sudah mendapat vaksin dosis pertama. Dia mengajak remaja yang belum divaksin segera datang ke sentra vaksinasi.
 
Dwi menyebut masih ada ketidaktahuan masyarakat ihwal 98 persen orang memungkinkan divaksin. Masyarakat masih ada yang mengira remaja tidak bisa menerima vaksin.
 
“Yang memang jelas (tidak bisa divaksin) yang punya riwayat alergi terhadap bahan vaksinnya dan itu jumlahnya sangat kecil,” papar dia.
 
Selain itu, masyarakat dengan penyakit penyerta atau komorbid juga bisa disuntik vaksin. Syaratnya memeriksakan diri lebih dulu ke dokter dan mendapat surat keterangan bisa divaksin.
 
Pemerintah belum berencana menggunakan vaksin Pfizer bagi anak usia di bawah 12 tahun. Target penerima vaksin tersebut masih mengacu kepada izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
 
“Sejauh ini pemerintah Indonesia masih mengacu EUA vaksin Pfizer oleh BPOM pada 15 Juli 2021,” kata Wiku dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis, 23 September 2021.
 
EUA itu menyebut target penerima vaksin Pfizer adalah anak-anak usia 12 hingga 15 tahun. Masyarakat yang berusia di atas 16 tahun juga bisa menerima vaksin tersebut.
 
“Jika ada perubahan kriteria penerima vaksinasi, pemerintah segera memberi informasi aktual kepada publik,” papar Wiku.
 
Baca: Jokowi Sebut Adaptasi Kebiasaan Baru Kunci Menuju Endemi

Vaksin untuk Indonesia

Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
 
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
 
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20.05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan