medcom.id, Jakarta: Warga Bukit Duri Jakarta Selatan legawa direlokasi. Kawasan bantaran kali yang ditempati mereka bakal digusur untuk normalisasi Sungai Ciliwung.
Imam, 55, mengaku sukarela pindah dari rumah yang sudah ditempatinya selama 10 tahun. Imam dan dua anaknya yang masih sekolah bakal mengisi Rumah Susun Cakung di Bekasi KM 2.
"Saya dan warga sini memang sudah mau dipindah," kata Imam saat berbincang dengan Metrotvnews.com di kediamannya RT01 RW12, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Kamis 15 Juni 2017.
Menurut Imam, mayoritas warga rela dipindah karena sadar tinggal di bantaran kali. Apalagi, hampir seluruh bangunan di kawasan itu tidak memiliki sertifikat. "Walaupun saya bayar PBB tiap tahun," kata Imam.
Rudi, 47, warga lainnya, juga menerima direlokasi. "Di sana lebih bersih lingkungannya ya. Lumayan juga dapat dua kamar," ujar Rudi.
Hal serupa diucapkan warga lainnya, Slamet, mengaku tak bisa melawan Pemprov DKI sebagai pemilik lahan bantaran kali. Walupun, ia mengaku sudah menempati rumah itu selama 50 tahun.
Beda dengan Imam dan Rudi, Slamet tak mengambil Rusun. Ia memilih pulang ke Cibinong, Bogor. "Saya ada rumah di sana. Dibanding harus menyewa rusun," kata pria 60 tahun itu.
Pantauan Metrotvnews.com, normalisasi Kali Ciliwung berjarak sekitar 40-50 meter dari bibir kali. Ada tanda cat biru sebagai penanda wilayah yang kena pelebaran. Total empat RT bakal kena gusur, yakni RT 1, 2, 3, dan 4.
Lokasi termasuk pemukiman padat penduduk. Hanya jalan setapak kecil yang menjadi akses warga keluar masuk permukiman. Kawasan itu, juga dikenal langganan banjir. "2007 pernah dua meter lebih tinggi air," kata Slamet.
Rencananya, eksekusi kawasan Bukit Duri dilakukan 5 Juli 2017. Jadwal itu hasil kesepakatan warga yang minta jadwal penertiban dilakukan setelah Lebaran.
Relokasi akan dilakukan sepanjang sekitar 700 meter, dengan jumlah 363 keluarga. Selain Rusun KM 2 Bekasi, Pemprov juga menyediakan rusun Rawa Bebek, Komarudin, dan Pulogebang.
medcom.id, Jakarta: Warga Bukit Duri Jakarta Selatan legawa direlokasi. Kawasan bantaran kali yang ditempati mereka bakal digusur untuk normalisasi Sungai Ciliwung.
Imam, 55, mengaku sukarela pindah dari rumah yang sudah ditempatinya selama 10 tahun. Imam dan dua anaknya yang masih sekolah bakal mengisi Rumah Susun Cakung di Bekasi KM 2.
"Saya dan warga sini memang sudah mau dipindah," kata Imam saat berbincang dengan
Metrotvnews.com di kediamannya RT01 RW12, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Kamis 15 Juni 2017.
Menurut Imam, mayoritas warga rela dipindah karena sadar tinggal di bantaran kali. Apalagi, hampir seluruh bangunan di kawasan itu tidak memiliki sertifikat. "Walaupun saya bayar PBB tiap tahun," kata Imam.
Rudi, 47, warga lainnya, juga menerima direlokasi. "Di sana lebih bersih lingkungannya ya. Lumayan juga dapat dua kamar," ujar Rudi.
Hal serupa diucapkan warga lainnya, Slamet, mengaku tak bisa melawan Pemprov DKI sebagai pemilik lahan bantaran kali. Walupun, ia mengaku sudah menempati rumah itu selama 50 tahun.
Beda dengan Imam dan Rudi, Slamet tak mengambil Rusun. Ia memilih pulang ke Cibinong, Bogor. "Saya ada rumah di sana. Dibanding harus menyewa rusun," kata pria 60 tahun itu.
Pantauan
Metrotvnews.com, normalisasi Kali Ciliwung berjarak sekitar 40-50 meter dari bibir kali. Ada tanda cat biru sebagai penanda wilayah yang kena pelebaran. Total empat RT bakal kena gusur, yakni RT 1, 2, 3, dan 4.
Lokasi termasuk pemukiman padat penduduk. Hanya jalan setapak kecil yang menjadi akses warga keluar masuk permukiman. Kawasan itu, juga dikenal langganan banjir. "2007 pernah dua meter lebih tinggi air," kata Slamet.
Rencananya, eksekusi kawasan Bukit Duri dilakukan 5 Juli 2017. Jadwal itu hasil kesepakatan warga yang minta jadwal penertiban dilakukan setelah Lebaran.
Relokasi akan dilakukan sepanjang sekitar 700 meter, dengan jumlah 363 keluarga. Selain Rusun KM 2 Bekasi, Pemprov juga menyediakan rusun Rawa Bebek, Komarudin, dan Pulogebang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)