medcom.id, Jakarta: Sejumlah warga masih mencoba bertahan hidup di bekas kawasan prostitusi Kalijodo, Jakarta Utara. Tanpa tempat tinggal dan pekerjaan, mereka mengais rupiah untuk modal pulang ke kampung halaman.
Hamdan tak pernah berhenti mengepul barang bekas di bawah sengatan matahari. Sejak pagi, ia mencari barang bekas yang sekiranya bisa dijual.
Pria 52 tahun itu merupakan salah seorang warga yang tinggal di Jalan Kepanduan I, persis di kolong Tol Sedyatmo, Penjaringan, Jakarta Utara. Tempat tinggalnya beserta ratusan warga lain sudah rata dengan tanah sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluluhlantahkan kawasan Kalijodo di Jalan Kepanduan II.
Kawasan prostitusi Kalijodo sebelum digusur. foto: antara/M Adimaja.
Sebelum menjadi pengepul barang bekas, ia mengaku bekerja sebagai tukang parkir di Kalijodo saat bisnis prostitusi itu masih moncer. Tanpa harus keluar banyak keringat, pendapatannya kala itu Rp 1 juta per hari.
"Sekarang dapat Rp100 ribu juga susah," kata Hamdan saat ditemui Metrotvnews.com, Jumat (22/4/2016).
Ia sadar dirinya salah menempati lahan negara. Namun apa daya, nasib yang menuntunnya memilih tinggal di kolong tol dan bergelut di dunia malam Kalijodo.
Tanpa sertifikat bangunan dan KTP DKI, Hamdan tidak mendapat kompensasi tinggal di rumah susun sewa seperti yang dijanjikan Pemprov DKI. Kendati demikian, ia tidak mempermasalahkan hal itu.
Pemerintah DKI menggusur permukiman di Kalijodo. Foto: MTVN/Wanda Indana
Saat ini, Hamdan masih bertahan di kolong Tol Sedyatmo dengan bangunan yang tidak bisa disebut rumah. Ia mengaku nekat membangun ulang tempat tinggalnya menggunakan triplek dan kardus sisa pembongkaran sebelum pulang ke kampungnya di Tegal, Jawa Tengah.
"Sementara masih di sini, ngumpulin uang buat ke Tegal," katanya.
Kondisi area kolong Tol Sedyatmo saat ini memang tidak sepadat dulu. Hanya menyisakan beberapa bangunan warung kecil dan tempat tinggal seadanya.
Selain bangunan kumuh, beberapa truk terpakir di sana. Area tersebut nyatanya memang biasa digunakan sopir truk untuk rehat sejenak. Salah seorang pemilik warung, Sutinah, 67, mengakui hal tersebut.
"Emang biasanya dipakai istirahat sopir. Buat sekadar tidur sama ngopi," kata dia.
Pemerintah merevitalisasi kawsan Kalijodo. Foto: MI/ Panca
Berbeda dengan kawasan Kalijodo di Jalan Kepanduan II yang tengah ditata ulang, kawasan di Jalan Kepanduan I memang terlihat belum ditata. Tidak ada alat-alat berat maupun pekerja di sana.
Hal tersebut diakui oleh Lurah Pejagalan, Maskur. Menurut dia, penataan tidak bisa langsung dilaksanakan oleh Pemprov DKI lantaran lahan di Jalan Kepanduan I milik PT Jasa Marga.
Saat ini kedua belah pihak masih berkoordinasi mencari solusi penataan. Maskur menyebut, rencananya kawasan tersebut akan dijadikan lahan parkir untuk Taman Kalijodo.
Kawasan tersebut resmi diratakan dengan tanah per 1 Maret lalu, atau selang beberapa hari setelah kawasan Kalijodo rata dengan tanah. Penggusuran kemarin bukan yang pertama di kawasan tersebut, Pemerintah Kota Jakarta Utara sudah dua kali menggusur permukiman liar di kolong Tol Sedyatmo pada 2006 dan 2007.
medcom.id, Jakarta: Sejumlah warga masih mencoba bertahan hidup di bekas kawasan prostitusi Kalijodo, Jakarta Utara. Tanpa tempat tinggal dan pekerjaan, mereka mengais rupiah untuk modal pulang ke kampung halaman.
Hamdan tak pernah berhenti mengepul barang bekas di bawah sengatan matahari. Sejak pagi, ia mencari barang bekas yang sekiranya bisa dijual.
Pria 52 tahun itu merupakan salah seorang warga yang tinggal di Jalan Kepanduan I, persis di kolong Tol Sedyatmo, Penjaringan, Jakarta Utara. Tempat tinggalnya beserta ratusan warga lain sudah rata dengan tanah sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluluhlantahkan kawasan Kalijodo di Jalan Kepanduan II.
Kawasan prostitusi Kalijodo sebelum digusur. foto: antara/M Adimaja.
Sebelum menjadi pengepul barang bekas, ia mengaku bekerja sebagai tukang parkir di Kalijodo saat bisnis prostitusi itu masih
moncer. Tanpa harus keluar banyak keringat, pendapatannya kala itu Rp 1 juta per hari.
"Sekarang dapat Rp100 ribu juga susah," kata Hamdan saat ditemui
Metrotvnews.com, Jumat (22/4/2016).
Ia sadar dirinya salah menempati lahan negara. Namun apa daya, nasib yang menuntunnya memilih tinggal di kolong tol dan bergelut di dunia malam Kalijodo.
Tanpa sertifikat bangunan dan KTP DKI, Hamdan tidak mendapat kompensasi tinggal di rumah susun sewa seperti yang dijanjikan Pemprov DKI. Kendati demikian, ia tidak mempermasalahkan hal itu.
Pemerintah DKI menggusur permukiman di Kalijodo. Foto: MTVN/Wanda Indana
Saat ini, Hamdan masih bertahan di kolong Tol Sedyatmo dengan bangunan yang tidak bisa disebut rumah. Ia mengaku nekat membangun ulang tempat tinggalnya menggunakan triplek dan kardus sisa pembongkaran sebelum pulang ke kampungnya di Tegal, Jawa Tengah.
"Sementara masih di sini, ngumpulin uang buat ke Tegal," katanya.
Kondisi area kolong Tol Sedyatmo saat ini memang tidak sepadat dulu. Hanya menyisakan beberapa bangunan warung kecil dan tempat tinggal seadanya.
Selain bangunan kumuh, beberapa truk terpakir di sana. Area tersebut nyatanya memang biasa digunakan sopir truk untuk rehat sejenak. Salah seorang pemilik warung, Sutinah, 67, mengakui hal tersebut.
"Emang biasanya dipakai istirahat sopir. Buat sekadar tidur sama ngopi," kata dia.
Pemerintah merevitalisasi kawsan Kalijodo. Foto: MI/ Panca
Berbeda dengan kawasan Kalijodo di Jalan Kepanduan II yang tengah ditata ulang, kawasan di Jalan Kepanduan I memang terlihat belum ditata. Tidak ada alat-alat berat maupun pekerja di sana.
Hal tersebut diakui oleh Lurah Pejagalan, Maskur. Menurut dia, penataan tidak bisa langsung dilaksanakan oleh Pemprov DKI lantaran lahan di Jalan Kepanduan I milik PT Jasa Marga.
Saat ini kedua belah pihak masih berkoordinasi mencari solusi penataan. Maskur menyebut, rencananya kawasan tersebut akan dijadikan lahan parkir untuk Taman Kalijodo.
Kawasan tersebut resmi diratakan dengan tanah per 1 Maret lalu, atau selang beberapa hari setelah kawasan Kalijodo rata dengan tanah. Penggusuran kemarin bukan yang pertama di kawasan tersebut, Pemerintah Kota Jakarta Utara sudah dua kali menggusur permukiman liar di kolong Tol Sedyatmo pada 2006 dan 2007.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)