Ilustrasi polusi udara di Jakarta/MI/Ramdani
Ilustrasi polusi udara di Jakarta/MI/Ramdani

BMKG Prediksi Juni Puncak Kemarau, Jakarta Bakal Berpolusi Lagi

Media Indonesia • 06 Mei 2024 04:05
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Jakarta memasuki musim kemarau tahun ini pada Mei. Puncaknya diprediksi pada Juni 2024, dan diprediksi berpengaruh dengan polusi  udara di Jakarta. 
 
Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert Nahas megatakan bahwa dampak fenomena iklim global juga memiliki pengaruh terhadap PM2.5 yang merupakan salah satu partikel polutan.
 
“Fenomena iklim global bisa memengaruhi iklim di Indonesia, yang juga berakibat ke kondisi PM2.5 di antaranya adalah El Nino, La Nina, dan Dipole Mode Positif/Negatif,” jelasnya melalui keterangan, Minggu, 5 Juni 2024.

Ia menerangkan bahwa La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua wilayah timur dan barat berdasarkan respon PM2.5 terhadap La Nina.
 
“Salah satu dampaknya adalah konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hari hingga pagi hari dan rendah pada siang hari,” ungkap Albert.
 
Albert menegaskan bahwa bagaimanapun kondisi iklim global yang terjadi, kualitas udara akan bergantung terhadap sumber emisi di wilayah tersebut.
 
Baca: Video Viral Waspada Tsunami di Sumatra Tahun 2024, BMKG: Hoaks

Sementara itu, Project Manager untuk Clean Air Catalyst dari World Resources Institute (WRI) Indonesia Satya Budi Utama mengatakan antisipasi pemerintah daerah perlu dilakukan, mengingat Jakarta pernah dilanda polusi buruk pada 2023.
 
“Pemprov DKI belajar dari kejadian tahun 2023. Agar Pemerintah siap untuk mengantipasi situasi di mana ada pengaruh panjang polusi udara karena panjangnya musim kemarau,” ujar dia.
 
Menurut dia, seharusnya pemerintah harus bersinergi dengan berbagai pihak dalam merespons perubahan iklim. Salah satunya dengan bersinergi mengantisipasi polusi dari emisi sektor transportasi.
 
“Sejalan dengan strategi pengendalian pencemaran udara, sebenarnya yang kami lakukan sekarang adalah mengupayakan antisipasi terhadap pengurangan polusi meskipun sektornya ada transportasi. Ini bukan hanya dikerjakan oleh satu pihak saja,” ungkap Tomi.
 
Saat ini, pihaknya terus mengkaji pengembangan kawasan rendah emisi serta mendorong terjadinya perubahan atau transisi dari penggunaan kendaraan pribadi ke dalam sistem transportasi umum di Jakarta.
 
“Ini merujuk pada perilaku di mana individu atau masyarakat secara bertahap meninggalkan penggunaan kendaraan pribadi mereka dan beralih ke menggunakan transportasi umum untuk perjalanan mereka di Jakarta,” ujarnya.
 
(Mohamad Farhan Zhuhri)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan