Jakarta: Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menginstruksikan jajarannya gesit menangani kasus gagal ginjal akut. Supaya, jumlah kasus dan korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin.
“Kita sudah punya alatnya, harapannya semua bisa diteliti dan penanganannya bisa dipercepat,” kata Heru di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Oktober 2022.
Heru mengatakan labkesda tersebut menjadi tempat rujukan bagi daerah lain. Fasilitas itu juga akan menggelar pelatihan sehingga seluruh wilayah memiliki standar yang sama.
“Jadi kami memastikan bahwa (fasilitas) Labkesda DKI komplet,” papar dia.
Sementara itu, Heru merespons data terbaru soal gagal ginjal akut di Jakarta. Sebanyak 71 kasus terdeteksi di Ibu Kota dan 40 orang di antaranya meninggal.
Menurut Heru, hal itu tidak serta merta menjadikan Jakarta sebagai provinsi dengan kasus tertinggi. Sebab, pasien di Jakarta berasal dari berbagai daerah.
“Tidak ber-KTP (kartu tanda penduduk) DKI, kebetulan mereka dirawat di Jakarta, kan ada dari Banten, Jawa Barat, dan luar Jabodetabek,” jelas dia.
Heru memastikan seluruh infrastruktur kesehatan Ibu Kota siap menghadapi kasus gagal ginjal akut. Namun dia berharap jumlah kasus tidak meningkat.
“Mudah-mudahan tidak lebih banyak pasiennya atau gejalanya. Gejalanya macam-macam, belum tentu ke arah itu (gagal ginjal akut),” ujar dia.
Jakarta: Penjabat (Pj)
Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menginstruksikan jajarannya gesit menangani kasus gagal ginjal akut. Supaya, jumlah kasus dan korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin.
“Kita sudah punya alatnya, harapannya semua bisa diteliti dan penanganannya bisa dipercepat,” kata Heru di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Cempaka Putih,
Jakarta Pusat, Kamis, 20 Oktober 2022.
Heru mengatakan labkesda tersebut menjadi tempat rujukan bagi daerah lain. Fasilitas itu juga akan menggelar pelatihan sehingga seluruh wilayah memiliki standar yang sama.
“Jadi kami memastikan bahwa (fasilitas) Labkesda DKI komplet,” papar dia.
Sementara itu, Heru merespons data terbaru soal
gagal ginjal akut di Jakarta. Sebanyak 71 kasus terdeteksi di Ibu Kota dan 40 orang di antaranya meninggal.
Menurut Heru, hal itu tidak serta merta menjadikan Jakarta sebagai provinsi dengan kasus tertinggi. Sebab, pasien di Jakarta berasal dari berbagai daerah.
“Tidak ber-KTP (kartu tanda penduduk) DKI, kebetulan mereka dirawat di Jakarta, kan ada dari Banten, Jawa Barat, dan luar Jabodetabek,” jelas dia.
Heru memastikan seluruh infrastruktur kesehatan Ibu Kota siap menghadapi kasus gagal ginjal akut. Namun dia berharap jumlah kasus tidak meningkat.
“Mudah-mudahan tidak lebih banyak pasiennya atau gejalanya. Gejalanya macam-macam, belum tentu ke arah itu (gagal ginjal akut),” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)