Warga membeli kebutuhan pokok di tempat Operasi Pasar PD Pasar Jaya, Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa 7 Juni 2016. Foto: MI/Galih Pradipta
Warga membeli kebutuhan pokok di tempat Operasi Pasar PD Pasar Jaya, Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa 7 Juni 2016. Foto: MI/Galih Pradipta

Kisah Ibu-Ibu Pemburu Pasar Murah

08 Juni 2016 07:50
medcom.id, Jakarta: Pandangan Nani Aprianingsih, 29, terpaku pada spanduk di tenda pasar murah di Pasar Palmerah, Jakarta Barat. Ia membaca satu per satu informasi mengenai bahan pokok yang tersedia beserta harganya. Sebagian bertulis keterangan bahwa stok habis.
 
"Kok enggak semurah pasar murah yang di Benhil kemarin, ya. Di sana daging sekilo jadi Rp75 ribu," keluh Nani beranjak pergi, Selasa (7//6/2016).
 
Kisah Ibu-Ibu Pemburu Pasar Murah
Warga membeli kebutuhan pokok di tempat Operasi Pasar PD Pasar Jaya, Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa 7 Juni 2016. Antara Foto/Sigid Kurniawan

Ibu rumah tangga itu bergegas bersama suami saat mendengar ada pasar murah dari tetangganya. Namun, murahnya tidak seperti yang diharapkan. Daging ayam dibanderol Rp29 ribu per kilo. Padahal, di Pasar Petamburan harga per kilo ayam Rp30 ribu. "Beda cuma Rp1.000," ujarnya dengan raut kecewa.
 
Kedatangan Nani ke sana ingin membeli daging sapi lantaran keluarganya lebih dari tujuh bulan tidak merasakan daging sapi. Sayangnya, keinginan itu tak terwujud karena stok daging habis dan harga yang dibanderol tak sesuai harapannya.
 
Suami Nani merupakan petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) di Kantor Kelurahan Petamburan, dengan tanggungan dua anak. Penghasilan suami Nani sekitar Rp3 juta. Sehari-hari keluarga Nani lebih sering mengonsumsi ikan dan telur, sesekali ayam.
 
"Kalau makan daging cuma pas Lebaran, saya bikin rendang. Abis daging kan mahal. Kalau besok-besok ada yang lebih murah lagi dari ini saya ingin beli," kata dia.
 
Kisah Ibu-Ibu Pemburu Pasar Murah
Warga membeli kebutuhan pokok di tempat Operasi Pasar PD Pasar Jaya, Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa 7 Juni 2016. Foto: MI/Galih Pradipta
 
Kekecewaan serupa dirasakan Nurbaiti, 52. Ia harus pulang dengan tangan kosong karena tak kebagian bahan-bahan pokok yang ia inginkan. Ia datang pukul 11.00 WIB, saat sebagian besar stok di pasar murah tersebut menipis.
 
"Cuma sisa minyak dan cabai merah Bu," kata salah seorang petugas di tenda pasar murah.
 
Nurbaiti akhirnya memutuskan membeli minyak dan cabai merah. Harganya lebih murah daripada beli di pasar. Selisihnya bisa 50 persen. Bagi Nurbaiti, kehadiran pasar murah sangat membantu untuk menghemat pengeluaran uang belanja sehari-hari.
 
Pembeli lainnya, Rofiah, 54, membeli du kilogram gula. Biasanya, ia membeli gula seharga Rp16 ribu per kg. Di pasar murah Rp28 ribu per dua kg. "Ini buat bikin minuman-minuman manis untuk berbuka puasa," ujarnya.
 
Pasar murah berlangsung sejak Sabtu 4 Juni di 20 pasar di bawah naungan PD Pasar Jaya. Ini merupakan bagian dari gelaran Festival Jakarta Great Sale. (Nicky Aulia Widadio/J-3)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan