Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta jajarannya mengantisipasi potensi banjir saat badai La Nina. Ia menyebut hujan dan banjir dapat dikendilakan manusia.
"Hujan dan banjir itu fenomena yang kita hadapi terus menurus, saya garis bawahi ke jajaran jangan dianggap ini sebagai given tapi harus bisa kita dikendalikan. Kalau gempa bumi itu di luar kendali manusia," ujar Anies dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Antisipasi La Nina oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara virtual, Jumat, 29 Oktober 2021.
Baca: Katulampa Siaga III, Jakarta Waspada Banjir
Anies juga meminta jajarannya dapat mengidentifikasi potensi banjir berdasarkan tingkat curah hujan. Selain itu, ia telah membagi tiga front mengantisipasi banjir akibat dampak La Nina.
"Front satu adalah front di pesisir pantai, karena permukaan air laut meningkat sementara beberapa daerah itu permukaan tanah lebih rendah dari pada ketinggian laut," kata dia.
Kemudian, front kedua adalah sungai yang mengalir dari kawasan pengunungan. Sementara itu, front ketiga adalah pengendalian di dalam kota.
"Itu yang harus kita antisipasi. Tiga-tiganya kita siapkan mitigasinya," kata Anies.
Anomali iklim La Nina terpantau berkembang di Samudra Pasifik Ekuator dan diperkirakan akan mencapai intensitas menengah hingga akhir 2020. Seluruh wilayah Indonesia diminta mewaspadai dampak La Nina selama musim penghujan.
"Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatra," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu, 3 Oktober 2020.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan meminta jajarannya mengantisipasi potensi banjir saat badai La Nina. Ia menyebut hujan dan banjir dapat dikendilakan manusia.
"Hujan dan
banjir itu fenomena yang kita hadapi terus menurus, saya garis bawahi ke jajaran jangan dianggap ini sebagai
given tapi harus bisa kita dikendalikan. Kalau gempa bumi itu di luar kendali manusia," ujar Anies dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Antisipasi La Nina oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara virtual, Jumat, 29 Oktober 2021.
Baca:
Katulampa Siaga III, Jakarta Waspada Banjir
Anies juga meminta jajarannya dapat mengidentifikasi
potensi banjir berdasarkan tingkat curah hujan. Selain itu, ia telah membagi tiga
front mengantisipasi
banjir akibat dampak La Nina.
"
Front satu adalah
front di pesisir pantai, karena permukaan air laut meningkat sementara beberapa daerah itu permukaan tanah lebih rendah dari pada ketinggian laut," kata dia.
Kemudian,
front kedua adalah sungai yang mengalir dari kawasan pengunungan. Sementara itu,
front ketiga adalah pengendalian di dalam kota.
"Itu yang harus kita antisipasi. Tiga-tiganya kita siapkan mitigasinya," kata Anies.
Anomali iklim La Nina terpantau berkembang di Samudra Pasifik Ekuator dan diperkirakan akan mencapai intensitas menengah hingga akhir 2020. Seluruh wilayah Indonesia diminta mewaspadai dampak La Nina selama musim penghujan.
"Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatra," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu, 3 Oktober 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)