medcom.id, Jakarta: Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta meminta dana partai politik ditambah. Pasalnya, alokasi Rp410 per suara dinilai terlalu kecil. Padahal, kebutuhan partai sangat tinggi.
Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik mengatakan, dana Rp410 terlalu kecil jika dibanding dengan 5-10 tahun lalu yang jumlahnya Rp1.000 per suara. Selain itu dana parpol masih jauh lebih kecil dari dana organisasi.
"Bayangkan hibah KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Rp2 miliar setahun, hibah penangggulangan AIDS Rp22 miliar. Sementara untuk 10 parpol hanya Rp1,8 miliar. Coba lihat proporsinya," kata Taufik saat istirahat rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2016 di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2015).
Ia mencontohkan, Partai Gerindra memiliki 500 ribu suara hanya mendapatkan sekitar Rp200 juta per tahun. Dana hanya bisa digunakan untuk pendidikan kader. “Belanjanya harus untuk pendidikan kader, operasional partai belum dipikirin," ujar politikus Partai Gerindra itu.
Taufik belum bisa menyebutkan berapa angka yang pas. Soal itu masih dikaji panitia Banggar bersama perwakilan parpol. "Ini lagi dikaji sama mereka," katanya.
Taufik berharap, jika sudah ditambah dana parpol dapat digunakan untuk kegiatan kemasyarakatan dan operasional partai. "Bukan cuma untuk Diklat, bisa juga untuk kegiatan kemasyarakatan," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta meminta dana partai politik ditambah. Pasalnya, alokasi Rp410 per suara dinilai terlalu kecil. Padahal, kebutuhan partai sangat tinggi.
Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik mengatakan, dana Rp410 terlalu kecil jika dibanding dengan 5-10 tahun lalu yang jumlahnya Rp1.000 per suara. Selain itu dana parpol masih jauh lebih kecil dari dana organisasi.
"Bayangkan hibah KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Rp2 miliar setahun, hibah penangggulangan AIDS Rp22 miliar. Sementara untuk 10 parpol hanya Rp1,8 miliar. Coba lihat proporsinya," kata Taufik saat istirahat rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2016 di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2015).
Ia mencontohkan, Partai Gerindra memiliki 500 ribu suara hanya mendapatkan sekitar Rp200 juta per tahun. Dana hanya bisa digunakan untuk pendidikan kader. “Belanjanya harus untuk pendidikan kader, operasional partai belum dipikirin," ujar politikus Partai Gerindra itu.
Taufik belum bisa menyebutkan berapa angka yang pas. Soal itu masih dikaji panitia Banggar bersama perwakilan parpol. "Ini lagi dikaji sama mereka," katanya.
Taufik berharap, jika sudah ditambah dana parpol dapat digunakan untuk kegiatan kemasyarakatan dan operasional partai. "Bukan cuma untuk Diklat, bisa juga untuk kegiatan kemasyarakatan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)