medcom.id, Jakarta: Rumah Susun Cipinang Besar Selatan (Cibesel) blok E, Jatinegara, Jakarta Timur sebagian besar sudah dihuni warga relokasi normalisasi Kali Ciliwung. Warga masih mengeluhkan sejumlah fasilitas rusun ini.
Rusun Cibesel terdiri lima blok. Satu blok bangunan terdiri 100 unit hunian warga yang tersusun menjadi lima lantai. Khusus Blok E, kini dihuni warga yang semula bermukim di Bukit Duri, Jakarta Selatan dan warga dari Bidara Cina, Jakarta Timur.
Penghuni Rusun, Artuti, 66, mengeluhkan kebocoran aliran dari air sisa pembuangan kamar mandi. Unit warga penghuni Blok E ini berada di lantai dua.
"Saya di sini baru satu bulan. Saluran air dari lantai atas masih bocor. Kalau warga lantai atas sedang nyuci, airnya kena juga ke unit saya," kata Artuti saat ditemui di Rusun Cibesel, Selasa (5/1/2016).
Menurutnya, kebocoran terjadi pada pipa penghubung kamar mandi dari lantai di atasnya. Tembok yang lembab bekas rembesan air pun ikut memicu jamur dan lumut untuk tumbuh di sana.
Artuti mengatakan, ia sudah melaporkan kepada pihak teknisi rusun. Namun, keluhan tersebut hingga kini belum terealisasi. "Lihat aja, sudah berlumut. Sudah berulang kali juga dilaporkan," ucapnya.
Hal serupa dialami warga Blok E lain, Fitri, 27. Fitri mengaku harus menampung air rembesan dari lantai di atasnya agar tidak membasahi dapurnya. Bahkan, kata dia, ia pernah menggunakan payung di dapurnya bila tetesan air sudah terlalu besar.
"Mau masak, ada tetesan air dari lantai atas. Ini sementara baru saya akali saja sendiri, petugas teknisnya belum juga datang," kata penghuni lantai tiga ini.
Sementara itu, Teknisi Rusun Cibesel Muhamad Ramdani saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih terkendala jumlah personel. Khusus untuk Blok E, sejumlah kerusakan masih terjadi lantaran blok ini baru dihuni setelah dua tahun selesai dibangun. "Saat ini ada tiga orang, tapi yang masuk baru dua orang. Keluhan dari warga setiap hari banyak," kata Ramdani.
Randani mengatakan, pihaknya selalu mengakomodir keluhan warga. Warga, kata dia, hanya tinggal membuat laporan di kantor administrasi rusun.
"Apabila masih bisa diperbaiki kami perbaiki tanpa biaya apapun. Tapi jika ada warga ingin kualitas lebih sesuai keinginan seperti mengganti jenis dan kualitas gagang kunci pintu, warga harus mengeluarkan kocek sendiri, tetap pengerjaan kami yang akan lakukan," ucapnya.
medcom.id, Jakarta: Rumah Susun Cipinang Besar Selatan (Cibesel) blok E, Jatinegara, Jakarta Timur sebagian besar sudah dihuni warga relokasi normalisasi Kali Ciliwung. Warga masih mengeluhkan sejumlah fasilitas rusun ini.
Rusun Cibesel terdiri lima blok. Satu blok bangunan terdiri 100 unit hunian warga yang tersusun menjadi lima lantai. Khusus Blok E, kini dihuni warga yang semula bermukim di Bukit Duri, Jakarta Selatan dan warga dari Bidara Cina, Jakarta Timur.
Penghuni Rusun, Artuti, 66, mengeluhkan kebocoran aliran dari air sisa pembuangan kamar mandi. Unit warga penghuni Blok E ini berada di lantai dua.
"Saya di sini baru satu bulan. Saluran air dari lantai atas masih bocor. Kalau warga lantai atas sedang nyuci, airnya kena juga ke unit saya," kata Artuti saat ditemui di Rusun Cibesel, Selasa (5/1/2016).
Menurutnya, kebocoran terjadi pada pipa penghubung kamar mandi dari lantai di atasnya. Tembok yang lembab bekas rembesan air pun ikut memicu jamur dan lumut untuk tumbuh di sana.
Artuti mengatakan, ia sudah melaporkan kepada pihak teknisi rusun. Namun, keluhan tersebut hingga kini belum terealisasi. "Lihat aja, sudah berlumut. Sudah berulang kali juga dilaporkan," ucapnya.
Hal serupa dialami warga Blok E lain, Fitri, 27. Fitri mengaku harus menampung air rembesan dari lantai di atasnya agar tidak membasahi dapurnya. Bahkan, kata dia, ia pernah menggunakan payung di dapurnya bila tetesan air sudah terlalu besar.
"Mau masak, ada tetesan air dari lantai atas. Ini sementara baru saya akali saja sendiri, petugas teknisnya belum juga datang," kata penghuni lantai tiga ini.
Sementara itu, Teknisi Rusun Cibesel Muhamad Ramdani saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih terkendala jumlah personel. Khusus untuk Blok E, sejumlah kerusakan masih terjadi lantaran blok ini baru dihuni setelah dua tahun selesai dibangun.
"Saat ini ada tiga orang, tapi yang masuk baru dua orang. Keluhan dari warga setiap hari banyak," kata Ramdani.
Randani mengatakan, pihaknya selalu mengakomodir keluhan warga. Warga, kata dia, hanya tinggal membuat laporan di kantor administrasi rusun.
"Apabila masih bisa diperbaiki kami perbaiki tanpa biaya apapun. Tapi jika ada warga ingin kualitas lebih sesuai keinginan seperti mengganti jenis dan kualitas gagang kunci pintu, warga harus mengeluarkan kocek sendiri, tetap pengerjaan kami yang akan lakukan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)