medcom.id, Jakarta: Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra tidak akan melepas jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) meski diusung oleh partai politik lain di Pilkada DKI 2017. Yusril berpendapat setiap partai politik lebih baik tak memaksakan kehendak mereka.
Oleh karena itu, Yusril yakin parpol pengusungnya kelak tak akan memaksa untuk menanggalkan jabatan ketua umum itu.
Yusril pun tak mau meninggalkan PBB untuk mendapatkan kekuasaan. Pria asal Belitung Timur itu pun menyindir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait berpindah partai politik ini.
Joko Widodo, M Taufik, dan Basuki Tjahaja Purnama saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. MI/Rommy Pujianto.
Pria yang akrab disapa Ahok itu pernah pindah dari PartaI Golkar ke Partai Gerindra pada 2012. Saat itu, Ahok menjadi pasangan Joko Widodo dalam perebutan kursi DKI 1.
"Saya pikir di partai saling menghormati dan tidak mendorong-dorong orang keluar dari partainya. Mungkin itu bedanya saya dengan petahana," kata Yusril di Kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2016).
Yusril menceritakan, saat pemilihan presiden (pilpres) 2004, Partai Demokrat dan PBB sepakat mengusung Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Tapi partai pengusung tak mendorong Jusuf Kalla untuk berpindah dari Golkar.
Dulu, Partai Demokrat sempat meminta Yusril berpindah partai saat ikut dalam konvensi pemilihan bakal calon presiden. Kini, ia mengaku tak mendapatkan perlakuan serupa.
Yusril Ihza Mahendra dan Ketua DPW PAN DKI Eko Patrio. ANT/Reno Esnir.
Yusril mengaku tak diminta mundur saat mendaftar jadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada pilkada 2017.
"Tapi, sekarang Demokrat menyadari, tidak memaksa saya mundur ketika ikut mendaftar (sebagai bacagub)," tutup Yusril.
medcom.id, Jakarta: Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra tidak akan melepas jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) meski diusung oleh partai politik lain di Pilkada DKI 2017. Yusril berpendapat setiap partai politik lebih baik tak memaksakan kehendak mereka.
Oleh karena itu, Yusril yakin parpol pengusungnya kelak tak akan memaksa untuk menanggalkan jabatan ketua umum itu.
Yusril pun tak mau meninggalkan PBB untuk mendapatkan kekuasaan. Pria asal Belitung Timur itu pun menyindir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait berpindah partai politik ini.
Joko Widodo, M Taufik, dan Basuki Tjahaja Purnama saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. MI/Rommy Pujianto.
Pria yang akrab disapa Ahok itu pernah pindah dari PartaI Golkar ke Partai Gerindra pada 2012. Saat itu, Ahok menjadi pasangan Joko Widodo dalam perebutan kursi DKI 1.
"Saya pikir di partai saling menghormati dan tidak mendorong-dorong orang keluar dari partainya. Mungkin itu bedanya saya dengan petahana," kata Yusril di Kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2016).
Yusril menceritakan, saat pemilihan presiden (pilpres) 2004, Partai Demokrat dan PBB sepakat mengusung Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Tapi partai pengusung tak mendorong Jusuf Kalla untuk berpindah dari Golkar.
Dulu, Partai Demokrat sempat meminta Yusril berpindah partai saat ikut dalam konvensi pemilihan bakal calon presiden. Kini, ia mengaku tak mendapatkan perlakuan serupa.
Yusril Ihza Mahendra dan Ketua DPW PAN DKI Eko Patrio. ANT/Reno Esnir.
Yusril mengaku tak diminta mundur saat mendaftar jadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada pilkada 2017.
"Tapi, sekarang Demokrat menyadari, tidak memaksa saya mundur ketika ikut mendaftar (sebagai bacagub)," tutup Yusril.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)