Jakarta: Polda Metro Jaya memberikan atensi khusus kepada kasus penipuan kerja dengan modus like dan subscribe Youtube. Panit 1 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ipda Satrio menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah laporan polisi (LP) terkait kasus tersebut.
"Ini satu kasus yang menjadi perhatian kami penyidik yang ada di Polda Metro Jaya. Sepengetahuan saya sudah ada laporan yang naik ke penyidikan," kata Satrio dalam seminar di Jakarta, Jumat 7 Juli 2023.
Satrio menerangkan, pelaku menjaring korban via chat WhatsApp. Mereka mengirimkan pesan berupa ajakan kerja paruh waktu dengan iming-iming upah yang lumayan.
Para pelaku, kata Satrio, menjaring para korban dengan cara menggunakan chat via aplikasi WhatsApp. "Mereka pakai sistem blaster kepada siapapun. Dari situ tawarkan keuntungan hingga membuat mereka tertarik," ujar dia.
Selanjutnya, jika korban tertarik maka para pelaku akan mengarahkan para korban masuk grup chat telegram. Satrio menjelaskan, bahwa dalam grup itu pelaku merekayasa seolah-olah banyak orang yang ikut serta dalam pekerjaan itu.
"Mungkin ada satu atau dua korban di dalamnya. Tapi sebenarnya beberapa orang mereka sendiri. Itu modusnya," ujar dia.
Adapun kerugian korban yang ditimbulkan dalam kasus itu pun cukup bervariasi. Ia menyebut, kerugian berkisar antara Rp3 juta sampai Rp4 juta.
"Paling banyak ada yang sampai ratusan juga. Rata-rata kerugian perorangan. Tapi ada juga kemarin yang membuat laporan secara berkelompok," ungkapnya. (Khoerun Nadif Rahmat)
Jakarta:
Polda Metro Jaya memberikan atensi khusus kepada kasus
penipuan kerja dengan modus
like dan
subscribe Youtube. Panit 1 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ipda Satrio menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah laporan polisi (LP) terkait kasus tersebut.
"Ini satu kasus yang menjadi perhatian kami penyidik yang ada di Polda Metro Jaya. Sepengetahuan saya sudah ada laporan yang naik ke penyidikan," kata Satrio dalam seminar di Jakarta, Jumat 7 Juli 2023.
Satrio menerangkan, pelaku menjaring korban via
chat WhatsApp. Mereka mengirimkan pesan berupa ajakan kerja paruh waktu dengan iming-iming upah yang lumayan.
Para pelaku, kata Satrio, menjaring para korban dengan cara menggunakan
chat via aplikasi WhatsApp. "Mereka pakai sistem
blaster kepada siapapun. Dari situ tawarkan keuntungan hingga membuat mereka tertarik," ujar dia.
Selanjutnya, jika korban tertarik maka para pelaku akan mengarahkan para korban masuk grup
chat telegram. Satrio menjelaskan, bahwa dalam grup itu pelaku merekayasa seolah-olah banyak orang yang ikut serta dalam pekerjaan itu.
"Mungkin ada satu atau dua korban di dalamnya. Tapi sebenarnya beberapa orang mereka sendiri. Itu modusnya," ujar dia.
Adapun kerugian korban yang ditimbulkan dalam kasus itu pun cukup bervariasi. Ia menyebut, kerugian berkisar antara Rp3 juta sampai Rp4 juta.
"Paling banyak ada yang sampai ratusan juga. Rata-rata kerugian perorangan. Tapi ada juga kemarin yang membuat laporan secara berkelompok," ungkapnya. (
Khoerun Nadif Rahmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)
