Jakarta: Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai relokasi yang bertujuan menanggulangi banjir di DKI Jakarta tidak masalah untuk dilakukan. Terpenting, masyarakat diinformasikan secara utuh kelebihan hingga dampak yang ditimbulkan jika relokasi tidak dilakukan.
Dalam hal bantaran Sungai Ciliwung, misalnya, sejak tahun 80-an sudah ada kesepakatan bahwa lebar sungai tersebut adalah 50 meter. Tahun-tahun berlalu, kini lebar Sungai Ciliwung menyisakan 10-20 meter.
"Kesepakatan untuk dilebarkan kapasitasnya ketemu angka 35 meter, otomatis harus ada pelebaran di kiri kanannya. Dengan demikian harusnya tidak ada masalah kalau dilakukan relokasi," ujarnya, dalam Metro Pagi Primetime, Rabu, 17 Oktober 2018.
Joga menilai yang diperlukan dari DKI Jakarta dalam penanggulangan banjir hanya solusi. Berkaca dari Joko Widodo atau Basuki Tjahaja Purnama saat memimpin Jakarta, keduanya merelokasi warga yang tinggal di bantaran kali ke rumah susun sewa (rusunawa) terdekat.
"Sampai saat ini (era Pemerintahan Anies Baswedan) rusunawanya belum ketemu," kata dia.
Menurut Joga, penanganan banjir di ibu kota hari ini perlu empat langkah besar yang harus dilakukan secara bersama-sama. Pertama adalah revitalisasi seluruh saluran air.
Joga menilai banyak saluran air di DKI Jakarta tidak beroperasi optimal. Misalnya, banyak bangunan yang berdiri di atas saluran. Satu-satunya cara untuk menormalisasi adalah relokasi.
"Kedua penataan 13 sungai. Kita punya empat sungai yang jadi andalan untuk penataan bantaran kali. Warga dipindah ke mana harus ada upaya pembangunan rusunawa terdekat dari lokasi. Supaya tidak terlalu jauh dari sekolah, mata pencaharian, dan sebagainya," ungkapnya.
Tindakan ketiga adalah revitalisasi 44 waduk dan 14 situ di DKI Jakarta. Di antara persyaratannya adalah 50 meter di sekeliling waduk tidak boleh didirikan bangunan. Otomatis juga perlu relokasi apabila terdapat permukiman atau bangunan yang berdiri di sekitarnya.
"Dan keempat, daerah resapan air harus ditambah. Keempat poin ini adalah tugas besar Pemprov DKI untuk dilakukan bersamaan dalam empat tahun ke depan. Supaya ada penurunan banjir secara signifikan," jelasnya.
Jakarta: Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai relokasi yang bertujuan menanggulangi banjir di DKI Jakarta tidak masalah untuk dilakukan. Terpenting, masyarakat diinformasikan secara utuh kelebihan hingga dampak yang ditimbulkan jika relokasi tidak dilakukan.
Dalam hal bantaran Sungai Ciliwung, misalnya, sejak tahun 80-an sudah ada kesepakatan bahwa lebar sungai tersebut adalah 50 meter. Tahun-tahun berlalu, kini lebar Sungai Ciliwung menyisakan 10-20 meter.
"Kesepakatan untuk dilebarkan kapasitasnya ketemu angka 35 meter, otomatis harus ada pelebaran di kiri kanannya. Dengan demikian harusnya tidak ada masalah kalau dilakukan relokasi," ujarnya, dalam
Metro Pagi Primetime, Rabu, 17 Oktober 2018.
Joga menilai yang diperlukan dari DKI Jakarta dalam penanggulangan banjir hanya solusi. Berkaca dari Joko Widodo atau Basuki Tjahaja Purnama saat memimpin Jakarta, keduanya merelokasi warga yang tinggal di bantaran kali ke rumah susun sewa (rusunawa) terdekat.
"Sampai saat ini (era Pemerintahan Anies Baswedan) rusunawanya belum ketemu," kata dia.
Menurut Joga, penanganan banjir di ibu kota hari ini perlu empat langkah besar yang harus dilakukan secara bersama-sama. Pertama adalah revitalisasi seluruh saluran air.
Joga menilai banyak saluran air di DKI Jakarta tidak beroperasi optimal. Misalnya, banyak bangunan yang berdiri di atas saluran. Satu-satunya cara untuk menormalisasi adalah relokasi.
"Kedua penataan 13 sungai. Kita punya empat sungai yang jadi andalan untuk penataan bantaran kali. Warga dipindah ke mana harus ada upaya pembangunan rusunawa terdekat dari lokasi. Supaya tidak terlalu jauh dari sekolah, mata pencaharian, dan sebagainya," ungkapnya.
Tindakan ketiga adalah revitalisasi 44 waduk dan 14 situ di DKI Jakarta. Di antara persyaratannya adalah 50 meter di sekeliling waduk tidak boleh didirikan bangunan. Otomatis juga perlu relokasi apabila terdapat permukiman atau bangunan yang berdiri di sekitarnya.
"Dan keempat, daerah resapan air harus ditambah. Keempat poin ini adalah tugas besar Pemprov DKI untuk dilakukan bersamaan dalam empat tahun ke depan. Supaya ada penurunan banjir secara signifikan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)