Jakarta: Penataan 21 kampung kumuh berpotensi menyebabkan warga direlokasi. Namun, tidak seluruh warga akan dipindahkan, tergantung pada masalah masing-masing wilayah.
"Mungkin ada (relokasi). Jadi jangan juga nanti begini, 'Anies Baswedan tidak ada relokasi'. Itu bahaya," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat, 25 Mei 2018.
Selama penataan berlangsung, warga akan tinggal di tempat penampungan sementara. Itu pun bila memungkinkan untuk membangun tempat penampungan. "Tergantung kalau tempatnya ada tempat buat shelter. Kalau enggak ada tempatnya?" Ungkapnya.
Mantan Menteri Pendidikan ini mengaku bakal mencari solusi terbaik di setiap tempat. Dia pun bakal melibatkan warga dalam penataan agar sesuai dengan keinginan masyarakat.
Baca: Warga Kampung Kumuh Bisa Dapat Legalitas Lahan
Selain itu, Pemprov juga akan melibatkan seorang pakar, seperti sosiolog dan urban planner. Kedua pakar ini dinilai memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam penataan kampung.
"Indonesia itu atau Jakarta ini bukan kota pertama kok yang menghadapi masalah seperti ini. Di Meksiko, di Brazil, India, dan Manila juga dilakukan dan pendekatannya banyak sekali," pungkas dia.
21 kampung kumuh yang akan ditata yakni Kampung Lodan, Tongkol, Kerapu, Muka, Walang, Akuarium, Marlina, Elektro, Gedong Pompa, Blok Empang, Kerang Ijo, Tembok Bolong, Tanah Merah, Prumpung, Rawa Barat, Rawa Timur, Guji Baru, Kunir, Kali Apuran, Sekretaris, dan Kampung Baru.
Sementara di Pluit, ada Blok Empang, Kampung Kerang Ijo, dan Kampung Baru Tembok Bolong. Kemudian Kampung Tanah Merah di Kelapa Gading Barat. Di Tugu Selatan, Koja, ada RW 007, RW 008, RW 009, RW 010, dan RW 011 yang akan ditata.
Kemudian di Prumpung, Jatinegara, seluruh RW 002 akan ditata. Di Jakarta Barat, RT 014 dan RT 016 RW 004 Kebon Jeruk, serta RT01 RW 05 Rawa Timur termasuk dalam penataan. Ada pula Kampung Guji Baru tepatnya RT 004 sampai RT 007 RW 002 Duri Kepa, Kebon Jeruk yang akan ditata.
Jakarta: Penataan 21 kampung kumuh berpotensi menyebabkan warga direlokasi. Namun, tidak seluruh warga akan dipindahkan, tergantung pada masalah masing-masing wilayah.
"Mungkin ada (relokasi). Jadi jangan juga nanti begini, 'Anies Baswedan tidak ada relokasi'. Itu bahaya," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat, 25 Mei 2018.
Selama penataan berlangsung, warga akan tinggal di tempat penampungan sementara. Itu pun bila memungkinkan untuk membangun tempat penampungan. "Tergantung kalau tempatnya ada tempat buat shelter. Kalau enggak ada tempatnya?" Ungkapnya.
Mantan Menteri Pendidikan ini mengaku bakal mencari solusi terbaik di setiap tempat. Dia pun bakal melibatkan warga dalam penataan agar sesuai dengan keinginan masyarakat.
Baca: Warga Kampung Kumuh Bisa Dapat Legalitas Lahan
Selain itu, Pemprov juga akan melibatkan seorang pakar, seperti sosiolog dan urban planner. Kedua pakar ini dinilai memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam penataan kampung.
"Indonesia itu atau Jakarta ini bukan kota pertama kok yang menghadapi masalah seperti ini. Di Meksiko, di Brazil, India, dan Manila juga dilakukan dan pendekatannya banyak sekali," pungkas dia.
21 kampung kumuh yang akan ditata yakni Kampung Lodan, Tongkol, Kerapu, Muka, Walang, Akuarium, Marlina, Elektro, Gedong Pompa, Blok Empang, Kerang Ijo, Tembok Bolong, Tanah Merah, Prumpung, Rawa Barat, Rawa Timur, Guji Baru, Kunir, Kali Apuran, Sekretaris, dan Kampung Baru.
Sementara di Pluit, ada Blok Empang, Kampung Kerang Ijo, dan Kampung Baru Tembok Bolong. Kemudian Kampung Tanah Merah di Kelapa Gading Barat. Di Tugu Selatan, Koja, ada RW 007, RW 008, RW 009, RW 010, dan RW 011 yang akan ditata.
Kemudian di Prumpung, Jatinegara, seluruh RW 002 akan ditata. Di Jakarta Barat, RT 014 dan RT 016 RW 004 Kebon Jeruk, serta RT01 RW 05 Rawa Timur termasuk dalam penataan. Ada pula Kampung Guji Baru tepatnya RT 004 sampai RT 007 RW 002 Duri Kepa, Kebon Jeruk yang akan ditata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)