Jakarta: Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi tak setuju bila saham perusahaan bir, PT Delta Djakarta, dijual. Prasetyo punya alasan sendiri soal sikapnya.
"Kenapa? Pandangan saya, kita jual terus ambil keuntungan, riba itu lebih dosa dari pada orang yang minum," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Juni 2018.
Politisi PDI Perjuangan itu, lebih setuju bila perusahaan bir tersebut ditutup. Bagi Prasetyo, tindakan itu lebih bijak.
"Kalau penjualan, saya orang pertama yang enggak setuju. Tapi kalau tutup saya setuju," imbuhnya.
Namun, kata dia, penutupan PT Delta Djakarta seperti buah simalakama. Bila benar ditutup, maka tidak ada lagi peredaran minuman beralkohol itu di Ibu Kota.
"Ya kalau maunya begitu gimana? Ini kan kayak kita dapat papasan perang. Sebenarnya, dia perusahaan Tbk, enggak punya masalah. Ini Ibu Kota negara, metropolitan," ungkapnya.
Keputusan Pemprov DKI Jakarta DKI Jakarta melepas 26,25% sahamnya di PT Delta Djakarta sudah bulat. Kendati, deviden yang diberikan PT Delta Djakarta cukup besar, yakni Rp36 miliar per tahun.
Baca: Alasan Sandi Lepas Saham Bir
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengaku ingin deviden yang halal dan baik. Sementara itu, pihak perusahaan menginginkan kejelasan.
"Kita ingin tentunya kita mendapatkan deviden yang halalan toyyiban," kata Sandi beberapa waktu lalu.
Dengan melepas saham tersebut, PT Delta Djakarta dapat melakukan ekspansi di negara luar. Hal itu akan berimbas pada banyaknya lapangan pekerjaan.
Untuk melepas saham, Pemprov harus mendapatkan persetujuan dari DPRD DKI Jakarta. Hingga kini, Pemprov belum melayangkan surat pada anggota dewan.
"Prosesnya baru saja dimulai dan baru dapat keputusan dari Pak Gubernur (Anies Baswedan)," ucap Sandi.
Jakarta: Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi tak setuju bila saham perusahaan bir, PT Delta Djakarta, dijual. Prasetyo punya alasan sendiri soal sikapnya.
"Kenapa? Pandangan saya, kita jual terus ambil keuntungan, riba itu lebih dosa dari pada orang yang minum," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Juni 2018.
Politisi PDI Perjuangan itu, lebih setuju bila perusahaan bir tersebut ditutup. Bagi Prasetyo, tindakan itu lebih bijak.
"Kalau penjualan, saya orang pertama yang enggak setuju. Tapi kalau tutup saya setuju," imbuhnya.
Namun, kata dia, penutupan PT Delta Djakarta seperti buah simalakama. Bila benar ditutup, maka tidak ada lagi peredaran minuman beralkohol itu di Ibu Kota.
"Ya kalau maunya begitu gimana? Ini kan kayak kita dapat papasan perang. Sebenarnya, dia perusahaan Tbk, enggak punya masalah. Ini Ibu Kota negara, metropolitan," ungkapnya.
Keputusan Pemprov DKI Jakarta DKI Jakarta melepas 26,25% sahamnya di PT Delta Djakarta sudah bulat. Kendati, deviden yang diberikan PT Delta Djakarta cukup besar, yakni Rp36 miliar per tahun.
Baca: Alasan Sandi Lepas Saham Bir
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengaku ingin deviden yang halal dan baik. Sementara itu, pihak perusahaan menginginkan kejelasan.
"Kita ingin tentunya kita mendapatkan deviden yang halalan toyyiban," kata Sandi beberapa waktu lalu.
Dengan melepas saham tersebut, PT Delta Djakarta dapat melakukan ekspansi di negara luar. Hal itu akan berimbas pada banyaknya lapangan pekerjaan.
Untuk melepas saham, Pemprov harus mendapatkan persetujuan dari DPRD DKI Jakarta. Hingga kini, Pemprov belum melayangkan surat pada anggota dewan.
"Prosesnya baru saja dimulai dan baru dapat keputusan dari Pak Gubernur (Anies Baswedan)," ucap Sandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)