Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut konsumen minuman keras oplosan di Ibu Kota terus meningkat. Dalam seminggu sebanyak 15 sampai 20 laporan masuk ke kecamatan terkait adanya pesta miras oplosan.
Sandi mengatakan, masyarakat nekat menenggak miras oplosan karena stres dengan keadaan yang dihadapi.
"Kesehatan jiwa dan kesejahteraan masyarakat menurun, lapangan kerja sulit didapat. Akhirnya konsumsi miras oplosan ini meningkat," kata Sandiaga di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 10 April 2018.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GbmjGOek" allowfullscreen></iframe>
Menurutnya, miras oplosan yang murah dianggap sebagai solusi bagi masyarakat yang stres. Sandi menyebut hal itu tak bisa dibiarkan. Sebab, banyak orang meninggal usai mengonsumsi miras oplosan.
"Jumlah makin meningkat. Tiap Kecamatan dapat laporan 15 sampai 20 setiap weekend ada pesta. Anak-anak yang kebanyakan usia produktif ini mengakses miras oplosan," katanya.
Pihaknya akan menekan penggunaan miras oplosan. Penertiban bakal dilakukan di tiap kawasan yang memiliki tingkat gangguan jiwa yang tinggi. Sandi punya metode tersendiri menangani hal ini.
"Angkanya (penggunaan miras oplosan) bisa diprediksi oleh big data analytic. Untuk mengindentifikasi darimana saja yang memiliki gangguan kesehatan jiwa tinggi. Kita bisa bidik dengan pengawasan yang lebih baik," ujar Sandiaga.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ybDO7BPN" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut konsumen minuman keras oplosan di Ibu Kota terus meningkat. Dalam seminggu sebanyak 15 sampai 20 laporan masuk ke kecamatan terkait adanya pesta miras oplosan.
Sandi mengatakan, masyarakat nekat menenggak miras oplosan karena stres dengan keadaan yang dihadapi.
"Kesehatan jiwa dan kesejahteraan masyarakat menurun, lapangan kerja sulit didapat. Akhirnya konsumsi miras oplosan ini meningkat," kata Sandiaga di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 10 April 2018.
Menurutnya, miras oplosan yang murah dianggap sebagai solusi bagi masyarakat yang stres. Sandi menyebut hal itu tak bisa dibiarkan. Sebab, banyak orang meninggal usai mengonsumsi miras oplosan.
"Jumlah makin meningkat. Tiap Kecamatan dapat laporan 15 sampai 20 setiap
weekend ada pesta. Anak-anak yang kebanyakan usia produktif ini mengakses miras oplosan," katanya.
Pihaknya akan menekan penggunaan miras oplosan. Penertiban bakal dilakukan di tiap kawasan yang memiliki tingkat gangguan jiwa yang tinggi. Sandi punya metode tersendiri menangani hal ini.
"Angkanya (penggunaan miras oplosan) bisa diprediksi oleh big data analytic. Untuk mengindentifikasi darimana saja yang memiliki gangguan kesehatan jiwa tinggi. Kita bisa bidik dengan pengawasan yang lebih baik," ujar Sandiaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)