Sejumlah warga Jalan Tambak bentrok dengan warga Manggarai di Jembatan Pintu Air Manggarai, Jakarta, Minggu (30/11/2014). Foto: Antara/Ridwan Hasan
Sejumlah warga Jalan Tambak bentrok dengan warga Manggarai di Jembatan Pintu Air Manggarai, Jakarta, Minggu (30/11/2014). Foto: Antara/Ridwan Hasan

Pemuda Tawuran karena Butuh Eksistensi

Intan fauzi • 08 Maret 2017 10:06
medcom.id, Jakarta: Eksistensi, itulah yang dibutuhkan pemuda yang terlibat dalam aksi tawuran. Hal itu diungkapkan pendiri Warung Inspirasi (Waris), Randy Rahmadi.
 
Waris adalah wadah bagi pemuda di empat kelurahan sekitar Manggarai, yakni Pegangsaan, Menteng, Manggarai, dan Matraman. Menyadari bahwa di daerah tersebut banyak pemuda yang terlibat konflik, akhirnya Randy membentuk komunitas pemuda yang berbasis hobi.
 
Komunitas yang kini beranggotakan 185 pemuda ini mencoba mengubah pola pemuda di sekitar Manggarai, yang tadinya suka berkerumun menjadi berbaris. Sehingga paradigma adu kuat-kuatan harus dihilangkan.

Randy menjelaskan, banyaknya pemuda yang berkerumun menjadikan eksistensi seringkali jadi faktor terjadinya tawuran. Menurutnya, hal itu terlihat dari lokasi tawuran yang dipilih oleh para pemuda.
 
"Faktanya tawuran jarang terjadi misalnya di Manggarai agak kesanaan sedikit, tempatnya besar, sepi banyak batu, lebih ideal buat tawuran, tapi kenapa dia pilih di jembatan, lebih favorit, karena di sana ramai. Mudah dilihat orang, yang mereka butuhkan eksistensi, makin banyak bunuh orang makin banyak bikin kepala orang pecah, makin bangga," kata Randy saat ditemui di markas Waris, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat, Selasa 7 Maret 2017.
 
Semakin banyak menyakiti orang, semakin bangga mereka. Sebab, tujuan mereka menjadi orang yang paling ditakuti di daerahnya sudah tercapai. "Premanismenya tinggi, tradisi turun temurun," ujar Randy.
 
Menurut pemuda berusia 25 tahun itu, paradigma adu kuat-kuatan juga dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi mereka. Dianggap menjadi orang terkuat semakin gampang mencari uang. Misal, memaksa pedagang pasar harus memberikan setoran.
 
"Sekitar 85 persen yang terlibat dari kalangan menengah ke bawah," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan