Jakarta: Wacana pembangunan sky bridge di Pasar Tanah Abang gagal direalisasikan selama bertahun-tahun. Untuk mewujudkan jembatan yang menghubungkan blok-blok pasar dengan stasiun itu, PD Pasar Jaya akan merobohkan Blok G Tanah Abang.
Direktur PD Pasar Jaya Arif Nasrudin menjelaskan secara konstruksi bangunan empat lantai berumur 30 tahun itu tidak akan mampu menahan beban jembatan yang akan terbangun nantinya. Gedung Blok G secara konstruksi harus direnovasi dengan dirobohkan.
"Setelah (Blok G) dirobohkan, kami akan bangun fasilitas yang lebih baik, bisa ada rumah susun (rusun) atau hotel. Kemudian di bawahnya ada pasar tradisional," kata Arif, Rabu, 13 Desember 2017.
Di bekas Blok G akan dibangun transit oriented development (TOD). Rencana itu seharusnya sudah terlaksana sejak tahun lalu.
"Waktu itu tidak diizinkan menggunakan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kita akan percepat bangun baru, sekaligus integrasi dengan KRL. Maunya kan tidak ada lagi yang jalan di bawah," imbuh dia.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Blok G Pasar Tanah Abang terbilang sepi bila dibandingkan dengan Blok A dan F Pasar Tanah Abang. Dari 2.200 unit kios di blok itu, hanya 30% yang terisi, sekitar 939 pedagang, berdasarkan catatan PD Pasar Jaya.
Masa sewa mereka baru berakhir pada 2022. Selama pembangunan, pedagang akan dipindah ke tempat penampungan sementara.
"Kendalanya lahannya belum ditentukan. Lahan PT KAI yang semula ditargetkan ternyata sudah dikerjasamakan makanya sekarang kita sedang dalam tahap negosiasi dengan PT Sarana Jaya. Ada lahan milik Sarana Jaya tidak jauh dari stasiun yang bisa kita pakai. Sekarang pun konsep TOD sedang dimatangkan," jelas Humas PD Pasar Jaya Amanda Gita, kemarin.
Nantinya, setelah terbangun gedung baru, pedagang Blok G lama akan diprioritaskan. Revitalisasi juga dinilai perlu dilakukan karena Blok G tidak memiliki lahan parkir untuk mobil.
Parkir motor yang saat ini ada dinilai kurang. Kios-kios yang ada juga disebut terlalu kecil.
Jakarta: Wacana pembangunan
sky bridge di Pasar Tanah Abang gagal direalisasikan selama bertahun-tahun. Untuk mewujudkan jembatan yang menghubungkan blok-blok pasar dengan stasiun itu, PD Pasar Jaya akan merobohkan Blok G Tanah Abang.
Direktur PD Pasar Jaya Arif Nasrudin menjelaskan secara konstruksi bangunan empat lantai berumur 30 tahun itu tidak akan mampu menahan beban jembatan yang akan terbangun nantinya. Gedung Blok G secara konstruksi harus direnovasi dengan dirobohkan.
"Setelah (Blok G) dirobohkan, kami akan bangun fasilitas yang lebih baik, bisa ada rumah susun (rusun) atau hotel. Kemudian di bawahnya ada pasar tradisional," kata Arif, Rabu, 13 Desember 2017.
Di bekas Blok G akan dibangun
transit oriented development (TOD). Rencana itu seharusnya sudah terlaksana sejak tahun lalu.
"Waktu itu tidak diizinkan menggunakan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kita akan percepat bangun baru, sekaligus integrasi dengan KRL. Maunya kan tidak ada lagi yang jalan di bawah," imbuh dia.
Berdasarkan pantauan
Media Indonesia, Blok G Pasar Tanah Abang terbilang sepi bila dibandingkan dengan Blok A dan F Pasar Tanah Abang. Dari 2.200 unit kios di blok itu, hanya 30% yang terisi, sekitar 939 pedagang, berdasarkan catatan PD Pasar Jaya.
Masa sewa mereka baru berakhir pada 2022. Selama pembangunan, pedagang akan dipindah ke tempat penampungan sementara.
"Kendalanya lahannya belum ditentukan. Lahan PT KAI yang semula ditargetkan ternyata sudah dikerjasamakan makanya sekarang kita sedang dalam tahap negosiasi dengan PT Sarana Jaya. Ada lahan milik Sarana Jaya tidak jauh dari stasiun yang bisa kita pakai. Sekarang pun konsep TOD sedang dimatangkan," jelas Humas PD Pasar Jaya Amanda Gita, kemarin.
Nantinya, setelah terbangun gedung baru, pedagang Blok G lama akan diprioritaskan. Revitalisasi juga dinilai perlu dilakukan karena Blok G tidak memiliki lahan parkir untuk mobil.
Parkir motor yang saat ini ada dinilai kurang. Kios-kios yang ada juga disebut terlalu kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)