Jakarta: Pemerintah mengizinkan mudik lebaran pada idulfitri tahun ini dengan syarat setiap pemudik sudah melakukan vaksinasi reguler ditambah 1 kali dosis booster. Meski demikian, masyarakat diminta tidak bereforia mengingat pandemi covid-19 belum usai.
"Tentu kita menyambut positif keputusan pemerintah yang mengizinkan mudik lebaran. Namun kebijakan ini jangan disambut secara berlebihan, masyarakat jangan bereforia. Apalagi kalau menganggap pandemi sudah berakhir, itu salah besar," kata Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo, dilansir Media Indonesia, Sabtu, 26 Maret 2022.
Rahmad mengatakan pandemi covid-19 masih jauh dari selesai sehingga azas kehati-hatian harus selalu dikedepankan. Selain itu, Indonesia harus berkaca dari kasus covid-19 yang terjadi di beberapa negara di Benua Eropa, meski sudah melandai, bisa kembali melonjak jika ada mobilitas masyarakat dalam jumlah banyak.
"Mungkin karena adanya tekanan publik, tekanan politik dan sosial budaya, banyak negara di Eropa yang melonggarkan aturan dan sangat terbuka. Bahkan ada yang tidak mewajibkan pemakaian masker di ruang publik, justru lihat sekarang, di sana terjadi ledakan. Ada yang kasus positif per hari hingga 200 ribu. Dan rumah sakit penuh kembali," ungkap dia.
Baca: Kebijakan Akurat Jokowi Kunci Keberhasilan Hadapi Pandemi
Di samping itu, Indonesia harus belajar dari gelombang Delta pada tahun lalu. Rahmad mengimbau agar tidak kebablasan, seluruh warga harus benar-benar bertanggungjawab pada keselamatan dirinya, lingkungannya, dan warga di tempat mudik.
"Kita harapkan agar saat melakukan perjalanan mudik, masyarakat tetap menggunakan protokol kesehatan. Ini tidak boleh ditawar-tawar dan diimbau kepada masyarakat agar segera mengikuti program vaksinasi," kata dia.
Jakarta: Pemerintah mengizinkan
mudik lebaran pada idulfitri tahun ini dengan syarat setiap pemudik sudah melakukan vaksinasi reguler ditambah 1 kali dosis
booster. Meski demikian, masyarakat diminta tidak bereforia mengingat pandemi covid-19 belum usai.
"Tentu kita menyambut positif keputusan pemerintah yang mengizinkan mudik lebaran. Namun kebijakan ini jangan disambut secara berlebihan, masyarakat jangan bereforia. Apalagi kalau menganggap pandemi sudah berakhir, itu salah besar," kata Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo, dilansir
Media Indonesia, Sabtu, 26 Maret 2022.
Rahmad mengatakan
pandemi covid-19 masih jauh dari selesai sehingga azas kehati-hatian harus selalu dikedepankan. Selain itu, Indonesia harus berkaca dari kasus covid-19 yang terjadi di beberapa negara di Benua Eropa, meski sudah melandai, bisa kembali melonjak jika ada mobilitas masyarakat dalam jumlah banyak.
"Mungkin karena adanya tekanan publik, tekanan politik dan sosial budaya, banyak negara di Eropa yang
melonggarkan aturan dan sangat terbuka. Bahkan ada yang tidak mewajibkan pemakaian masker di ruang publik, justru lihat sekarang, di sana terjadi ledakan. Ada yang kasus positif per hari hingga 200 ribu. Dan rumah sakit penuh kembali," ungkap dia.
Baca:
Kebijakan Akurat Jokowi Kunci Keberhasilan Hadapi Pandemi
Di samping itu, Indonesia harus belajar dari gelombang Delta pada tahun lalu. Rahmad mengimbau agar tidak kebablasan, seluruh warga harus benar-benar bertanggungjawab pada keselamatan dirinya, lingkungannya, dan warga di tempat mudik.
"Kita harapkan agar saat melakukan perjalanan mudik, masyarakat tetap menggunakan protokol kesehatan. Ini tidak boleh ditawar-tawar dan diimbau kepada masyarakat agar segera mengikuti program vaksinasi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)