Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menfasilitasi warga Ibu Kota yang menderita bipolar (ODB). Bipolar merupakan suatu gangguan jiwa yang ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan).
Ada lima jenis episode mood yang dapat terjadi pada orang dengan gangguan bipolar (ODB), yakni episode mania, hipomania, depresi, campuran dan eutimia.
"Hari ini kita berterima kasih dg komunitas Bipolar Care Indonesia (BCI) Yang mengagas acara festival pameran. Juga seminar yang bagaimana kita memberikan akses pendidikan dan pekerjaan bagi masyarakat atau orang-orang dengan masalah bipolar," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Ruang Graha Utama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta Pusat, 7 Sabtu 2018.
Sementara itu, Sandi mengatakan jumlah masyarakat penderita gangguan jiwa mencapai 20 persen. Menurut Sandi, penderita bipolar beragam, yakni ada yang gangguan ringan dan ada yang serius.
"Ini yang menjadi perhatian Pemprov DKI,kita akan meluncurkan Jakarta Institute For Mental Health. Kami bekerja sama juga nnti dengan komunitas BCI dan juga dengan dokter yang berkaitan dengan bipolar," ungkap Sandi.
Sandi menilai, gangguan jiwa yang menimpa masyarakat Indonesia seperti fenomena gunung es. Untuk itu, Pemprov DKI menjadikan Rumah Sakit Daerah (RSKD) di Duren Sawit sebagai Jakarta Institute For Mental Health.
"Kita ingin rumah sakit khusus daerah yg di Duren Sawit akan fokus untuk menangani fenomena gunung es ini. Ini puncak gunung, yang kita tahu sedikit sekali, padahal banyak sekali fenomena di masyarakat mulai dari narkoba, prostitusi, judi maupun kejahatan kriminalitas, kekerasan kepada anak dan kekerasan terhadap perempuan," terang Sandi.
Ia berharap, adanya Jakarta Institute For Mental Health dapat mengubah pola pikir atau stigma masyarakat dalam menghadapi penderita bipolar.
"Bukan lagi memasung, terus mengucilkan, stigma-stigma yang sangat tidak membantu orang yang bipolar atau orang yang dengan masalah kejiwaan," imbuhnya.
Rumah sakit khusus daerah yang sedang dibangun itu, kata Sandi, memakan biaya Rp160 hingga 300 miliar. Biaya pembangunan itu berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun lalu.
"Kesiapan dokternya kita, nah ini kita harus kerja sama dengan RS Vertikal di RS Suharto di Grogol. Kita harus kerja sama dengan asosiasi tuntutannya dokter-dokter kejiwaan yang selama ini menangani itu," tambah Sandi.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menfasilitasi warga Ibu Kota yang menderita bipolar (ODB). Bipolar merupakan suatu gangguan jiwa yang ditandai dengan perubahan
mood (alam perasaan).
Ada lima jenis episode
mood yang dapat terjadi pada orang dengan gangguan bipolar (ODB), yakni episode mania, hipomania, depresi, campuran dan eutimia.
"Hari ini kita berterima kasih dg komunitas Bipolar Care Indonesia (BCI) Yang mengagas acara festival pameran. Juga seminar yang bagaimana kita memberikan akses pendidikan dan pekerjaan bagi masyarakat atau orang-orang dengan masalah bipolar," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Ruang Graha Utama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta Pusat, 7 Sabtu 2018.
Sementara itu, Sandi mengatakan jumlah masyarakat penderita gangguan jiwa mencapai 20 persen. Menurut Sandi, penderita bipolar beragam, yakni ada yang gangguan ringan dan ada yang serius.
"Ini yang menjadi perhatian Pemprov DKI,kita akan meluncurkan Jakarta Institute For Mental Health. Kami bekerja sama juga nnti dengan komunitas BCI dan juga dengan dokter yang berkaitan dengan bipolar," ungkap Sandi.
Sandi menilai, gangguan jiwa yang menimpa masyarakat Indonesia seperti fenomena gunung es. Untuk itu, Pemprov DKI menjadikan Rumah Sakit Daerah (RSKD) di Duren Sawit sebagai Jakarta Institute For Mental Health.
"Kita ingin rumah sakit khusus daerah yg di Duren Sawit akan fokus untuk menangani fenomena gunung es ini. Ini puncak gunung, yang kita tahu sedikit sekali, padahal banyak sekali fenomena di masyarakat mulai dari narkoba, prostitusi, judi maupun kejahatan kriminalitas, kekerasan kepada anak dan kekerasan terhadap perempuan," terang Sandi.
Ia berharap, adanya Jakarta Institute For Mental Health dapat mengubah pola pikir atau stigma masyarakat dalam menghadapi penderita bipolar.
"Bukan lagi memasung, terus mengucilkan, stigma-stigma yang sangat tidak membantu orang yang bipolar atau orang yang dengan masalah kejiwaan," imbuhnya.
Rumah sakit khusus daerah yang sedang dibangun itu, kata Sandi, memakan biaya Rp160 hingga 300 miliar. Biaya pembangunan itu berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun lalu.
"Kesiapan dokternya kita, nah ini kita harus kerja sama dengan RS Vertikal di RS Suharto di Grogol. Kita harus kerja sama dengan asosiasi tuntutannya dokter-dokter kejiwaan yang selama ini menangani itu," tambah Sandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)