medcom.id, Jakarta: Proses pembangunan jalur bawah tanah sarana transportasi mass rapid transit (MRT) di Ibu Kota masih berlangsung. Jalur sepanjang 5,9 Kilometer baru selesai digali 327 meter.
Galian menyisakan tumpukan tanah. PT MRT selaku pihak pengelola MRT kemudian membuang tanah bekas galian ke Taman Pemakaman Umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
"TPU Tegal Alur itu salah satu titik pembuangan," kata Humas PT MRT Bayu Anindito kepada Metrotvnews.com, Kamis (24/12/2015).
Pantauan Metrotvnews.com di lokasi, pembuangan galian dibagi menjadi dua lokasi. Pertama TPU khusus unit Kristen. Kedua, unit Islam. Tampak tanah urugan terhampar di sekitar TPU dengan luas belasan hingga puluhan hektare. Tinggi tanah urugan, sekitar dua meter dari ketinggian tanah pemakaman di sekitarnya.
Tanah galian MRT (MTVN.Aulia)
Untuk taman makam umat Nasrani, pembuangan galian berlangsung sekitar akhir 2014 hingga awal 2015. Berdasarkan data yang diperoleh Metrotvnews.com, tanah dibuang tiga perusahaan berbeda. Mereka adalah PT SMCC-HK JO, PT SOWJ, dan PT OSJ.
"Total volume tanah yang diangkut mencapai 90.655 meter per segi ke areal TPU, kira-kira seluas 4 hektare," kata Staf Kantor Pemakaman Unit Kristen, Ebiet Basrah, kepada Metrotvnews.com.
Ebiet menuturkan, tanah diangkut truk besar setiap malam hari. Truk pengantar itu juga membawa dokumen atau surat jalan pengiriman tanah. Namun pascapenghentian penempatan tanah galian, kini tak ada tindak lanjut. Tanah galian sengaja dibiarkan terus mengendap.
"Tanahnya masih kotor. Masih banyak campur lumpur dan belum matang," ujar Ebiet.
Tanah galian MRT (MTVN.Aulia)
Ebit mengaku, pihaknya menerima datangnya tanah galian tersebut. Sebab, sudah ada kerja sama antara pihak PT MRT dengan Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Barat.
"Kita merasa terbantu dengan adanya tanah galian ini. Dan sekarang, tinggal finishing, biar layak menjadi tanah pemakaman. Tapi saya tidak tahu, siapa yang akan melakukan finishing itu," tukas dia.
Staf Kantor Pemakaman TPU Tegal Alur Unit Islam Sanan mengaku, tidak mengetahui detil terkait tanah galian tersebut. Meski demikian, ia membenarkan, proses pengurugan masih berlangsung hingga beberapa waktu mendatang.
"Kami di sini menerima saja. Yang tahu detilnya pihak Sudin," ujar Sanan singkat.
Tanah galian MRT (MTVN.Aulia)
Staf Unit Islam lain yang enggan disebut namanya menambahkan, proses pengurugan itu tidak menganggu aktivitas pemakaman. Ia beralasan, tanah galian itu ditempatkan di pintu masuk yang lain. Bukan yang utama.
"Tanah yang diurug itu, dulu bekas sawah," ujar dia.
Terkait adanya pengurugan dari tanah galian ini, masyarakat sekitar meminta Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Barat untuk memerhatikan saluran air.
"Karena tanah itu menjadi tinggi dari pemukiman, dan khawatir airnya meluap ke kampung kami," ujar Ketua RT 08/RW 2, Kebon 200, Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Maimun.
medcom.id, Jakarta: Proses pembangunan jalur bawah tanah sarana transportasi mass rapid transit (MRT) di Ibu Kota masih berlangsung. Jalur sepanjang 5,9 Kilometer baru selesai digali 327 meter.
Galian menyisakan tumpukan tanah. PT MRT selaku pihak pengelola MRT kemudian membuang tanah bekas galian ke Taman Pemakaman Umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
"TPU Tegal Alur itu salah satu titik pembuangan," kata Humas PT MRT Bayu Anindito kepada
Metrotvnews.com, Kamis (24/12/2015).
Pantauan
Metrotvnews.com di lokasi, pembuangan galian dibagi menjadi dua lokasi. Pertama TPU khusus unit Kristen. Kedua, unit Islam. Tampak tanah urugan terhampar di sekitar TPU dengan luas belasan hingga puluhan hektare. Tinggi tanah urugan, sekitar dua meter dari ketinggian tanah pemakaman di sekitarnya.
Tanah galian MRT (MTVN.Aulia)
Untuk taman makam umat Nasrani, pembuangan galian berlangsung sekitar akhir 2014 hingga awal 2015. Berdasarkan data yang diperoleh
Metrotvnews.com, tanah dibuang tiga perusahaan berbeda. Mereka adalah PT SMCC-HK JO, PT SOWJ, dan PT OSJ.
"Total volume tanah yang diangkut mencapai 90.655 meter per segi ke areal TPU, kira-kira seluas 4 hektare," kata Staf Kantor Pemakaman Unit Kristen, Ebiet Basrah, kepada
Metrotvnews.com.
Ebiet menuturkan, tanah diangkut truk besar setiap malam hari. Truk pengantar itu juga membawa dokumen atau surat jalan pengiriman tanah. Namun pascapenghentian penempatan tanah galian, kini tak ada tindak lanjut. Tanah galian sengaja dibiarkan terus mengendap.
"Tanahnya masih kotor. Masih banyak campur lumpur dan belum matang," ujar Ebiet.
Tanah galian MRT (MTVN.Aulia)
Ebit mengaku, pihaknya menerima datangnya tanah galian tersebut. Sebab, sudah ada kerja sama antara pihak PT MRT dengan Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Barat.
"Kita merasa terbantu dengan adanya tanah galian ini. Dan sekarang, tinggal finishing, biar layak menjadi tanah pemakaman. Tapi saya tidak tahu, siapa yang akan melakukan finishing itu," tukas dia.
Staf Kantor Pemakaman TPU Tegal Alur Unit Islam Sanan mengaku, tidak mengetahui detil terkait tanah galian tersebut. Meski demikian, ia membenarkan, proses pengurugan masih berlangsung hingga beberapa waktu mendatang.
"Kami di sini menerima saja. Yang tahu detilnya pihak Sudin," ujar Sanan singkat.
Tanah galian MRT (MTVN.Aulia)
Staf Unit Islam lain yang enggan disebut namanya menambahkan, proses pengurugan itu tidak menganggu aktivitas pemakaman. Ia beralasan, tanah galian itu ditempatkan di pintu masuk yang lain. Bukan yang utama.
"Tanah yang diurug itu, dulu bekas sawah," ujar dia.
Terkait adanya pengurugan dari tanah galian ini, masyarakat sekitar meminta Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Barat untuk memerhatikan saluran air.
"Karena tanah itu menjadi tinggi dari pemukiman, dan khawatir airnya meluap ke kampung kami," ujar Ketua RT 08/RW 2, Kebon 200, Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Maimun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TII)