Ilustrasi miras oplosan. (Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan)
Ilustrasi miras oplosan. (Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan)

Mengonsumsi Miras Oplosan Bukan Kebiasaan Individual

05 April 2018 12:19
Jakarta: Sosiolog Daisy Indira Yasmin menyebut kebiasaan mengonsumsi minuman keras (miras) oplosan bukan hanya soal mencari kesenangan. Lebih jauh, kecenderungan minum minuman keras terjadi saat seseorang berada dalam kelompok.
 
Dari berbagai kasus keracunan miras oplosan yang menimbulkan kematian, jumlah korban umumnya lebih dari satu. Sebut saja kasus di Jakarta Timur dengan korban 7 orang atau di Depok, Jawa Barat, yang mencapai 9 orang.
 
"Secara sosiologis, kasus ini bukan sekadar masalah individual. Ini kesenangan kelompok yang umumnya berawal dari kegiatan minum bersama sembari ngobrol melepaskan stres dan mencari kesenangan," ungkap Daisy, dalam Metro Pagi Primetime, Kamis, 5 April 2018.

Daisy mengatakan kecenderungan minum-minuman keras justru jarang ditemukan dilakukan secara individual. Masalah ketimpangan sosial, marginalisasi, atau perasaan senasib membuat sekelompok masyarakat kerap mencari alternatif untuk menciptakan kesenangan.
 
Setiap masyarakat butuh menyalurkan kesenangan. Persoalannya, kata Daisy, kesenangan yang mainstream umumnya hanya tersedia bagi kalangan menengah ke atas dan selalau berkaitan dengan uang.
 
"Bayangkan mereka yang terbatas akses kesenangannya. Yang bisa didapatkan tentu yang murah dan terjangkau bagi mereka, ini yang perlu kita perhatikan," katanya.
 
Menurut Daisy, ketidakmampuan masyarakat kelas menengah bawah mengakses kesenangan yang diinginkan membuat mereka membuat kesenangannya sendiri dengan harga murah dan terjangkau.
 
"Termasuk membeli miras oplosan. Karena mereka tidak punya akses terhadap kesenangan itu, alternatifnya ya miras oplosan," ungkap Daisy. 
 
Daisy menambahkan memutus mata rantai kematian akibat miras oplosan bisa dilakukan, pertama dengan edukasi. Masyarakat harus diberikan pemahaman akan bahaya yang ditimbulkan dari mencampur zat-zat lain dalam minuman keras. 
 
Mengonsumsi miras bukan satu-satunya cara menghilangkan stres atau mencari kesenangan. Masih ada kegiatan lain yang lebih positif tanpa mengeluarkan banyak biaya untuk relaksasi diri. 
 
"Banyak yang sebenarnya bisa dilakukan. Aktivitas seperti olahraga, seni, atau menyalurkan hobi lebih positif untuk dilakukan. Selain bermanfaat bagi diri dan kelompok, bisa dilakukan juga untuk melepas stres," kata dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan