Jakarta: Melanggar lalu lintas sudah seperti makanan sehari-hari bagi sejumlah pengendara roda dua maupun roda empat di Indonesia. Bahkan kadang keselamatan saat berkendara dijadikan bahan lelucon hanya agar banyak disukai oleh warganet ketika diunggah ke media sosial.
Baru-baru ini warganet digemparkan oleh seorang bayi berusia di bawah satu tahun yang ditengkurapkan oleh orang tuanya di atas dashboard sebuah mobil yang tengah berjalan. Tindakan yang dianggap lucu ini menjadi bahan lelucon orang lain yang berada dalam mobil tersebut. Sontak, video yang kemudian diunggah ke media sosial Instagram ini menimbulkan beragam reaksi warganet.
Inisiator & Home Safety Coach Safekids Indonesia Wahyu Setyawan Minarto mengatakan harus diakui bahwa keselamatan berkendara belum menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia. Banyak orang justru menyepelekan keselamatan saat sedang berkendara.
"Kalau dilihat dari satu video saja memang hanya berkendara. Tapi sebenarnya bahayanya lebih kompleks dan luas. Ini menyangkut budaya keselamatan Kita, cara Kita memperlakukan diri sendiri, keluarga, dan anak berkaitan dengan keselamatan," ungkapnya, dalam Newsline, Selasa 12 Desember 2017.
Pria yang akrab disapa Billy ini mengatakan harus dipahami oleh semua orang bahwa persoalan keselamatan bukan hanya ketika mereka berada di jalanan, namun juga di rumah dan tempat mereka beraktivitas.
Billy mengatakan dimanapun mereka berada akan selalu ada bahaya yang mengintai termasuk ketika berkendara di jalan raya. Karena itulah salah satu visi Safekids Indonesia adalah mengedukasi para orang tua untuk mengetahui bahaya kelalaian berkendara dan bagaimana mengurangi risikonya.
"Khusus saat berkendara, kendaraannya itu sendiri sudah jadi sumber bahaya. Orang tua harus punya skill, salah satunya bagaimana menerapkan budaya keselamatan saat berlalu lintas," katanya.
Safekids Indonesia, kata Billy, paling tidak mensyaratkan orang tua memiliki tiga skill; kemampuan melakukan pertolongan pertama, kemampuan memadamkan api saat kebakaran, dan keselamatan saat berkendara.
"Yang terjadi saat Kita bicara tadi, orang justru lebih takut polisi, takut ditilang ketimbang memiliki kesadaran bahwa ini untuk keselamatan Kami dan keluarga Kami," katanya.
Billy menyebut orang Indonesia cenderung takut untuk ditindak oleh kepolisian saat melanggar lalu lintas ketimbang menjadikannya sebagai kebutuhan.
"Padahal menurut penelitian, mobil dalam kecepatan 30-40 km/jam saja kalau di tol mengerem mendadak anak yang duduk di belakang tanpa car-seat bisa terlempar ke depan. Apalagi ini yang ditaruh di dashboard mobil. Padahal keselamatan itu harus jadi kebutuhan yang datang dari dalam diri kita sendiri," jelasnya.
Jakarta: Melanggar lalu lintas sudah seperti makanan sehari-hari bagi sejumlah pengendara roda dua maupun roda empat di Indonesia. Bahkan kadang keselamatan saat berkendara dijadikan bahan lelucon hanya agar banyak disukai oleh warganet ketika diunggah ke media sosial.
Baru-baru ini warganet digemparkan oleh seorang bayi berusia di bawah satu tahun yang ditengkurapkan oleh orang tuanya di atas dashboard sebuah mobil yang tengah berjalan. Tindakan yang dianggap lucu ini menjadi bahan lelucon orang lain yang berada dalam mobil tersebut. Sontak, video yang kemudian diunggah ke media sosial Instagram ini menimbulkan beragam reaksi warganet.
Inisiator & Home Safety Coach Safekids Indonesia Wahyu Setyawan Minarto mengatakan harus diakui bahwa keselamatan berkendara belum menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia. Banyak orang justru menyepelekan keselamatan saat sedang berkendara.
"Kalau dilihat dari satu video saja memang hanya berkendara. Tapi sebenarnya bahayanya lebih kompleks dan luas. Ini menyangkut budaya keselamatan Kita, cara Kita memperlakukan diri sendiri, keluarga, dan anak berkaitan dengan keselamatan," ungkapnya, dalam
Newsline, Selasa 12 Desember 2017.
Pria yang akrab disapa Billy ini mengatakan harus dipahami oleh semua orang bahwa persoalan keselamatan bukan hanya ketika mereka berada di jalanan, namun juga di rumah dan tempat mereka beraktivitas.
Billy mengatakan dimanapun mereka berada akan selalu ada bahaya yang mengintai termasuk ketika berkendara di jalan raya. Karena itulah salah satu visi Safekids Indonesia adalah mengedukasi para orang tua untuk mengetahui bahaya kelalaian berkendara dan bagaimana mengurangi risikonya.
"Khusus saat berkendara, kendaraannya itu sendiri sudah jadi sumber bahaya. Orang tua harus punya skill, salah satunya bagaimana menerapkan budaya keselamatan saat berlalu lintas," katanya.
Safekids Indonesia, kata Billy, paling tidak mensyaratkan orang tua memiliki tiga
skill; kemampuan melakukan pertolongan pertama, kemampuan memadamkan api saat kebakaran, dan keselamatan saat berkendara.
"Yang terjadi saat Kita bicara tadi, orang justru lebih takut polisi, takut ditilang ketimbang memiliki kesadaran bahwa ini untuk keselamatan Kami dan keluarga Kami," katanya.
Billy menyebut orang Indonesia cenderung takut untuk ditindak oleh kepolisian saat melanggar lalu lintas ketimbang menjadikannya sebagai kebutuhan.
"Padahal menurut penelitian, mobil dalam kecepatan 30-40 km/jam saja kalau di tol mengerem mendadak anak yang duduk di belakang tanpa car-seat bisa terlempar ke depan. Apalagi ini yang ditaruh di dashboard mobil. Padahal keselamatan itu harus jadi kebutuhan yang datang dari dalam diri kita sendiri," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)