medcom.id, Jakarta: Ada beberapa hal yang dapat menjadi rekomendasi dalam mengembangkan sebuah perkotaan. Salah satunya dengan mengembangkan potensi sungai dan laut.
"Yang terpenting adalah mengembalikan relasi manusia dan sungai seperti dulu ketika warga menempatkan sungai sebagai sumber kehidupan yang menjadikannya terpelihara," ujar Direktur Rujak Center for Urban Studies, Marco Kusumawijaya dalam Seminar Sehari Menjawab Kemendesakan dan Masa Depan Kota di Akmani Hotel Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Ia mengatakan, ketika sungai kembali ke fungsi awalnya, sikap kehati-hatian untuk mengonservasi dengan membebaskan sedikitnya 10 meter tepi sungai dari segala bentuk bangunan dan hunian tidak lagi diperlukan.
"Ketika sungai dan manusia telah menjalin kembali relasinya, keberadaan satu sama lain tidak menjadi ancaman keduanya," katanya.
Selain itu, pengembangan perkotaan harus memiliki orientasi pada proses dan tujuan jangka panjang. Sehingga, perlu dirancang sistem evaluasi untuk memantau keberlanjutan proyek pembangunan dengan orientasi jangka panjang agar tidak terhenti pada 1-2 tahun pertama saja.
Rancangan pembangunan perlu melibatkan regulasi dan sistem untuk menjaga kontinuitas dari pemerintah dan memastikan kelestarian agar tidak terjadi kemunduran dan ketidaksinergian antarperiode.
Tidak hanya itu, pengembangan perkotaan juga harus dilengkapi sistem transportasi yang memfasilitasi keterhubungan untuk membangun nadi kota yang sehat. Seperti transportasi umum yang aman, nyaman, murah dan saling terhubung antarkampung.
"Keterhubungan di sini bukan hanya pergerakan atau mobilitas antarwilayah di kota. Tetapi juga pergerakan atau mobilitas antarkota," katanya.
medcom.id, Jakarta: Ada beberapa hal yang dapat menjadi rekomendasi dalam mengembangkan sebuah perkotaan. Salah satunya dengan mengembangkan potensi sungai dan laut.
"Yang terpenting adalah mengembalikan relasi manusia dan sungai seperti dulu ketika warga menempatkan sungai sebagai sumber kehidupan yang menjadikannya terpelihara," ujar Direktur Rujak Center for Urban Studies, Marco Kusumawijaya dalam Seminar Sehari Menjawab Kemendesakan dan Masa Depan Kota di Akmani Hotel Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Ia mengatakan, ketika sungai kembali ke fungsi awalnya, sikap kehati-hatian untuk mengonservasi dengan membebaskan sedikitnya 10 meter tepi sungai dari segala bentuk bangunan dan hunian tidak lagi diperlukan.
"Ketika sungai dan manusia telah menjalin kembali relasinya, keberadaan satu sama lain tidak menjadi ancaman keduanya," katanya.
Selain itu, pengembangan perkotaan harus memiliki orientasi pada proses dan tujuan jangka panjang. Sehingga, perlu dirancang sistem evaluasi untuk memantau keberlanjutan proyek pembangunan dengan orientasi jangka panjang agar tidak terhenti pada 1-2 tahun pertama saja.
Rancangan pembangunan perlu melibatkan regulasi dan sistem untuk menjaga kontinuitas dari pemerintah dan memastikan kelestarian agar tidak terjadi kemunduran dan ketidaksinergian antarperiode.
Tidak hanya itu, pengembangan perkotaan juga harus dilengkapi sistem transportasi yang memfasilitasi keterhubungan untuk membangun nadi kota yang sehat. Seperti transportasi umum yang aman, nyaman, murah dan saling terhubung antarkampung.
"Keterhubungan di sini bukan hanya pergerakan atau mobilitas antarwilayah di kota. Tetapi juga pergerakan atau mobilitas antarkota," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)