medcom.id, Jakarta: Andi Audi Pratama, 16, siswa kelas 11 SMA 109 Jakarta, menjadi korban pengeroyokan hingga tewas akibat luka bacokan dan pukulan di sekujur tubuh. Peristiwa ini diawali dari tawuran antar geng sekolah SMA 109 Jakarta dengan geng SMA 60 Jakarta.
Paman korban, Alif Satria mengatakan, Audi merupakan anak yang baik dan santun. Menurut dia, Audi tidak mungkin masuk atau berperan aktif di geng sekolahnya. Ia tidak menyangka Audi mengalami peristiwa yang mengenaskan tersebut.
"Anaknya baik banget, nurut banget. Saya tidak percaya dia sosok yang tergabung di geng sekolah, saya fikir dia terseret situasi ketika dia berteman dengan orang-orang disitu. Saya yakin betul dia bukan pelopor di geng itu," kata Alif kepada Metrotvnews.com, di kediaman Audi di Rawa Bambu, Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (15/11/2014).
Selain itu, lanjut dia, Audi tidak pernah berbuat macam-macem ketika di sekolah atau pun di luar sekolah. Bahkan, Audi selalu kembali ke rumah tepat waktu jika pulang sekolah, karena Audi telah memiliki rutinitas menjemput Ayahnya ketika pulang sekolah. "Itu jadwal yang tetap, gimana mau telat," lanjut dia.
Sementara itu, tante korban, Henny mengatakan, Audi bukan orang yang hobi keluar rumah untuk berkumpul dengan teman-temannya. Karenanya, ia berpikir tidak mungkin Audi ikut bergabung dengan geng sekolah.
"Audi tidak pernah keluar rumah, pulang tepat waktu. Kalau main juga dirumah sama teman-temannya, tidak pernah main diluar, tidak pernah dilepas dia (sama keluarga)," kata dia.
Audi menghembuskan nafas terakhir setelah beberapa orang remaja di trotoar jalan seberang pusat perbelanjaan Pejaten Village, Jakarta Selatan, mengeroyoknya. Audi sempat dirawat beberapa jam di ICU RS JMC, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, akibat luka bacokan di kedua betisnya. Pipi kanan korban juga robek mulai dari mulut hingga mendekati telinga dan seluruh giginya rontok.
medcom.id, Jakarta: Andi Audi Pratama, 16, siswa kelas 11 SMA 109 Jakarta, menjadi korban pengeroyokan hingga tewas akibat luka bacokan dan pukulan di sekujur tubuh. Peristiwa ini diawali dari tawuran antar geng sekolah SMA 109 Jakarta dengan geng SMA 60 Jakarta.
Paman korban, Alif Satria mengatakan, Audi merupakan anak yang baik dan santun. Menurut dia, Audi tidak mungkin masuk atau berperan aktif di geng sekolahnya. Ia tidak menyangka Audi mengalami peristiwa yang mengenaskan tersebut.
"Anaknya baik banget, nurut banget. Saya tidak percaya dia sosok yang tergabung di geng sekolah, saya fikir dia terseret situasi ketika dia berteman dengan orang-orang disitu. Saya yakin betul dia bukan pelopor di geng itu," kata Alif kepada Metrotvnews.com, di kediaman Audi di Rawa Bambu, Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (15/11/2014).
Selain itu, lanjut dia, Audi tidak pernah berbuat macam-macem ketika di sekolah atau pun di luar sekolah. Bahkan, Audi selalu kembali ke rumah tepat waktu jika pulang sekolah, karena Audi telah memiliki rutinitas menjemput Ayahnya ketika pulang sekolah. "Itu jadwal yang tetap, gimana mau telat," lanjut dia.
Sementara itu, tante korban, Henny mengatakan, Audi bukan orang yang hobi keluar rumah untuk berkumpul dengan teman-temannya. Karenanya, ia berpikir tidak mungkin Audi ikut bergabung dengan geng sekolah.
"Audi tidak pernah keluar rumah, pulang tepat waktu. Kalau main juga dirumah sama teman-temannya, tidak pernah main diluar, tidak pernah dilepas dia (sama keluarga)," kata dia.
Audi menghembuskan nafas terakhir setelah beberapa orang remaja di trotoar jalan seberang pusat perbelanjaan Pejaten Village, Jakarta Selatan, mengeroyoknya. Audi sempat dirawat beberapa jam di ICU RS JMC, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, akibat luka bacokan di kedua betisnya. Pipi kanan korban juga robek mulai dari mulut hingga mendekati telinga dan seluruh giginya rontok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)