Jakarta: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, disindir oleh Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gilbert Simanjuntak. Menurutnya, Anies tak mampu memenuhi target pencapaian pembangunan di Ibu Kota.
Sindiran ini lantas membuat Koordinator Presidium Relawan Anies, La Ode Basir, menantang balik si pengkritik. Tentunya dengan nada getir.
"Sebutkan saja satu contoh daerah di Indonesia yang mencapai target pada 2021,” tantang La Ode Basir dalam program Primetime News di Metro TV, Senin, 10 Januari 2022.
La Ode berdalih, pencapaian target pemeritah daerah itu sejatinya juga merupakan andil DPRD. Pasalnya, lewat wakil rakyat pula keputusan refocusing anggaran dibuat.
"Kebijakan tersebut yang kemudian menjadi salah satu faktor tidak tercapainya target terkait hal-hal non-pandemi covid-19," kata dia.
Baca: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Representasi Palagan Klasik Jokowi Vs Prabowo
Terkait polemik kemacetan Tanah Abang yang dinilai bak ‘poco-poco’, La Ode berkilah dengan memaparkan fakta sebaliknya. “Tapi masyarakat, (beberapa di antaranya) pedagang kaki lima, menyatakan bahwa Tanah Abang sekarang lebih tertata rapi dan lebih bersih,” ujar dia.
Untuk itu, lanjut La Ode, dalam menilai sesuatu diperlukan pandangan terhadap kondisi objektif. Menyampaikan kritik itu sah-sah saja, namun harus dibarengi dengan alat-alat hukum dan landasan yang jelas serta rasional. (Nurisma Rahmatika)
Jakarta: Gubernur
DKI Jakarta,
Anies Baswedan, disindir oleh Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gilbert Simanjuntak. Menurutnya, Anies tak mampu memenuhi target pencapaian pembangunan di Ibu Kota.
Sindiran ini lantas membuat Koordinator Presidium Relawan Anies, La Ode Basir, menantang balik si pengkritik. Tentunya dengan nada getir.
"Sebutkan saja satu contoh daerah di Indonesia yang mencapai target pada 2021,” tantang La Ode Basir dalam program Primetime News di
Metro TV, Senin, 10 Januari 2022.
La Ode berdalih, pencapaian target pemeritah daerah itu sejatinya juga merupakan andil DPRD. Pasalnya, lewat wakil rakyat pula keputusan
refocusing anggaran dibuat.
"Kebijakan tersebut yang kemudian menjadi salah satu faktor tidak tercapainya target terkait hal-hal non-pandemi covid-19," kata dia.
Baca:
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Representasi Palagan Klasik Jokowi Vs Prabowo
Terkait polemik kemacetan Tanah Abang yang dinilai bak ‘poco-poco’, La Ode berkilah dengan memaparkan fakta sebaliknya. “Tapi masyarakat, (beberapa di antaranya) pedagang kaki lima, menyatakan bahwa Tanah Abang sekarang lebih tertata rapi dan lebih bersih,” ujar dia.
Untuk itu, lanjut La Ode, dalam menilai sesuatu diperlukan pandangan terhadap kondisi objektif. Menyampaikan kritik itu sah-sah saja, namun harus dibarengi dengan alat-alat hukum dan landasan yang jelas serta rasional.
(Nurisma Rahmatika) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
