medcom.id, Jakarta: Keberadaan Anggota DPRD DKI Fraksi Gerindra, Rina Aditya Sartika belum diketahui, ia diduga mengambil keuntungan dalam proyek pengadaan buku di APBD 2014. Sejak kabar tersebut mencuat, Rina tak terlihat di kantornya.
Salah satu staf anggota DPRD Fraksi Gerindra Rany Maulani yang ruang kerjanya berada di depan ruang kerja Rani mengungkapkan, anak tersangka korupsi UPS Alex Usman itu selalu masuk kantor.
"Tiap hari masuk kerja kok, dia. Kalau enggak masuk kan nanti kena sanksi," kata wanita yang tak ingin disebutkan namanya, kepada Metrotvnews.com, Selasa (31/3/2015).
Namun, berdasarkan pantauan Metrotvnews.com, ruangan yang ditempati Rani terlihat kosong dan gelap. Tak ada kegiatan atau staf yang bekerja. Ruang yang dipisahkan sekat kaca tertata rapi. Bahkan tak ada satu pun peralatan kantor yang diletakkan di atas meja kerjanya.
Rina diduga menggunakan pos anggaran pendidikan APBD DKI 2014 untuk mencetak enam buku tulisannya. Buku bermasalah karya Rina berjudul Dari Delman Menuju MRT, Dari Kampoeng Hingga Metropolitan, Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi, Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit, Perempuan Betawi Menyusui, dan Urban Batavia Urban Jakarta.
Buku itu dialokasikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK di DKI. Belakangan diketahui keuntungan pengadaan buku digunakan untuk kampanye calon legislatif.
Rina juga merupakan putri dari Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan Alex Usman. Alex saat ini sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS).
medcom.id, Jakarta: Keberadaan Anggota DPRD DKI Fraksi Gerindra, Rina Aditya Sartika belum diketahui, ia diduga mengambil keuntungan dalam proyek pengadaan buku di APBD 2014. Sejak kabar tersebut mencuat, Rina tak terlihat di kantornya.
Salah satu staf anggota DPRD Fraksi Gerindra Rany Maulani yang ruang kerjanya berada di depan ruang kerja Rani mengungkapkan, anak tersangka korupsi UPS Alex Usman itu selalu masuk kantor.
"Tiap hari masuk kerja kok, dia. Kalau enggak masuk kan nanti kena sanksi," kata wanita yang tak ingin disebutkan namanya, kepada
Metrotvnews.com, Selasa (31/3/2015).
Namun, berdasarkan pantauan
Metrotvnews.com, ruangan yang ditempati Rani terlihat kosong dan gelap. Tak ada kegiatan atau staf yang bekerja. Ruang yang dipisahkan sekat kaca tertata rapi. Bahkan tak ada satu pun peralatan kantor yang diletakkan di atas meja kerjanya.
Rina diduga menggunakan pos anggaran pendidikan APBD DKI 2014 untuk mencetak enam buku tulisannya. Buku bermasalah karya Rina berjudul
Dari Delman Menuju MRT,
Dari Kampoeng Hingga Metropolitan,
Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi, Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit, Perempuan Betawi Menyusui, dan
Urban Batavia Urban Jakarta.
Buku itu dialokasikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK di DKI. Belakangan diketahui keuntungan pengadaan buku digunakan untuk kampanye calon legislatif.
Rina juga merupakan putri dari Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan Alex Usman. Alex saat ini sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)