medcom.id, Jakarta: Pemerintah DKI Jakarta sudah mengalokasikan dana Rp74 miliar di APBD 2017 untuk membebaskan lahan yang bakal digunakan sebagai lokasi Waduk Ciawi. Namun, dana itu ngendon karena lokasi lahan belum jelas.
"(Dana) belum terserap. Masih menunggu informasi terkait lahan mana saja yang harus dibayar," kata Kepala Dinas SDA Teguh Hendrawan, Jumat 3 Maret 2017.
Pemerintah DKI berharap Waduk Ciawi segera rampung. Keberadaan waduk ini dinilai bisa menjadi salah satu solusi mencegah banjir di Jakarta.
Pemerintah DKI melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ditunjuk sebagai pelaksana proyek ini.
Dinas SDA bertugas menyelesaikan pembayaran lahan, sedangkan BBWSCC bertugas membaut waduk.
Kepala Dinas SDA Teguh Hendrawan menjelaskan, total dana untuk pembebasan lahan diperkirakan Rp920 miliar. "Itu untuk pembebasan lahan saja belum infrastruktur. Dari Pemprov tahun ini siapkan Rp74 miliar," kata Teguh.
Penganggarannya, kata dia, berlaku berkelanjutan (multiyears). Dana bersumber dari APBD dan APBN dari pos Kementerian PUPR. Teguh memperkirakan, jika porsi anggaran antara APBD dan APBN seimbang atau masing-masing Rp460 miliar, pembuatan Waduk Ciawi akan memakan waktu sekitar enam tahun dari sekarang.
Pembuatan Waduk Ciawi diharapkan mampu mengalihkan air dari Bendungan Katulampa, Bogor, agar tidak langsung mengalir ke sungai-sungai di Jakarta. Selain guna memperlambat arus, waduk diharapkan bisa mengurangi debit air di Jakarta.
"Air diparkir dulu di sana untuk mengurangi debit air yang masuk Jakarta," kata Teguh.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati, mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri mengenai porsi lahan yang harus dibayarkan Pemprov DKI.
"Kita masih berkonsultasi. Artinya, sekarang ini kita masih cari dasar hukum mana yang bisa dibayarkan mana yang tidak boleh dibayarkan," kata Tuty, di Balai Kota.
Pembangunan Waduk Ciawi tak bisa dilakukan jika pembebasan lahannya belum rampung. Rencananya, pembuatan Waduk Ciawi akan berbarengan dengan pembuatan Waduk Sukamahi.
Total luas kedua lahan 140 hektare dengan rincian, 90 hektare di Ciawi dan 50 hektare di Sukamahi. Lahan seluas itu diperkirakan bisa menampung air 6,45 juta meter kubik untuk Ciawi dan 1,74 juta meter kubik untuk Sukamahi.
Kedua waduk rencananya akan dibuat dengan konsep dry dam (bendungan kering). Waduk-waduk tersebut akan menjaga air agar banjir di Jakarta berkurang.
Dengan demikian, jika Bendung Katulampa siaga satu, maka air baru akan sampai ke Jakarta dalam waktu 9-11 jam. Lebih lama dari sekarang yang hanya 3-4 jam.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah DKI Jakarta sudah mengalokasikan dana Rp74 miliar di APBD 2017 untuk membebaskan lahan yang bakal digunakan sebagai lokasi Waduk Ciawi. Namun, dana itu ngendon karena lokasi lahan belum jelas.
"(Dana) belum terserap. Masih menunggu informasi terkait lahan mana saja yang harus dibayar," kata Kepala Dinas SDA Teguh Hendrawan, Jumat 3 Maret 2017.
Pemerintah DKI berharap Waduk Ciawi segera rampung. Keberadaan waduk ini dinilai bisa menjadi salah satu solusi mencegah banjir di Jakarta.
Pemerintah DKI melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ditunjuk sebagai pelaksana proyek ini.
Dinas SDA bertugas menyelesaikan pembayaran lahan, sedangkan BBWSCC bertugas membaut waduk.
Kepala Dinas SDA Teguh Hendrawan menjelaskan, total dana untuk pembebasan lahan diperkirakan Rp920 miliar. "Itu untuk pembebasan lahan saja belum infrastruktur. Dari Pemprov tahun ini siapkan Rp74 miliar," kata Teguh.
Penganggarannya, kata dia, berlaku berkelanjutan (multiyears). Dana bersumber dari APBD dan APBN dari pos Kementerian PUPR. Teguh memperkirakan, jika porsi anggaran antara APBD dan APBN seimbang atau masing-masing Rp460 miliar, pembuatan Waduk Ciawi akan memakan waktu sekitar enam tahun dari sekarang.
Pembuatan Waduk Ciawi diharapkan mampu mengalihkan air dari Bendungan Katulampa, Bogor, agar tidak langsung mengalir ke sungai-sungai di Jakarta. Selain guna memperlambat arus, waduk diharapkan bisa mengurangi debit air di Jakarta.
"Air diparkir dulu di sana untuk mengurangi debit air yang masuk Jakarta," kata Teguh.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati, mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri mengenai porsi lahan yang harus dibayarkan Pemprov DKI.
"Kita masih berkonsultasi. Artinya, sekarang ini kita masih cari dasar hukum mana yang bisa dibayarkan mana yang tidak boleh dibayarkan," kata Tuty, di Balai Kota.
Pembangunan Waduk Ciawi tak bisa dilakukan jika pembebasan lahannya belum rampung. Rencananya, pembuatan Waduk Ciawi akan berbarengan dengan pembuatan Waduk Sukamahi.
Total luas kedua lahan 140 hektare dengan rincian, 90 hektare di Ciawi dan 50 hektare di Sukamahi. Lahan seluas itu diperkirakan bisa menampung air 6,45 juta meter kubik untuk Ciawi dan 1,74 juta meter kubik untuk Sukamahi.
Kedua waduk rencananya akan dibuat dengan konsep dry dam (bendungan kering). Waduk-waduk tersebut akan menjaga air agar banjir di Jakarta berkurang.
Dengan demikian, jika Bendung Katulampa siaga satu, maka air baru akan sampai ke Jakarta dalam waktu 9-11 jam. Lebih lama dari sekarang yang hanya 3-4 jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)