medcom.id, Jakarta: Hukuman penjara, seolah tidak cukup untuk Syarifuddin dan Parilhan Jayadi alias Pepen. Kedua pria berusia 33 tahun itu, mengaku tidak berani tidur malam karena dihantui oleh bayang-bayang korbannya.
Sang korban, Anita Ambarwati meninggal dunia karena dibunuh keduanya. Setelah tidak bernafas, keduanya memperkosa jenazah pelajar berusia 18 tahun tersebut.
Pepen menuturkan, dalam mimpi, Anita datang dengan kondisi leher ada bekas jeratan tali. Gadis itu memakai kerudung coklat dan celana jeans pendek berwarna biru.
“Setelah membunuh koban dan memperkosa mayatnya, Minggu (16/3/2014) pukul 04.00 WIB, saya terus dihantui mimpi buruk. Hampir tiap malam memimpikan korban," tuturnya, Selasa (25/3/2014).
Pakaian itu, merupakan baju yang dikenakan korban saat dibunuh dan diperkosa di hutan Kampung Pedurenan RT 001 RW 02 Kelurahan Kali Mulia, Kecamatan Cilodong, Depok.
Dia pun melihat jelas wajah korban. "Saya lihat wajahnya marah,“ jelas Pepen.
Hal yang sama diungkapkan Syarifuddin. Dia berkali-kali mengaku dihantui bayang-bayang almarhum Anita. Arwah siswi SMK PGRI 2 Cibinong, Kabupaten Bogor itu, terang Syafruddin, membuatnya takut bukan kepalang.
Pria itupun memutuskan untuk tidak tidur di malam hari karena bayang-bayang itu selalu datangnya. “Saya juga didatangi almarhum. Arwahnya marah, datang selalu pada malam hari saat seluruh tahanan tidur,“ ujar Syarifuddin.
“Pengakuan Pepen dan Syarifuddin sendiri bahwa selama ini selalu dibayang-bayangi, diikuti terus oleh almarhum Anita,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Sukma Jaya, Ajun Komisaris I Ketut Gorris kepada Media Indonesia.
Pepen dan Syarifuddin yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek berhasil dibekuk polisi saat tidur, Sabtu (22/3/2014). Pepen dan Syarifuddin saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka. “Pepen dan Syarifuddin kini ditahan di Mapolres Depok, “ tutur Ketut.
Pepen dan Syarifuddin membunuh dan memperkosa Anita karena yakin ilmu hitamnya bakal lebih sakti. Mereka yakin bisa menghilang jika kepergok massa saat melakukan kejahatan, untuk memperdaya gadis-gadis cantik anak baru gede usia SMP dan SMA. Juga sebagai aji kekebalan terhadap senjata tajam untuk memuluskan aksi tersebut.
Keduanya lalu menelpon Anita yang dikenalnya dari jejaring sosial dan mintanya bertemu di SPBU Pondok Rajeg, Kelurahan Kali Mulya, Cilodong, Depok, Minggu subuh. Telpon tersebut direspon. Anita ke lokasi naik motor.
Selanjutnya, Anita, Pepen dan Syarifuddin beranjak dengan menelusuri jalan setapak ke hutan. Setibanya di sana, tali nilon yang telah dipersiapkannya diikatkan ke leher Anita hingga akhirnya tewas. Setelah tewas Anita diperkosa dan digilir kedua tersangka. Batu giok Pepen dan Syarifuddin dicelupkan ke alat kelamin Anita, membawa pulang celana dalam Anita. Selain itu, keduanya juga membuang identitas korban. (Kaisar Rajaguguk)
medcom.id, Jakarta: Hukuman penjara, seolah tidak cukup untuk Syarifuddin dan Parilhan Jayadi alias Pepen. Kedua pria berusia 33 tahun itu, mengaku tidak berani tidur malam karena dihantui oleh bayang-bayang korbannya.
Sang korban, Anita Ambarwati meninggal dunia karena dibunuh keduanya. Setelah tidak bernafas, keduanya memperkosa jenazah pelajar berusia 18 tahun tersebut.
Pepen menuturkan, dalam mimpi, Anita datang dengan kondisi leher ada bekas jeratan tali. Gadis itu memakai kerudung coklat dan celana jeans pendek berwarna biru.
“Setelah membunuh koban dan memperkosa mayatnya, Minggu (16/3/2014) pukul 04.00 WIB, saya terus dihantui mimpi buruk. Hampir tiap malam memimpikan korban," tuturnya, Selasa (25/3/2014).
Pakaian itu, merupakan baju yang dikenakan korban saat dibunuh dan diperkosa di hutan Kampung Pedurenan RT 001 RW 02 Kelurahan Kali Mulia, Kecamatan Cilodong, Depok.
Dia pun melihat jelas wajah korban. "Saya lihat wajahnya marah,“ jelas Pepen.
Hal yang sama diungkapkan Syarifuddin. Dia berkali-kali mengaku dihantui bayang-bayang almarhum Anita. Arwah siswi SMK PGRI 2 Cibinong, Kabupaten Bogor itu, terang Syafruddin, membuatnya takut bukan kepalang.
Pria itupun memutuskan untuk tidak tidur di malam hari karena bayang-bayang itu selalu datangnya. “Saya juga didatangi almarhum. Arwahnya marah, datang selalu pada malam hari saat seluruh tahanan tidur,“ ujar Syarifuddin.
“Pengakuan Pepen dan Syarifuddin sendiri bahwa selama ini selalu dibayang-bayangi, diikuti terus oleh almarhum Anita,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Sukma Jaya, Ajun Komisaris I Ketut Gorris kepada Media Indonesia.
Pepen dan Syarifuddin yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek berhasil dibekuk polisi saat tidur, Sabtu (22/3/2014). Pepen dan Syarifuddin saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka. “Pepen dan Syarifuddin kini ditahan di Mapolres Depok, “ tutur Ketut.
Pepen dan Syarifuddin membunuh dan memperkosa Anita karena yakin ilmu hitamnya bakal lebih sakti. Mereka yakin bisa menghilang jika kepergok massa saat melakukan kejahatan, untuk memperdaya gadis-gadis cantik anak baru gede usia SMP dan SMA. Juga sebagai aji kekebalan terhadap senjata tajam untuk memuluskan aksi tersebut.
Keduanya lalu menelpon Anita yang dikenalnya dari jejaring sosial dan mintanya bertemu di SPBU Pondok Rajeg, Kelurahan Kali Mulya, Cilodong, Depok, Minggu subuh. Telpon tersebut direspon. Anita ke lokasi naik motor.
Selanjutnya, Anita, Pepen dan Syarifuddin beranjak dengan menelusuri jalan setapak ke hutan. Setibanya di sana, tali nilon yang telah dipersiapkannya diikatkan ke leher Anita hingga akhirnya tewas. Setelah tewas Anita diperkosa dan digilir kedua tersangka. Batu giok Pepen dan Syarifuddin dicelupkan ke alat kelamin Anita, membawa pulang celana dalam Anita. Selain itu, keduanya juga membuang identitas korban. (Kaisar Rajaguguk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)