medcom.id, Jakarta: DKI Jakarta kekurangan tenaga pengawas untuk mengawasi keselamatan kerja di seluruh perusahaan di Ibu Kota. Saat ini, hanya ada kurang dari 100 tenaga.
"Jumlah pegawai pengawas yang fungsional se-DKI itu hanya 65," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, Priyono, saat dihubungi Metrotvnews.com, Rabu 22 Maret 2017.
Mereka tersebar di lima wilayah DKI. Yakni di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan.
Baca: Lift Jatuh di Blok M Dugaan Polisi Masih Kelebihan Muatan
Dengan pembagian itu, praktis di satu Suku Dinas hanya ada 11 pengawas. Sementara pekerjaan mereka mengawasi ribuan perusahaan, baik kecil menengah dan besar. "Yang harus diawasi itu perusahaan kecil, menengah dan besar. Jumlahnya ada 30.000 lebih," imbuh Priyono.
Lebih lanjut ia mengatakan kalau kekurangan tenaga pengawas bukan hanya menjadi masalah di Jakarta. Jika ditinjau pada data nasional, hanya ada 1.000 lebih personil yang ditugaskan di posisi itu.
Priyono lantas menyoal kebijakan moratorium PNS sebagai penyebab utama. Pada 1999 saat dirinya bertugas di DKI Jakarta, di tiap Sudin ada 22 hingga 25 pengawas.
Jumlah total yakni sekitar 150 pegawai, semakin berkurang karena tak bertambah akibat moratorium dan banyak yang pensiun. "Karena yang ada pun terbatas dan setiap tahun ada yang pensiun," sebutnya.
Petugas berjaga di lokasi jatuhnya lift di lantai basement Blok M Square, Jakarta, Jumat (17/3)--MI/ARYA MANGGALA
Lift di Blok M Square jatuh selepas salat Jumat, 17 Maret 2017. Lift sebenarnya hanya memiliki kapasitas 24 orang, tetapi dipaksa diisi 35 orang. Tanda peringatan beban berlebih kala itu telah berbunyi, namun diabaikan.
Dari pemeriksaan closed circuit television (CCTV), korban di dalam lift berjumlah lebih dari 30 orang.
medcom.id, Jakarta: DKI Jakarta kekurangan tenaga pengawas untuk mengawasi keselamatan kerja di seluruh perusahaan di Ibu Kota. Saat ini, hanya ada kurang dari 100 tenaga.
"Jumlah pegawai pengawas yang fungsional se-DKI itu hanya 65," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, Priyono, saat dihubungi
Metrotvnews.com, Rabu 22 Maret 2017.
Mereka tersebar di lima wilayah DKI. Yakni di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan.
Baca: Lift Jatuh di Blok M Dugaan Polisi Masih Kelebihan Muatan
Dengan pembagian itu, praktis di satu Suku Dinas hanya ada 11 pengawas. Sementara pekerjaan mereka mengawasi ribuan perusahaan, baik kecil menengah dan besar. "Yang harus diawasi itu perusahaan kecil, menengah dan besar. Jumlahnya ada 30.000 lebih," imbuh Priyono.
Lebih lanjut ia mengatakan kalau kekurangan tenaga pengawas bukan hanya menjadi masalah di Jakarta. Jika ditinjau pada data nasional, hanya ada 1.000 lebih personil yang ditugaskan di posisi itu.
Priyono lantas menyoal kebijakan moratorium PNS sebagai penyebab utama. Pada 1999 saat dirinya bertugas di DKI Jakarta, di tiap Sudin ada 22 hingga 25 pengawas.
Jumlah total yakni sekitar 150 pegawai, semakin berkurang karena tak bertambah akibat moratorium dan banyak yang pensiun. "Karena yang ada pun terbatas dan setiap tahun ada yang pensiun," sebutnya.

Petugas berjaga di lokasi jatuhnya lift di lantai basement Blok M Square, Jakarta, Jumat (17/3)--MI/ARYA MANGGALA
Lift di Blok M Square jatuh selepas salat Jumat, 17 Maret 2017. Lift sebenarnya hanya memiliki kapasitas 24 orang, tetapi dipaksa diisi 35 orang. Tanda peringatan beban berlebih kala itu telah berbunyi, namun diabaikan.
Dari pemeriksaan closed circuit television (CCTV), korban di dalam lift berjumlah lebih dari 30 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)