medcom.id, Jakarta: Terminal Terpadu Pulo Gebang akan diresmikan pada akhir tahun. Terminal terbesar di Indonesia itu rencananya diresmikan Presiden Joko Widodo.
"Peresmian 20 Desember ini oleh Presiden. Selama ini Terminal Pulo Gebang belum beroperasi normal karena banyak fasilitas yang belum dilengkapi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2016).
Peresmian Terminal Pulo Gebang kerap tertunda karena banyak kendala. Seperti kerusakan sistem teknologi informasi (TI) dan rendahnya pengawasan terhadap terminal bayangan.
Sebenarnya, sejak 7 Juli lalu penumpang tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak bisa berangkat lewat Terminal Pulogadung atau Terminal Rawamangun. Seluruh bus tujuan tersebut harus melalui Terminal Pulo Gebang.
Namun, hanya ada 35 PO yang beroperasi di terminal yang diklaim terbesar se Asia Tenggara itu. Jauh dari target, yakni 250 PO.
"Lalu kios-kios enggak ada pembeli, jumlah pedagang berkurang, bahkan tutup. Jumlah kios bergantung pada pembeli, jumlah pembeli bergantung pada bus yang masuk, bus yang masuk sedikit," ujarnya.
Terminal Pulogebang. Foto:MI/Immanuel.
Pria yang akrab disapa Soni ini sudah menyiapkan kebijakan agar toko dan loket terisi penuh. Rencananya, Pemprov DKI akan memberikan insentif bagi pedagang. Soni juga meminta terminal bayangan ditertibkan agar seluruh PO dapat beroperasi di Terminal Pulo Gebang.
Salain itu, fasilitas rambu lalu lintas di Terminal Pulo Gebang masih minim. Soni yang menjabat Dirjen Otonomi Daerah di Kementerian Dalam Negeri memperkirakan, dibutuhkan anggaran Rp880 juta lagi untuk merevitalisasi semua fasilitas yang rusak.
"Butuh sekitar Rp880 juta lagi untuk memperbaiki itu semuanya, supaya ready," kata Soni.
Peresmian terminal yang berdiri di atas lahan 15 hektare itu kerap mengalami penundaan. Penundaan Terminal Pulo Gebang pernah terjadi pada 23 Juni 2012, 27 Mei 2014, 6 Mei 2015, 3 Juni 2015, dan 18 Juli 2016.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/9K5GmJab" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Terminal Terpadu Pulo Gebang akan diresmikan pada akhir tahun. Terminal terbesar di Indonesia itu rencananya diresmikan Presiden Joko Widodo.
"Peresmian 20 Desember ini oleh Presiden. Selama ini Terminal Pulo Gebang belum beroperasi normal karena banyak fasilitas yang belum dilengkapi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2016).
Peresmian Terminal Pulo Gebang kerap tertunda karena banyak kendala. Seperti kerusakan sistem teknologi informasi (TI) dan rendahnya pengawasan terhadap terminal bayangan.
Sebenarnya, sejak 7 Juli lalu penumpang tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak bisa berangkat lewat Terminal Pulogadung atau Terminal Rawamangun. Seluruh bus tujuan tersebut harus melalui Terminal Pulo Gebang.
Namun, hanya ada 35 PO yang beroperasi di terminal yang diklaim terbesar se Asia Tenggara itu. Jauh dari target, yakni 250 PO.
"Lalu kios-kios enggak ada pembeli, jumlah pedagang berkurang, bahkan tutup. Jumlah kios bergantung pada pembeli, jumlah pembeli bergantung pada bus yang masuk, bus yang masuk sedikit," ujarnya.

Terminal Pulogebang. Foto:MI/Immanuel.
Pria yang akrab disapa Soni ini sudah menyiapkan kebijakan agar toko dan loket terisi penuh. Rencananya, Pemprov DKI akan memberikan insentif bagi pedagang. Soni juga meminta terminal bayangan ditertibkan agar seluruh PO dapat beroperasi di Terminal Pulo Gebang.
Salain itu, fasilitas rambu lalu lintas di Terminal Pulo Gebang masih minim. Soni yang menjabat Dirjen Otonomi Daerah di Kementerian Dalam Negeri memperkirakan, dibutuhkan anggaran Rp880 juta lagi untuk merevitalisasi semua fasilitas yang rusak.
"Butuh sekitar Rp880 juta lagi untuk memperbaiki itu semuanya, supaya
ready," kata Soni.
Peresmian terminal yang berdiri di atas lahan 15 hektare itu kerap mengalami penundaan. Penundaan Terminal Pulo Gebang pernah terjadi pada 23 Juni 2012, 27 Mei 2014, 6 Mei 2015, 3 Juni 2015, dan 18 Juli 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)