medcom.id, Jakarta: Sehari jelang uji coba penghapusan jalur 3 in 1, para joki masih berkeliaran di sejumlah tempat. Mereka rela kucing-kucingan dengan petugas.
Di Jalan Mataram, Jakarta Selatan, Senin pagi 4 April, misalnya, memang sudah tidak terlihat joki 3 in 1 berdiri di pinggir jalan. Sebab petugas Suku Dinas Sosial berjaga di wilayah itu.
Tapi, dua pria berkemeja menjinjing tas berjalan di trotoar menuju Jalan Jenderal Sudirman. Dia sesekali melambaikan tangan ke arah kendaraan roda empat yang lewat.
Dua pria berpakaian ala pekerja kantoran itu diduga joki 3 in 1. Namun, keberadaannya luput dari pantauan petugas Suku Dinas Sosial.
Selain gayanya tidak seperti joki 3 in 1 pada umumnya, posisi dua pria itu lumayan jauh dari petugas Suku Dinas Sosial. Kepada Metrotvnews.com, kedua pria itu membantah sebagai joki 3 in 1.
"Saya lagi menunggu teman," katanya.
Jalan Pintu Satu Senayan sepi dari joki 3 in 1, Senin 4 April 2016. Foto: MTVN/Arga Sumantri
Lalu, Metrotvnews.com ke Jalan Pintu Satu Senayan. Pukul 09.00 WIB, satu mobil Suku Dinas Sosial parkir di seberang Plaza FX. Keberadaan mobil itu membuat joki 3 in 1 kabur.
Pukul 09.45 WIB, petugas pergi. Para joki 3 ini 1 dari berbagai usia kembali berjejer di Jalan Pintu Senayan, meski waktu berlakunya jalur 3 ini 1 tinggal 15 menit.
"Tadi saat ada petugas kami kabur dulu. Sekarang sudah pergi, lumayan masih ada 10 menit," kata Urip, joki 3 ini 1.
Pukul 10.00 WIB waktu pemberlakuan jalur 3 in 1 selesai. Satu per satu joki 3 in 1 pergi.
Joki 3 in 1 punya banyak cara untuk menghindari razia, namun tetap bisa mencari pengguna jasa. Selain bergaya pegawai kantoran, ada juga joki yang berkomunikasi dengan pemilik mobil menggunakan telepon genggam.
Joki 3 in 1 seperti ini biasanya sudah punya pelanggan. Sulastri, pemilik warung di Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan, sangat mengetahui trik joki 3 in 1 untuk menghindari razia.
Setiap hari, joki 3 in 1 berdiri di sepanjang jalan di depan warungnya. Ia mengatakan, joki yang sudah memiliki pelanggan membuat janji melalui telepon genggam bertemu pengendara di suatu tempat.
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="en"><p lang="in" dir="ltr">PAM Antisipasi Joki 3.in 1 bersama Unit Dinsos Jl.Yusuf Adiwinata <a href="https://twitter.com/JupanROYTER">@JupanROYTER</a> <a href="https://twitter.com/basuki_btp">@basuki_btp</a> <a href="https://twitter.com/BeritaJakarta">@BeritaJakarta</a> <a href="https://twitter.com/Posko29">@Posko29</a> <a href="https://t.co/YZZMG8HymK">pic.twitter.com/YZZMG8HymK</a></p>— SATPOL PP JAK-PUS (@PolPPJakPus) <a href="https://twitter.com/PolPPJakPus/status/714274342113136640">March 28, 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
Pemerintah DKI Jakarta era Sutiyoso mengeluarkan kebijakan 3 in 1 untuk membatasi kendaraan yang melintasi kawasan tertentu pada hari kerja. Hanya mobil yang berisi tiga orang yang bisa melintasi jalur 3 in 1.
Jalur 3 in 1, yakni Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan sebagian di Jalan Gatot Subroto.
Pada 2003, waktu berlakunya jalur 3 in 1 pukul 07.00-10.00 dan 16.00-19.00 WIB. Pada 2004, waktu jalur 3 in 1 pada sore hari berubah dari 16.30-19.00 WIB.
Mobil-mobil ini mencari joki 3 in 1 di Jalan Pintu Satu Senayan, Senin 4 April 2016. Foto: MTVN/Arga Sumantri
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) Purnama berencana menghapus kebijakan ini. Ia menilai 3 in 1 tidak mengurangi kepadatan arus lalu lintas.
Niat Ahok menghapus jalur 3 in 1 semakin kuat setelah Polres Jakarta Selatan mengungkap kasus joki 3 in 1 mengeksploitasi anak. Tersangka saat menjadi joki 3 in 1 membawa bayi yang diberi obat tidur.
"Zat yang diberikan berbahaya. Mending lebih macet, tetapi anak-anak itu selamat," kata Ahok 28 Maret.
Pekan lalu, Pemerintah DKI Jakarta sudah mensosialisasikan rencana penghapusan jalur 3 in 1. Mulai besok, Pemerintah akan uji coba penghapusan jalur 3 in 1 tahap pertama hingga 8 April. Uji coba tahap dua 11 April hingga 13 April.
medcom.id, Jakarta: Sehari jelang uji coba penghapusan jalur 3 in 1, para joki masih berkeliaran di sejumlah tempat. Mereka rela kucing-kucingan dengan petugas.
Di Jalan Mataram, Jakarta Selatan, Senin pagi 4 April, misalnya, memang sudah tidak terlihat joki 3 in 1 berdiri di pinggir jalan. Sebab petugas Suku Dinas Sosial berjaga di wilayah itu.
Tapi, dua pria berkemeja menjinjing tas berjalan di trotoar menuju Jalan Jenderal Sudirman. Dia sesekali melambaikan tangan ke arah kendaraan roda empat yang lewat.
Dua pria berpakaian ala pekerja kantoran itu diduga joki 3 in 1. Namun, keberadaannya luput dari pantauan petugas Suku Dinas Sosial.
Selain gayanya tidak seperti joki 3 in 1 pada umumnya, posisi dua pria itu lumayan jauh dari petugas Suku Dinas Sosial. Kepada
Metrotvnews.com, kedua pria itu membantah sebagai joki 3 in 1.
"Saya lagi menunggu teman," katanya.
Jalan Pintu Satu Senayan sepi dari joki 3 in 1, Senin 4 April 2016. Foto: MTVN/Arga Sumantri
Lalu, Metrotvnews.com ke Jalan Pintu Satu Senayan. Pukul 09.00 WIB, satu mobil Suku Dinas Sosial parkir di seberang Plaza FX. Keberadaan mobil itu membuat joki 3 in 1 kabur.
Pukul 09.45 WIB, petugas pergi. Para joki 3 ini 1 dari berbagai usia kembali berjejer di Jalan Pintu Senayan, meski waktu berlakunya jalur 3 ini 1 tinggal 15 menit.
"Tadi saat ada petugas kami kabur dulu. Sekarang sudah pergi, lumayan masih ada 10 menit," kata Urip, joki 3 ini 1.
Pukul 10.00 WIB waktu pemberlakuan jalur 3 in 1 selesai. Satu per satu joki 3 in 1 pergi.
Joki 3 in 1 punya banyak cara untuk menghindari razia, namun tetap bisa mencari pengguna jasa. Selain bergaya pegawai kantoran, ada juga joki yang berkomunikasi dengan pemilik mobil menggunakan telepon genggam.
Joki 3 in 1 seperti ini biasanya sudah punya pelanggan. Sulastri, pemilik warung di Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan, sangat mengetahui trik joki 3 in 1 untuk menghindari razia.
Setiap hari, joki 3 in 1 berdiri di sepanjang jalan di depan warungnya. Ia mengatakan, joki yang sudah memiliki pelanggan membuat janji melalui telepon genggam bertemu pengendara di suatu tempat.
Pemerintah DKI Jakarta era Sutiyoso mengeluarkan kebijakan 3 in 1 untuk membatasi kendaraan yang melintasi kawasan tertentu pada hari kerja. Hanya mobil yang berisi tiga orang yang bisa melintasi jalur 3 in 1.
Jalur 3 in 1, yakni Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan sebagian di Jalan Gatot Subroto.
Pada 2003, waktu berlakunya jalur 3 in 1 pukul 07.00-10.00 dan 16.00-19.00 WIB. Pada 2004, waktu jalur 3 in 1 pada sore hari berubah dari 16.30-19.00 WIB.
Mobil-mobil ini mencari joki 3 in 1 di Jalan Pintu Satu Senayan, Senin 4 April 2016. Foto: MTVN/Arga Sumantri
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) Purnama berencana menghapus kebijakan ini. Ia menilai 3 in 1 tidak mengurangi kepadatan arus lalu lintas.
Niat Ahok menghapus jalur 3 in 1 semakin kuat setelah Polres Jakarta Selatan mengungkap kasus joki 3 in 1 mengeksploitasi anak. Tersangka saat menjadi joki 3 in 1 membawa bayi yang diberi obat tidur.
"Zat yang diberikan berbahaya. Mending lebih macet, tetapi anak-anak itu selamat," kata Ahok 28 Maret.
Pekan lalu, Pemerintah DKI Jakarta sudah mensosialisasikan rencana penghapusan jalur 3 in 1. Mulai besok, Pemerintah akan uji coba penghapusan jalur 3 in 1 tahap pertama hingga 8 April. Uji coba tahap dua 11 April hingga 13 April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)