Jakarta: Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Dani Anwar membantah hanya partainya yang ingin pemilihan wakil gubernur (wagub) DKI tertutup. Dia menyebut fraksi lain juga setuju dengan sistem tertutup.
Tak ada fraksi yang ingin voting saat rapat pimpinan gabungan (rapimgab) pada Selasa, 18 Februari 2020, dibuka ke publik. Usulan pemilihan tertutup justru pertama kali diajukan Ketua Fraksi Golkar Basri Baco.
"Prolog dia (Baco). 'Teman-teman pasti tahu arah politik Golkar dukung siapa. Tapi untuk fair play, kita tertutup'," kata dia menirukan Baco, dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu, 22 Februari 2020.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono juga mendukung opsi tersebut. Kesimpulannya, tak ada fraksi yang mendukung voting terbuka.
Dani menyebut fraksi-fraksi belum menentukan sikap. Dia pun menilai voting tertutup membuka ruang lobi untuk menentukan pengisi kursi DKI-2.
"Bahasanya Gembong, silahkan lakukan lobi dengan gesit," imbuh dia.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik. Foto: Medcom.id/Cindy
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik mempertanyakan sikap PKS yang mengotot pemilihan wakil gubernur DKI digelar tertutup. Sebab, mekanisme tertutup rawan politik uang.
"(Fraksi PKS) diajak terbuka tidak mau, maunya tertutup. Kita mempertanyakan ada apa tertutup?" kata Penasihat Fraksi Gerindra DPRD DKI M Taufik di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat 21 Februari 2020.
Baca: Gerindra Pertanyakan PKS Ngotot Cawagub DKI Dipilih Tertutup
Taufik membeberkan awalnya hampir semua pihak sepakat proses pemilihan digelar terbuka dalam rapat Fraksi Gerindra dan PKS beberapa waktu lalu. Namun, PKS tetap memaksa proses tertutup.
"Ya sudah biar cepat (selesai), Gerindra melanjutkan keinginan PKS," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Jakarta: Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Dani Anwar membantah hanya partainya yang ingin pemilihan wakil gubernur (wagub) DKI tertutup. Dia menyebut fraksi lain juga setuju dengan sistem tertutup.
Tak ada fraksi yang ingin voting saat rapat pimpinan gabungan (rapimgab) pada Selasa, 18 Februari 2020, dibuka ke publik. Usulan pemilihan tertutup justru pertama kali diajukan Ketua Fraksi Golkar Basri Baco.
"Prolog dia (Baco). 'Teman-teman pasti tahu arah politik Golkar dukung siapa. Tapi untuk
fair play, kita tertutup'," kata dia menirukan Baco, dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu, 22 Februari 2020.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono juga mendukung opsi tersebut. Kesimpulannya, tak ada fraksi yang mendukung voting terbuka.
Dani menyebut fraksi-fraksi belum menentukan sikap. Dia pun menilai voting tertutup membuka ruang lobi untuk menentukan pengisi kursi DKI-2.
"Bahasanya Gembong, silahkan lakukan lobi dengan gesit," imbuh dia.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik. Foto: Medcom.id/Cindy
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik mempertanyakan sikap PKS yang mengotot pemilihan wakil gubernur DKI digelar tertutup. Sebab, mekanisme tertutup rawan politik uang.
"(Fraksi PKS) diajak terbuka tidak mau, maunya tertutup. Kita mempertanyakan ada apa tertutup?" kata Penasihat Fraksi Gerindra DPRD DKI M Taufik di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat 21 Februari 2020.
Baca:
Gerindra Pertanyakan PKS Ngotot Cawagub DKI Dipilih Tertutup
Taufik membeberkan awalnya hampir semua pihak sepakat proses pemilihan digelar terbuka dalam rapat Fraksi Gerindra dan PKS beberapa waktu lalu. Namun, PKS tetap memaksa proses tertutup.
"Ya sudah biar cepat (selesai), Gerindra melanjutkan keinginan PKS," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)