medcom.id, Jakarta: Fungsi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) belum optimal. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap akan membangun RPTRA di tiap kelurahan. Sebab, Pemerintah ingin mengubah permukiman padat penduduk menjadi taman interaktif.
Staf Bidang Taman Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Dimas Aryo mengatakan, syarat wajib sebuah kota menyandang kota layak anak adalah keberadaan taman interaktif. Ditengah padatnya hunian penduduk, sarana dan prasarana publik bagi anak penting dibangun di Jakarta.
Pemerintah DKI akan memprioritaskan pembangunan RPTRA di kawasan padat penduduk. "Prioritas Pemprov DKI membangun (RPTRA) di kawasan padat penduduk yang tidak memiliki taman. Seperti di Gandaria Selatan, dulunya kawasan padat sekarang kita bangun taman," kata Dimas kepada Metrotvnews.com, di kantornya, Jalan Aipda KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016).
Kawasan padat penduduk Ibu Kota. Foto: Antara/Rosa Pangabean
Selain kawasan padat penduduk, wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi juga menjadi target pembangunan RPTRA. Kegiatan-kegiatan pemuda dan anak-anak setempat diharapkan dapat tersalurkan secara positif di RPTRA.
"Kami akan bangun RPTRA di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Disana daerah rawan tawuran," ujar Dimas.
Ia mengungkapkan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) ditunjuk menjadi pengelola kegiatan di RPTRA. BPMPKB akan menyediakan enam tenaga pekerja harian lepas (PHL) di masing-masing RPTRA.
"Enam orang itu membantu dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan dan program-program PKK," katanya.
Fungsi RPTRA Belum Optimal
Sementara itu, fungsi RPTRA Kenanga yang terletak di Jalan Tidore, Cideng, Jakarta Pusat, belum berjalan optimal. Padahal, RPTRA seluas 1.653 meter per segi itu merupakan RPTRA pertama yang dimiliki Pemprov DKI.
Sekretaris RW O5, Kelurahan Cideng, Handi Maulana mengatakan, RPTRA sudah berdiri satu tahun. Namun fungsi RPTRA sebagai sarana berkumpulnya kegiatan warga belum maksimal. Sebab, seluruh kegiatan dikelola oleh PHL.
RPTRA Kenanga sepi. Foto: MTVN/Whisnu
"Dulu Pak Ahok (Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama) pernah bilang, warga yang mau hajatan silahkan gunakan RPTRA. Sampai sekarang enggak ada yang menggunakan itu. Ngurusnya ribet ke pengelola," kata Handi.
Menurut Handi kegiatan warga harus menyesuaikan dengan kegiatan yang diadakan pengelola. Makanya, kegiatan hari besar dan keagamaan jarang menggunakan RPTRA. "Kami seperti tamu di rumah sendiri," jelasnya.
Berdasarkan pantauan Metrotvnews.com, fasilitas RPTRA Kenanga di antaranya taman bermain anak, musala, lapangan futsal, aula, ruang laktasi, perpustakaan dan lainnya.
medcom.id, Jakarta: Fungsi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) belum optimal. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap akan membangun RPTRA di tiap kelurahan. Sebab, Pemerintah ingin mengubah permukiman padat penduduk menjadi taman interaktif.
Staf Bidang Taman Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Dimas Aryo mengatakan, syarat wajib sebuah kota menyandang kota layak anak adalah keberadaan taman interaktif. Ditengah padatnya hunian penduduk, sarana dan prasarana publik bagi anak penting dibangun di Jakarta.
Pemerintah DKI akan memprioritaskan pembangunan RPTRA di kawasan padat penduduk. "Prioritas Pemprov DKI membangun (RPTRA) di kawasan padat penduduk yang tidak memiliki taman. Seperti di Gandaria Selatan, dulunya kawasan padat sekarang kita bangun taman," kata Dimas kepada
Metrotvnews.com, di kantornya, Jalan Aipda KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016).
Kawasan padat penduduk Ibu Kota. Foto: Antara/Rosa Pangabean
Selain kawasan padat penduduk, wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi juga menjadi target pembangunan RPTRA. Kegiatan-kegiatan pemuda dan anak-anak setempat diharapkan dapat tersalurkan secara positif di RPTRA.
"Kami akan bangun RPTRA di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Disana daerah rawan tawuran," ujar Dimas.
Ia mengungkapkan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) ditunjuk menjadi pengelola kegiatan di RPTRA. BPMPKB akan menyediakan enam tenaga pekerja harian lepas (PHL) di masing-masing RPTRA.
"Enam orang itu membantu dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan dan program-program PKK," katanya.
Fungsi RPTRA Belum Optimal
Sementara itu, fungsi RPTRA Kenanga yang terletak di Jalan Tidore, Cideng, Jakarta Pusat, belum berjalan optimal. Padahal, RPTRA seluas 1.653 meter per segi itu merupakan RPTRA pertama yang dimiliki Pemprov DKI.
Sekretaris RW O5, Kelurahan Cideng, Handi Maulana mengatakan, RPTRA sudah berdiri satu tahun. Namun fungsi RPTRA sebagai sarana berkumpulnya kegiatan warga belum maksimal. Sebab, seluruh kegiatan dikelola oleh PHL.
RPTRA Kenanga sepi. Foto: MTVN/Whisnu
"Dulu Pak Ahok (Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama) pernah bilang, warga yang mau hajatan silahkan gunakan RPTRA. Sampai sekarang enggak ada yang menggunakan itu. Ngurusnya ribet ke pengelola," kata Handi.
Menurut Handi kegiatan warga harus menyesuaikan dengan kegiatan yang diadakan pengelola. Makanya, kegiatan hari besar dan keagamaan jarang menggunakan RPTRA. "Kami seperti tamu di rumah sendiri," jelasnya.
Berdasarkan pantauan
Metrotvnews.com, fasilitas RPTRA Kenanga di antaranya taman bermain anak, musala, lapangan futsal, aula, ruang laktasi, perpustakaan dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)